Disembunyikan-24

315 85 21
                                    

Novi menatap manik mama mertua yang begitu serius memperhatikan reaksinya. Putri kedua dari keluarga cukup mampu di Indonesia itu tersenyum menutupi kegygupannya.

"Ma ... Novi tahu bener kalau Mama itu masih enggak nganggep sebagi keluarga, karena Mama belum benar-benar merestui pernikahanku sama Daffin. Ya, enggak harus nuduh aku kayak gini juga, Ma," elak Novi berusaha tetap tenang dan waras.

Sharon menghela napas. "Apa kau yakin, Nov?"

"Kenapa harus yakin segala, sih, Ma? Aku ya jelas yakin."

Sharon mengeluarkan ponselnya dari tas, membuka layar terkunci dan memperlihatkan saah satu foto di galeri ponselnya. "Coba kautengok ini, sekejab."

Novi melihat ponsel mama mertuanya, layar menampilkan foto Daffin yang tergeletak tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Jika Novi tak salah ingat, waktu itu Daffin ditabrak oleh salah satu pengendara mobil yang mabuk sewaktu pulang pertemuan dengan klien.

Dirinya, Queen dan Wenda berusaha menenangkan Kimaya, bahwa kondisi suaminya bakal membaik karena dokter di rumah sakit Singapura punya kredibilitas yang unggul. Novi menatap mama mertuanya sembari tersenyum.

"Ini adalah foto Daffin saat terluka karena kecelakaan malam itu 'kan, Ma?"

"Ya, kami mengira dia hanya mengalami kecelakaan biasa, tetapi dia harus dioperasi."

Novi merasa heran, sebab seingat dirinya dahulu, Kimaya tak bercerita jika Daffin harus operasi. "Operasi? Operasi buat apa ya, Ma? Seingat Novi, Kimaya enggak cerita kalau Daffin bakal dioperasi?"

"Daffin bukan hanya mengalami cedera di tangan, kepala dan kakinya saja, tetapi akibat cedera di bagian testisnya kami meminta Kimaya menyetujui operasi itu dan menyembunyikannya."

Novi terdiam dan berujar, "Jadi, maksudya daffin dioperasi tanpa dia sadari gitu? Kok aku enggak tahu soal ini ya, Ma? Kimaya juga enggak cerita soal ini."

"Karena kau bukanlah keluarga kami, kau waktu itu hanya sebatas teman baik Kimaya saja, tapi karena kau menikung Kimaya jadi, seenggaknya mama udah cerita sekarang kan?"

"Tapi kami udah bercinta berkali-kali dan enggak ada masalah soal itu, Ma? Novi enggak percaya."

"Pada intinya, Daffin ngalamin gangguan repoduki sel sperma, dia akan sulit mendapatkan anak. Jangan tanya soal Kimaya yang kemungkinan mandul, enggak. Daffin-lah yang tidak akan punya anak dan anehnya kau ... hamil. Kau hamil anak siapa?" Sharon mengatakan hal itu dengan sedikit gemas.

"Mama, aku ...."

"Katanya kau mencintai Daffin? Kenapa kau tidak bisa setia seperti Kimaya? Aku sebagai wanita sekaligus mama Daffin kecewa luar biasa. Bisa-bisanya kau hamil dengan orang lain dan menikah dengan Daffin. Apa salah Daffin? Apa keluargamu tahu soal ini?"

Novi tak segera menjawab cecaran mama mertuanya soal janin di dalam rahimnya, terutama pula keluarganya di Indonesia tak ada yang tahu soal dirinya yang pernah khilaf melampiaskan nafsunya pada orang lain.

"Aku ... aku minta maaf, Ma."

"Jadi, benar itu bukan anak Daffin dan kau menikahi Daffin untuk apa? Bukanlah sia-sia Daffin menikahimu, bahkan membeli semua perlengkapan bayi karena mengira jika itu adalah anaknya?!"

Novi menangis dan meraih tangan mama mertuanya, "Ma, novi mohon jangan kasih tahu Daffin soal ini, ya?"

"Kau masih bisa berharap tetap bisa menjadi istrinya setelah kau melakukan hal jahat ini padanya? Kau itu manusia apa setan?" Sharon meniggalkan meja dan keluar dari cafe, membiarkan Novi dengan pikirannya yang kalut.

Infinity ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang