12

911 91 9
                                    

Pagi menjelang walau sang mentari belum nampak muncul di langit.namun tiga orang pemuda tampan itu sudah sibuk di dalam sebuah kedai kecil itu bergantian mengukus kue-kue berbentuk bulan berwarna-warni itu.

"Ini sudah genap lima ratus buah Jin,lalu harus aku tempatkan di mana" tanya Taehyung setelah menghitung kue-kue di atas nampan besar.

"Ini kau masukan ke dalam kardus di sana ya...dan jangan lupa berikan kertas roti dulu di dalamnya" sahut Seokjin yang masih sibuk mengukus kue.

Taehyung dan Jimin dengan sigap mengemas kue itu di dalam dus seperti perintah Seokjin.

Pikiran Taehyung melayang,jika saja dirinya tidak bertemu dengan Seokjin malam itu.mungkin dirinya sudah menjadi abu saat ini.

Rasanya sangat malu mengingat ia pernah meniduri Seokjin secara paksa,dan sekarang berkat Seokjin pula dirinya bisa bertahan hidup.

"Seharusnya..tidak ada alasan aku untuk marah terhadap ucapan Seokjin.aku memang seorang pecundang,pengecut yang bertindak tak menggunakan akal.beruntung saja diriku bisa menemukanmu Seokjin" batin Taehyung dalam lamunannya.

"Tae...TAEHYUNG......" pekik Seokjin saat melihat ke arah Taehyung lalu lari mendekat membuyarkan lamunan Taehyung yang sejak tadi bergumam dalam hati.

"Oh,ada apa Jin..?"Tanya Taehyung yang bingung.

"Ck,bodoh lihat ini tanganmu merah ini nampan panas Tae,apa kau tidak menyadarinya!"omel Seokjin yang buru-buru mengambil air dingin dan sebuah baskom lalu mengguyurkannya ke atas tangan Taehyung,sambil sesekali meniupnya pelan.

Senyum Taehyung merekah di pipinya,melihat seseorang mengkhawatirkan dirinya baru ini ia rasakan untuk pertama kalinya setelah kepergian ibunya.

"Awww..ssh..." Tehyung meringis sakit saat lukanya di olesi salep oleh Seokjin.

Jimin hanya diam sambil menjebikan bibirnya,ia tau Taehyung ia tidak akan selemah itu hanya karna nampan panas.sikapnya hanya di lebih-lebihkan.

"Ah...maaf..maaf,apa sangat sakit? Jika tidak diberikan salep lukanya akan menghitam dan membengkak.kau tahan sedikit ya" ucap Seokjin wajahnya panik saat melihat wajah Taehyung yang kesakitan.

"Tidak apa Jin,terimakasih banyak" ucap Taehyung lirih.

Seokjin tersadar sikapnya mungkin terlalu berlebihan untuk sekhawatir itu pada Taehyung lalu perlahan meletakan tangan Taehyung dan melanjutkan pekerjaannya mengukus kue.

Pukul 07.30 Seokjin dan Taehyung telah selesai mengemas semua kue.dan kini mereka tengah berjalan dengan membawa kue-kue itu,kali ini giliran Jimin yang menjaga kedai.

"Ayo Tae,kita sudah sampai" ucap Seokjin yang menghentikan langkah di sebuah gedung megah tinggi di depannya.

Wajah Taehyung pucat pasi menatap gedung itu."S-Seokjin,bisakah kau saja yang mengantar ke dalam?" ucap Taehyung tergagap.

"Apa? Kau mau aku membawa semuah dus ini? Ingat Taehyung kita juga di minta menata semua kue ini di dalam,jangan konyol Tae ayo masuk" ketus Seokjin lalu berjalan menuju pintu masuk.dengan terpaksa Taehyung mengikuti Seokjin untuk masuk ke dalam dengan wajah tertunduk.

Di depan pintu masuk Seokjin telah di sambut oleh seseorang pria mengajak nya untuk menata makanan di sebuah aula besar yang telah terhias indah dengan bunga-bunga dan beberapa hidangan lainnya.

Di aula itu,nampak telah ramai oleh karyawan yang mulai ternganga dengan kedatangan Taehyung yang berjalan masuk.

Ada yang berbisik,ada yang tertawa mengejek,dan menatap aneh ke arah Taehyung seolah Taehyung adalah badut di sana.

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang