9

1K 112 7
                                    

"Tae...aku pikir kita harus mencari karyawan setidaknya satu orang,bagaimana menurutmu?" tanya Seokjin serius.

"Aku pun berfikiran sama Jin,pelanggan kita makin hari makin bertambah,dan juga pesanan makanan juga semakin banyak jumlahnya"
Ucap Taehyung sambil mengurut pelipisnya.

"Permisi apa disini ada lowongan pekerjaan untukku?"ucap Seseorang yang sebenarnya sejak tadi menguping pembicaraan mereka berdua.

"Jimin....." pekik Taehyung lalu memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

"Tae.....kau membuatku sesak bodoh hahaha" ucap Jimin sambil memukul-mukul bahu Taehyung.

"Maafkan aku Jimin,aku sangat merindukanmu.bagaimana kabarmu?" Tanya Taehyung dengan mata berkaca-kaca.

"Aku baik Tae,tadinya aku tinggal di desa bersama ibuku dan bekerja di sana tapi aku tidak betah dan pergi lagi kesini mencarimu,aku minta maaf sudah pergi begitu saja Tae" terang Jimin dan Taehyung hanya menggeleng sambil menepuk-nepuk bahu Jimin dengan air mata yang menggenang di matanya.

"Oiya...kau...." ucap Jimin sambil menunjuk ke arah Seokjin dengan ragu.

"Aku Seokjin,kau masih mengenali aku?" ucap Seokjin lalu tersenyum.

"Ya Tuhan,ini benar Seokjin yang dulu? Maafkan aku untuk kesalahanku sebelumnya" ucap Jimin lalu membungkuk penuh sesal.

"Sudahlah Jimin,tidak perlu begini,ayo kemari duduklah " ucap Seokjin menghampiri Jimin sambil mengibaskan tangannya agar Jimin berhenti menunduk,lalu mengajak Jimin untuk duduk.

"Kenapa Jimin di maafkan begitu saja,sedangkan aku sudah hampir tujuh tahun belum juga di maafkan ck,tidak adil " gerutu Taehyung dengan suara pelan namun masih dapat di dengar oleh Seokjin.

Mereka bertiga mengobrol dengan asiknya hingga tak terasa malam semakin larut.

"Jadi kedai ini benar-benar hasil kerja keras kalian berdua? Sudah ku bilang kan Tae,kau harus melepas restauranmu itu."ucap Jimin kesal.

"waktu itu aku sedang tidak dapat berpikir dengan baik Jim" sahut Taehyung.

"kau mau pulang ke mana dengan tas sebesar itu? " tanya Taehyung.

"Itu....eh...aku juga belum tau hehehe" jawab Jimin sambil menggaruk tengkuknya.

"Tinggal saja bersama Taehyung,dia sendirian dan di rumahnya ada dua kamar.tidak apa-apa kan Tae?" ucapan seokjin benar-benar bagai perintah untuk Taehyung ia pun hanya bisa mengangguk pasrah.

"Tapi bagaimana? Aku bisa bekerja bersama kalian kan? Aku juga bisa mempromosikan makanan kalian di media sosial" ucap Jimin penuh semangat.

"Wah..idemu sangat bagus Jimin" ucap Seokjin senang.

"Sudah ayo kita pulang,besok kita harus mempersiapkan pesanan makanan untuk besok sore, kita juga tidak bisa menutup Kedai.kita sangat si...buk..."ucap Taehyung lalu berlalu keluar kedai membuat Seokjin menghela nafas dan menggelengkan kepalanya,sedang Jimin hanya bisa terkekeh melihat tingkah Taehyung.

"Syukurlah dia sudah berubah jauh lebih baik sekarang,aku harap semua orang juga akan bersikap baik kepadanya seperti dulu" ucap Jimin lalu ekapresinya berganti sedih.

"Ayo Jimin kita pulang" sahut Seokjin lalu bergegas jalan menuju keluar kedai.

.

.

.

.

.

Di rumah Taehyung,Jimin dan Taehyung sedang asik meminum soju sambil mengobrol malam itu.

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang