Avery sudah mandi, berkeramas dan memakai pasta gigi baru yang dibelikan papanya selepas pindahan. Gadis itu masih di depan cermin lemari plastik portable bergambar animasi jerapah, tengah menyisir rambutnya. Sebenarnya Avery bisa saja bermanja-manja minta dimandikan sang Papa misalnya, atau meminta papanya memilihkan pakaian mana yang akan dikenakan. Akan tetapi, Avery pasti mendapatkan penolakan jika sepagi ini mengganggu rajutan mimpi pria yang pernah pacaran dengan mamanya itu.
Namun, Avery cukup terkejut dan menjadi penasaran, aroma lezat dan wangi berasal dari dapur darurat di lantai dua ini. Gadis kecil itu keluar dari kamar dan menemukan seseorang memakai celemek gambar bebek warna kuning cerah, berdiri di depan meja tungku.
"Apa kau papaku atau hantu yang mirip dia?" tanya Avery tiba-tiba.
Pria yang hampir saja melempar spatula itu mengelus dadanya sekali, lalu menatap Avery. "Kau mengagetkanku! Mana ada hantu seganteng aku?"
Avery tersenyum sembari mengangguk, "Iya juga, semuanya jelek."
"Kenapa ke sini?"
"Perut Avery berontak karena aroma enak ini!" seru gadis kecil berkucir dua memanjat kursi kayu yang lumayan tinggi. "Itu apa? Kok enggak gosong?"
"Kau menghinaku? Cicipi aja, enggak kalah sama masakan chef!" seru pria yang dipanggil Avery sebagai papa.
Avery mengambil sendok bergagang panjang di meja dapur, menyendok sedikit kuah kental berwarna kuning pekat itu. Avery mencecap rasanya, kemudian bergidik menatap papanya.
"Asiiin!" seru Avery masih bergidik sambil turun perlahan mengambil air minum.
"Masa, sih? Jangan boong!"
Ansell mengambil sendok yang ditinggalkan Avery dan mencicipi masakannya, dan benar rasanya sangatlah asin hingga membuat tengkuknya merinding. Avery tertawa melihat reaksi papanya, lalu bertanya mau diapakan jika sudah begitu? Dibuang sayang, dimakan serasa uji nyali. Ansell hampir saja membuang masakannya, hasil menonton tutorial membuat kari ayam simpel gagal total. Akan tetapi, Ansell mencari akal bagaimana masakan itu tetap bisa dimakan.
Ansell menambahkan sedikit air dan gula, kemudian mencicipinya lagi, masihlah terasa asin di lidah. Kegiatan itu berlangsung sampai empat kali, Ansell hampir saja menyerah jika masih terasa asin. Avery mengacungkan jempol yang disusul dengan kekepoan dirinya untuk mencicipi sekali lagi, rasa asinnya pas dan bisa dinikmati.
"Tumben kalian akur sepagi ini?" tanya Stewart yang datang dalam keadaan sudah rapi.
"Eksperimen, hampir gagal." Ansell memberi tahu.
"Itu bisa dimakan kan?" tanya Stewart.
"Kau meragukanku?" tanya Ansell yang seolah akan menerkam Stewart.
"Ayo, makaaan!" seru Avery memutus perdebatan keduanya.
Avery mengambil roti dua lapis, menuang kari ayam yang tampak menggiurkan. Stewart meragu di awal, sampai Avery membantu memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Stewart terkejut karena biasanya tak begini, rasanya enak dan benar bisa dimakan.
"Dapat ilmu dari mana bisa buat makanan manusia seenak ini?"
"Sialan!" Ansell melempar gumpalan tisu yang tadinya untuk mengelap noda di tangannya.
•
Bagi Kimaya, bepergian sendirian itu menyenangkan, karena tidak ada yang menunggunya pulang lalu memarahinya. Namun, akan jadi masalah jika Ansell yang melakukannya, terlebih lagi sekian dari skandal itu, Avery masih menjadi pusat perhatian para netizen. Gadis kecil yang cerewet itu seolah menjadi magnet bagi mereka yang tak menyukai kesuksesan Ansell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✓ (END)
Romance21+ | Update sebisanya ∆Don't Copy My Story∆ Kimaya tak percaya lagi dengan cinta sejak bercerai dengan suaminya. Perekonomiannya amburadul dan terpaksa menyewakan lantai satu dan dua rumah peninggalan orang tuanya kepada seorang pengusaha kuliner...