Novi pikir dengan membatasi semua akses Jason dari hidupnya, membuat pria itu berhenti mengganggunya. Ia baru saja meneguk kenikmatan menikah dengan Daffin, sudah mengalami hal yang buruk seperti ini. Kehamilan yang tak diduganya menimbulkan banyak problema, terlebih lagi itu bukanlah anak Daffin, melainkan jason, meskipun Novi sendiri belum seratus persen yakin. Pikiran Novi tak fokus ke pekerjaannya, justru melalang-buana tentang hasrat dirinya yang ingin melaukan tes DNA.
Hal itu disampaikannya pada dokter kandungan yang direkomendasikan Daffin, sontak tidak setuju dengan keinginan Novi, dikarenakan bisa mengancam keselamatan janin juga tak mengantongi izin dari suaminya, Daffin. Novi mendesah beberapa kali hingga rekan kerjanya yang bersama melakukan kunjungan kerja ke Indonesia menoleh.
"Kenapa, Nov? Mabuk pesawat?" tebak rekan kerjanya.
"Enggak kok, hanya bosan saja," tanggap Novi.
"Sebentar lagi kita sampai kok, Nov. Enggak selama itu," kata rekan kerjanya memberi semangat.
Novi hanya mengangguk. Ia senang dengan kehamilannya, tetapi hamil bukan hasil bercinta dengan Daffin sama saja dengan mimpi buruk, terlebih untuk pernikahannya yang baru seumur jagung. Setiba di bandara, Novi berharap tak ada hal yang isa menambah beban pikirannya, nyatanya tidak! Justru semakin bertambah, sebab netranya menemukan sosok pria yang tak ingin ditemuinya melambaikan tangan padanya.
"Itu siapa, Nov? Kenal ya?"
"E, itu ... so-sodaraku," jawab Novi bingung.
"Oh, kukira siapa gitu, tampak akrab sekali," kata rekan kerja Novi satunya.
Pria memakai kemeja santai bermotif batik dan memakai kacamata itu tersenyum mendekati Novi, "Aku kira masih lama datangnya. Apa masih mual?"
"Wah, sodaramu perhatian sekali ya, Nov."
Jason melirik ke arah Novi dan tersenyum, "Tentu saja, jarang kami ini bertemu. Oh ya, kalian akan menginap di mana?"
"Kami sudah check in ke salah satu hotel terdekat dari tempat tujuan kami, jadi kami akan ke sana sekarang."
"Mau kuantar, sekalian menjemput Novi untuk pulang ke rumah, bibi dan pamannya sudah rindu berat." Jason mengambil alih koper dan tas Novi, seolah menekan Novi melarangnya protes.
Ini enggak bener, tapi dia pasti tak akan membiarkanku pergi gitu aja, Daffin tolong aku!
"Apa tidak keberatan?"
"Tentu saja tidak." Jason mempersilahkan mereka memimpin langkah di depan, sementara mereka di belakang.
"Wah! Trima kasih banyak."
Jason berkata jika akan mengambil kendaraannya dahulu bersama Novi, sedangkan rekan kerja Novi menunggu di lobi bandara. Novi melepas rengkuhan Jason ketika sudah tak ada jarak pandang rekan kerjanya, sebab merasa risih akan sikap Jason. Pria itu tersenyum dengan sikap balasan Novi yang tak sesuai dengan ekspektasinya, pun merengkuhnya lagi, tetapi kini lebih kuat dan erat.
"Jangan maca-macam, Jason! Aku bisa saja menelepon Davin dan menceritakan kelakuan bejat temannya ini!" Novi masih berusaha melepas dekapan erat Jason.
"Coba saja, aku justru penasaran gimana reaksinya, siapa tahu kita bisa ... threesome," bisik Jason di akhir kalimat pada telinga Novi.
Novi menatap horor ke arah Jason, "Kau pria tergila yang pernah aku temui! Aku nyesel banget waktu itu terlena karena nafsu, mempertemukanku dengan setan berwujud iblis sepertimu!"
Novi berhasil melepaskan tangannya dari dekapan Jason, tetapi tidak dengan bibirnya, sudah dilumat habis oleh Jason. Novi melepaskan diri sebisa mungkin sambil mengumpat, anehnya ia tak bisa membohongi dirinya sendiri, mengapa justru mendambakan tubuh sempurna Jason. Sepanjang jalan, Novi lebih banyak diam daripada ngobrol dengan pria itu, hingga akhirnya dua rekan Novi sudah diantar ke hotel dan tersisa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✓ (END)
Romance21+ | Update sebisanya ∆Don't Copy My Story∆ Kimaya tak percaya lagi dengan cinta sejak bercerai dengan suaminya. Perekonomiannya amburadul dan terpaksa menyewakan lantai satu dan dua rumah peninggalan orang tuanya kepada seorang pengusaha kuliner...