11

1K 90 7
                                    

Hari ini mereka bekerja di kedai hingga malam menjelang,semua kantor telah tutup, jalanan pun nampak sepi saat ini.

Taehyung terlihat tengah membersihkan meja-meja,sedang Seokjin sedang menghitung uang dengan beberapa buku di depannya.

"Tae...uang yang terkumpul saat ini sudah cukup untuk membayar cicilan terakhir di bank dan juga membeli bahan masakan,dan ini sisa nya " ucap Seokjin masih sibuk memperhatikan catatan di depannya.

"Hmm..ya kau atur saja"sahut Taehyung acuh sambil mengelap beberapa mangkuk.

"Ck,bisakah kau serius sedikit Tae? Beginikah sikapmu setelah semua yang kita lewati? Dengar Tae,aku bekerja denganmu itu karna aku kasihan padamu jangan pikir aku akan bersikap manis padamu,aku masih tidak sudi walaupun hanya berteman,kita adalah partner dalam pekerjaan sebatas itu saja." Ketus Seokjin.

Taehyung terdiam membeku setelah mendengar ucapan Seokjin.hatinya bagai tersayat belati.Ia pun membalikan tubuh lalu menatap ke arah Seokjin.

Sedang Jimin yang baru saja datang setelah membeli minuman kaleng hanya bisa menatap bingung ke arah Seokjin dan Taehyung bergantian.

"huh...bertengkar lagi" batin Jimin.

Seokjin yang sejak tadi sibuk mencatat pun menoleh ke arah Taehyung dengn heran karna merasa risih di tatap oleh Taehyung.

"Maafkan aku Jin,aku mungkin terlalu berhayal untuk dapat bersama denganmu,tapi maaf Jin,aku tidak pernah meminta untuk kau kasihani" ucap Taehyung lalu berlari keluar kedai.jantungnya berdetak kencang,matanya mulai mengeluarkan cairan bening.

Sedang Seokjin masih terdiam melihat sikap Tehyung yang pergi begitu saja .
Seokjin lalu mulai merapihkan buku-buku dan beberapa kertas di mejanya.rasa bersalahnya muncul,hatinya juga merasa tidak enak tapi,Seokjin masih kesal karna kejadian semalam.meskipun perasaan bencinya telah menipis saat ini.

"Kau kelewatan Jin" ucap Jimin lalu berlari menyusul Taehyung dengan membawa serta sepeda motor Taehyung.sesal Seokjin makin bertambah namun ia pun tak dapat berbuat apa-apa.

.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini Taehyung telah sampai lebih dulu di kedai bersama dengan Jimin.ia mulai mempelajari kembali beberapa menu masakan baru yang telah di catat oleh Seokjin.

Beberapa kali saja Taehyung gagal dan lalu mulai lagi membuat yang baru hingga berhasil lagi satu menu selama satu bulan sudah beberapa menu yang Taehyung kuasai.Taehyung adalah orang yang tak pernah lelah untuk belajar.

"Oh...kau sudah datang,baguslah..." ucap Seokjin yang baru saja datang,Taehyung hanya diam dan melirik Seokjin sebentar lalu lanjut memasak kembali.

"Oh iya,besok kita ada pesanan makanan ringan Tae,sore ini kita tidak bisa membuka kedai dan harus mulai membuat pesanan" ucap Seokjin.

"Ya,baiklah" sahut Taehyung tanpa menoleh ke arah Seokjin.
Seokjin mulai jengah dengan sikap Taehyung yang seolah mengabaikan dirinya,ia tak terbiasa di perlakukan seperti itu oleh Taehyung.

Perlahan Seokjin mendekat ke arah Taehyung,namun Taehyung seakan tau dan pergi dari dapur menghindari Seokjin.
Hingga siang menjelang dan para pelanggan mualai berdatangan untuk makan siang.

Senyum palsu pun Taehyung tampakan demi kedai kecil miliknya tetap ramai.
Hingga jam makan siang telah selesai,kedai pun mulai sepi

Tak lama berhenti sebuah mobil mewah tepat di depan kedai milik Taehyung.lalu turunlah pria tampan berjas rapih dari dalam mobil berdiri menatap kedai kecil itu lalu bersmirk.

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang