21

814 93 4
                                    

Pagi ini Taehyung telah siap pergi ke kantor perusahaan mendiang sang ayah,berat rasanya Taehyung untuk datang namun,setelah mempertimbangkan dan masukan dari Seokjin dan Jimin Taehyung pun terpaksa datang agar tak terjadi keributan.

Memakai setelan Jas dan sepatu berwarna senada dengan rambut di angkat ke atas menampilkan dahinya membuat Taehyung terlihat sangat maskulin.

"Waahh...Tae...aku hampir tidak mengenalimu" ledek Jimin.

"Hari ini aku pergi dengan Bus,kau bawa saja motorku Jim" ucapnya mengacuhkan ucapan Jimin barusan dan lanjut berjalan ke arah pintu.

"Aku pergi Jim" pamit Taehyung.

"Hmm..ya hati-hati,jangan terpancing emosi Tae"pekik Jimin dari dalam rumah.

Taehyung pun berjalan dengan malas-malasan.membayangkan akan bertemu Jungkook dan keluarganya membuat Taehyung muak.
.

.

.

.

.

Taehyung baru saja turun dari sebuah Bus,ia kini menatap bagian gedung yang menjulang tinggi dengan gagahnya sedang di kepung oleh beberapa pendemo yang membawa beberapa tulisan besar mengecam namanya di sana,para warta berita pun tak kalah banyaknya menunggu hasil keputusan siapa pemilik saham terbesar perusahaan yang sudah mendunia itu.

Taehyung sudah memperkirakan hal ini pasti terjadi,di saat dirinya jatuh dan tidak memiliki apapun,dia juga di hujat oleh semua orang dengan status anak haram di tambah isu bahwa Taehyung adalah penyebab kematian sang ayah.

Benar saja,baru Taehyung melangkahkan kakinya di anak tangga kedua para wartawan langsung menanyainya dengan segudang pertanyaan menyudutkan ke arah Tehyung.

Plok....plok...plok.....plok....

Segerombolan pendemo mulai menimpuki Taehyung dengan telur di tengah para wartawan yang tengah menanyainya.

"Kau tidak boleh meneruskan perusahaan" pekik salah seorang yang tadi menimpuki Taehyung.

"Iya! Dia adalah anak haram hasil perselingkuhan!"

"Dia bukan anak tuan Kim yang sah!"

Hidup Tuan Jungkook !
Hidup Tuan Jungkook !
Hidup Tuan Jungkook !

Taehyung gemetar menahan rasa yang menyeruak di dadanya.

Ia tetap saja berjalan masuk kedalam gedung,tak perduli berapa ratus pasang mata menatap hina pada dirinya.

Hingga sampailah Taehyung di depan pintu ruangan yang paling besar di gedung itu.
Taehyung tak lagi perduli dengan apa yang akan mereka katakan tentang dirinya.lagi pula Taehyung sangat yakin bahwa keputusan finalnya akan jatuh ke tangan Jungkook.

Taehyung lalu membuka pintu,menatap semua orang yang ada di sana,membungkuk dan mendudukan dirinya tepat di depan Jungkook.para pemilik saham lainnya hanya mengulum senyum dan mencibir Taehyung di sana.

"Baiklah tuan,semuanya sudah hadir bisa kita mulai sekarang? Aku tidak tahan dengan bau busuk ini" ucap Jungkook lalu menutup hidungnya diikuti yang lain.

Sang tuan pengacara hanya diam dan mulai membacakan surat wasiat mendiang tuan Kim.

"Teruntuk anak-anak dan kerabatku,dengan wasiat ini aku telah membagi semua aset perusahaan dan kekayaan lainnya dengan se adil mungkin dan tidak dapat di ganggu gugat.yang pertama Seluruh asetku di Itaewon dan hannam dong akan aku serahkan pada Anak pertamaku Taehyung" ucap Sang pengacara dengan tegasnya membuat semua orang yang berada disana terbelalak terkejut tak terkecuali Jungkook yang memukul pahanya kesal.

"Dan,yang kedua seluruh asetku yang berada di Gangnam dan Seodaemun-gu akan aku berikan kepada Anak terakhirku Jungkook,lalu ketiga seluruh asetku di daerah Pyeongchang-dong akan aku berikan kepada Istriku" lanjut sang pengacara membuat yang lainnya berbisik heran dan tak terima.

"Yang Terakhir,untuk Aset kepemilikan saham dari seluruh perusahaan Kim group yang tersebar di beberapa negara di dunia empat puluh persennya akan di serahkan kepada.." suasana hening dengan malasnya Taehyung mendengarka,ia hanya menunduk menatap tubuhnya yang telah kotor.

"Anak tertuaku Taehyung..." ucap sang pengacara,Badan Taehyung mulai gemetar,tangannya dingin,matanya mulai membasah.

Braaaakkkk....

"Apa-apaan ini,bagaimana bisa tuan Kim memberikan saham sebesar itu pada dia,aku sangat tidak setuju!" ucap pria paruh baya di ujung meja sambil menggebrakan meja dan berdiri menantang.

"Ini tidak benar! Dia bukanlah anak kandung tuan Kim,dia tidak pantas menerima semua aset itu!" bentak yang lainnya.

Tempat itu kini ramai bergemuruh dengan hujatan dan cacian yang di tunjukan kepada Taehyung yang hanya bisa diam dengan masih tak percaya dengan apa yang ia barusan.

"BRAAAKKKK....."

pintu ruangan di buka paksa oleh seseorang,dengan nafas tersengal-sengal ia masuk ke dalam ruangan membuat semua orang terperanjat kaget.

"Jin hyung?" ucap Jungkook yang baru saja menoleh ke asal suara.

"Ini...hh....ini adalah bukti BAHWA TAEHYUNG...ADALAH ANAK SAH TUAN KIM!" ucap pria yang ternyata Seokjin sambil memberikan sebuah map dan salinan kertas pada semua orang di sana.

Setelah membaca dengan seksama,semua orang di sana pun terkejut dan terdiam malu

"Bagaimana bisa kau mempunyai hasil tes DNA keluarga Kim? Siapa kau sebenarnya?" tanya pria yang duduk di ujung meja.

"Tidak penting siapa diriku Tuan" Ketus Seokjin.

"Ini...ini tidak mungkin,pasti dia telah merekayasa semua ini" pekik Jungkook sambil menunjuk ke arah Taehyung.

Seokjin yang geram lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu lalu ponsel Jungkook bergetar menerima pesan.

Jungkook membukanya dengan menatap heran karna nama pengirim pesan adalah Seokjin yang berdiri menatapnya penuh emosi di sana.

Pesan suara itu di buka oleh Jungkook dan menempelkan ponsel di telinganya.

"jin hyung....Taehyung hyung itu orang yang bodoh....selama ini aku yang membuat semua usahanya bangkrut hahahaha.....aku yang menyebarkan rumor buruk tentangnya dan aku menghasut ayah agar tidak bekerja sama dengan perusahaan Taehyung hyung..."

Jungkook ternganga,kakinya terasa lemas hingga ia menjatuhkan dirinya dan terduduk di kursinya.ia tak menyangka Seokjin merekam pembicaraan saat dia mabuk waktu itu.

Perlahan Jungkook menolehkan kepalanya menatap Seokjin dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca.

Seokjin kemudian berjalan ke arah Jungkook dan mendekatkan wajahnya ke arah Jungkook membisikan sesuatu.

"mata di bayar mata,jadi lebih baik kau menyetujui keputusan pengacara atau seluruh dunia akan mendengar semua pembicaraanmu tadi" bisik Seokjin lalu mengangkat tubuhnya dengan senyum puas.

Seokjin lalu menarik lengan Taehyung yang sejak tadi hanya diam menunduk tak berkomentar.

"Ayo Tae,kita pergi dari sini.aku jamin kau tidak akan kelaparan jika tidak mengambil harta warisan ayahmu.jadi biarkan saja mereka mengambil dan menikmati atas semua hak mu semoga saja mendiang tuan Kim di langit tidak menangis melihat semua menjadi seperti ini " Tegas Seokjin sambil menatap satu persatu orang di sana,Seokjin menatap mereka dengan tatapan sinis.

Taehyung pun menuruti ucapan Seokjin,ia perlahan berdiri dan bergegas berjalan melewati semua orang di dalam ruangan itu yang kini tertunduk malu,malu karna Taehyung terbukti bukan anak hasil perselinhkuhan,dan malu atas ucapan Seokjin yang seolah menilai mereka semua adalah orang yang tamak akan harta dan kekuasaan.

Para pendemo satu persatu membubarkan diri setelah Seokjin melemparkan hasil DNA pada para pendemo di tambah Seokjin juga memperlihatkan hasil tes DNA asli yang langsung di abadikan oleh para wartawan.

Dengan cepat Taehyung di naikan ke sepeda motor yang telah di tunggu oleh Jimin di sana karna penuhnya para wartawan sangat sulit bagi Taehyung untuk pergi dari sana kecuali dengan menggunakan sepeda motor.


SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang