Aksi - 17

352 85 1
                                    

Kimaya melongo melihat Ansell meninggalkan Avery di sisinya dengan begitu mudahnya. Avery menatap Kimaya dan mengangkat kedua bahu, tanda si gadis kecil itu tak tahu harus bersikap bagaimana jika tak ada Kimaya.

"Nasib punya papa seorang artis, ada enggak enaknya," keluh Kimaya pada Avery. Gadis kecil itu hanya mengangguk.

Suara jepretan kamera mengagetkan Kimaya dan Avery, seorang pria berkumis dan memakai topi memotret lagi keduanya.

"Kau siapa? Apa kau ada izin memotret kami?" tanya Kimaya.

"Frank. Aku wartawan SitusNews, kurasa Ansell punya skandal baru lagi."

Kimaya mengulurkan tangannya, "Kemarikan kameramu, aku tidak mengizinkan siapapun mengambil gambarku tanpa izin."

Pria itu memundurkan langkahnya hendak pergi, tetapi Kimaya dengan sigap memegang kamera digital dan melepaskannya dari leher sang Pria, lalu menghapus gambarnya bersama Avery tadi. Pria bernama Frank tampak tak menyukai sikap Kimaya yang tak ia kira, pikirnya jika kekasih Ansell biasanya akan memasang wajah sok cantik dan sok baik, kali ini beda.

"Sudah berapa lama kau berhubungan dengan Ansell?" tanya Frank yang sudah terlanjur kecewa.

"Aku berhak tidak menjawab pertanyaanmu, terlebih kita tidak saling kenal. Permisi," kata Kimaya menggandeng Avery pergi ke restoran di mana kedua temannya menunggu.

Wenda dan Queen terperangah melihat kedatangan Kimaya yang tak sendirian, melainkan bersama Avery yang notabene sudah dijemput papanya. Kimaya melewati meja mereka, justru ke meja kasir untuk memesan makanan untuknya dan Avery. Avery mengekori ke mana Kimaya pergi, awalnya, kemudian duduk di depan Wenda dan Queen yang jelas meminta penjelasan mereka.

"Kok dia di sini?"

"Tadinya dia sama papanya," jawab Kimaya sembari membawa nampan berisi dua porsi makanan cepat saji.

"Trus?"

"Dia dikejar fans, ternyata dia terkenal, ya?" tanya Kimaya polos.

"Setahuku, sih, dia emang udah dikenal banyak orang. Ternyata ada warga Indonesia yang kenal sama dia, ya. Dia artis terkenal donk kalau gitu? Apa seharusnya aku minta tanda tangannya trus dijual, laku kayaknya."

Wenda mendorong pipi kanan Queen yang bicara mengada-ada. "Awas! Ntar jatuh cinta beneran sama tuh artis."

Queen tertawa. "Ngadi-ngadi!"

"Papaku emang terkenal, Bi. Ganteng dan sedikit unik aja."

Wenda, Queen dan Kimaya tertawa tertahan. Dalam pikiran mereka, Ansell benar-benar adalah seorang artis, bukan sok artis dan keempatnya tak tahu bagaimana nasib Ansell yang dikejar fans, yang jelas mereka tengah berada di mall dan menyenangkan diri sendiri. Avery bahkan memberi ide bagaimana jika mereka menonton bioskop setelah ini? Ide itu langsung disambut baik oleh Queen, Kimaya dan Wenda.

•••

Ansell baru saja usai menelepon Stewart, perihal keadaannya yang dikejar-kejar fans Indonesia yang begitu frontal dan menggebu. Jika Ansell tak melindungi diri, mungkin barang pribadinya hilang semua. Ansell pikir, keluar dari mall akan segera menemukan taksi agar bisa segera sampai di hotel, nyatanya tidak. Ia mulai berjalan dan kebingungan bagaimana sampai di hotel lagi, pun bertanya pada satpam yang berjaga dan memberinya jalan keluar. Ansell dipesankan taksi oleh satpam dan bisa kembali ke hotel lagi.

"Avery di mana?" tanya Ansell pada Kimaya di seberang.

"Masih inget anak ternyata, jemput cepetan."

"Aku sudah sampai di hotel, mereka seperti zombie mengejarku seperti kelaparan, hebatnya lagi ada yang hampir nyolong isi tasku." Ansell bercerita.

Infinity ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang