5

1.1K 106 6
                                    

Taehyung benar-benar telah kehilangan akal sehat.ia telah berada di titik terendah dalam kehidupannya sekarang.hanya cemoohan dari ayahnya dan Jungkook yang kini seperti berputar di telinganya.

"Maafkan aku Eomma..." ucapnya lalu mencoba melangkahkan kakinya ke udara agar dirinya terjatuh di tengah mobil-mobil yang lalu lalang di bawah sana.

Namun dengan cepat sebuah tangan menarik tangan Taehyung dengan kencang hingga Taehyung jatuh tersungkur di sisi belakang tubuhnya.
Taehyung terisak,ia menangis sejadi-jadinya di sisi jembatan itu sambil meringkuk meratap.

Beberapa menit sudah Taehyung menangis di sana hingga terdengar suara memecah keheningan.

"Ck,bodoh....kau masih saja bodoh Kim Taehyung....apa kau tidak malu menangis seperti itu?" ucap pria bertopi dan berhoodie hitam yang berdiri di samping tubuh Taehyung.

Taehyung terkejut setelah mendengar ucapan pria itu.ia menghentikan tangisnya.

"Su-suara itu.....tidak...tidak mungkin...." ucapnya dalam hati lalu dengan perlahan ia berdiri dan mengangkat pandangannya memandang wajah orang di depannya.

"Se-seokjin....be-benarkah itu kau?"Taehyung terbelalak melihat orang yang selama ini ia rindukan berada tepat di depan matanya.
Dengan cepat Taehyung mendekap erat tubuh Seokjin air matanya lagi-lagi tak dapat di bendung,ia menangis tersedu-sedu dalam pelukan Seokjin.

"Ck,bisakah kau lepaskan aku sesak...lagi pula siapa yang memperbolehkanmu memelukku brengsek!" ucap Seokjin ketus.

Perlahan Taehyung melepaskan dekapannya dan menatap kembali wajah Seokjin.

"Maaf,aku-aku terlalu merindukanmu aku tidak percaya dapat bertemu lagi denganmu disini.."ucap Taehyung yang tertunduk sambil menghapus air matanya.

"Ayo....." ucap Seokjin tanpa melihat ke arah Taehyung.

"Seokjin kita akan kemana?"tanya Taehyung yang membuntuti Seokjin dari belakang.

"Kita akan mati bersama"ketusnya sambil terus berjalan,sedang Taehyung hanya menunduk malu mengingat kelakuan bodohnya tadi.

Mereka berjalan hingga sampailah di sebuah perkampungan,Seokjin menghentikan langkahnya dan membuka gerbang sebuah rumah dan masuk ke dalam.

Taehyung yang bingung hanya terdiam memandang bangunan itu.

"Kau mau masuk tidak! Cepatlah" bentak Seokjin yang di jawab anggukan oleh Taehyung lalu dengan segera masuk ke dalam gerbang.

Seokjin menaiki tangga di luar rumah menuju lantai dua dan masih diikuti Taehyung di belakangnya.

"Duduklah,tunggu aku di sana dan jangan berani masuk atau kau akan aku buat tidak bernafas betulan" ancam Seokjin sambil menunjuk bangku panjang di luar kamarnya.

Taehyung hanya dapat mengikuti perintah Seokjin ia duduk sambil menatap langit di depan kamar berukuran kecil yang di tempati Seokjin.

Tak lama kemudian,Seokjin keluar dengan membawa susu hangat di tangannya.
"ini minumlah" ucap Seokjin dengan wajah sinis.

"Terimakasih" ucap Taehyung,lalu mengambil susu dari tangan Seokjin.

"Jangan berfikir aku memaafkanmu,aku hanya tidak mau melihat kematian di depan mataku lagi."

Ucapan Seokjin membuat Taehyung berfikir sejenak,soal kematian siapa yang ia lihat sebenarnya.

"Maaf,fikiranku benar-benar kalut,dan aku tidak dapat berfikir dengan baik"

"Kau tidak pernah berubah,sebenarnya apa masalahmu sampai ingin mati di tempat umum begitu? Apa kau ingin semua orang iba saat melihat mayatmu tergeletak, begitu? " Omel Seokjin dengan wajah yang sangat kesal.

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang