Gelak tawa Queen, Kimaya dan Wenda memenuhi ruangan rumah Queen, tepatnya bagian ruang makan dekat dapur. Apartmenen rumah Queen sangat nyaman, jelas karena untuk kalangan menengah ke atas, terlebih mama dan papanya inginkan hunian yang tenang dan mempunyai fasilitas oke. Bibi datang sambil membawa nampan ukuran sedang, menata salad buah full parutan keju, tangan Kimaya hampir saja sampai ke mangkuk besar bening itu jika tak ditahan Wenda.
"Yang itu ntar aja, makan ini dulu!" larang Wenda sembari menyingkirkan makanan favorit mereka sambil mengghibah.
"Kalau kaumakan salad buah, kasihan mereka ini loh, dianggurin padahal mereka adalah pejuang mengenyangkan perut kita." Queen berkomentar sambil mendorong piring besar ayam berbumbu cokelat yang ditaburi wijen.
"Sorry, bestie. Mari, kita pindahkan mereka ke alam perut kita," kata Kimaya sembari menggosok tangannya.
"Mari kita makan!" seru ketiga wanita dewasa penuh semangat.
Kimaya, Wenda dan Queen makan dengan lahap, mereka tak lupa mengambil sayur dan kerupuk udang yang dibawa hasil oleh-oleh dari Indonesia. Kimaya berkomentar jika kerupuk udang itu adalah makanan favorit teman makan semua menu. Ia ingat dengan mantan mama mertuanya sewaktu bertemu di negara maritim waktu lalu, mereka berpelukan dan hangout ke tempat-tempat punya spot foto bagus, juga keluhan Sharon soal dirinya dan Novi yang masih belum ada crush positif. Sepulang dari kafe, Mama Sharon mengajak Kimaya ke pasar tradisional dan membeli berbagai macam kerupuk mentah sebagai oleh-oleh kembali ke Singapura, pada awalnya. Namun, ternyata Kimaya tergoda dengan makanan lain seperti keripik mlinjo yang jarang ditemui di sini.
Bibi asisten rumah tangga Queen datang sambil membawa minuman dingin sirup buah warna hijau menggoda dahaga. Bukan hal baru bagi bibi jika Kimaya dan Wenda datang ke rumah, pasti sebagian besar isi kulkas turun, tetapi hal itu tak masalah, sebab persahabatan ketiganya yang tulus lebih berharga dari harga makanan tersebut. Ketiga wanita yang masih ada di meja makan tampak sudah selesai makan, bahkan telah menghabiskan separuh isi baskom besar salad buah. Mereka masih membicarakan topik panas, apalagi kalau bukan soal Dolpin.
"Aku, sih, udah nebak kalau si Novi hamil sama cowok lain, tapi karena dia enggak mau malu donk, jadi tetep maunya nikah sama si Dolpin."
"Tapi, bisa aja bukti itu enggak akurat," celetuk Kimaya.
"Akurat donk, Queen gitu loh! Dia dateng ke sana buat apa coba? Apa dia pura-pura goblok, masuk gitu aja dan yah ...."
"So, menurut bukti yang ada di kantung kita si Novi hamil bukan anak Dolpin. Dolpin tahu enggak? Kalau Mama Sharon tahu, berabe donk, ya? Kok jadi seneng gini, sih?" tanya Wenda merangkum obrolan mereka sambil berjalan ke meja dapur, menaruh bekas makan mereka.
"Iya, bestie!" seru Queen dan Kimaya serempak, kemudian gelak tawa mereka menggema.
Mereka bertiga berpindah ke kamar, tempat favorit kedua Wenda dan Kimaya. Dulu, saat mereka berempat, gazebo samping kolam renang rumah Queen-lah menjadi basecamp mereka, tetapi gazebo itu sudah tidak ada diganti dengan pot-pot bunga milik mama Queen. Bibi asisten rumah tangga hanya menggeleng kepala mendengar keriuhan mereka sepagi ini, tetapi pun bersyukur kemudian, sebab mereka masih mempunyai sikap baik, yaitu menaruh semua bekas sarapan di bak cuci piring. Bibi menengok meja makan hanya ada mangkuk salad buah dikelilingi 3 mangkuk kecil, hanya perlu memasukkannya ke kulkas dan lanjut mencuci piring.
Queen, Wenda dan Kimaya berpindah ke kamar Queen, kamar bernuansa warna pastel, ranjang empuk ukuran sedang, kamar mandi lumayan besar, meja rias di sisi lemari kontainer make up Queen plus ruangan endorse Queen. Kimaya menyentuh salah satu make up dari produsen terkenal tanah air, make up itulah yang menghias wajah Kimaya saat dulu dilamar Daffin. Kimaya mengenakan dress panjang, pun berlengan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✓ (END)
Romance21+ | Update sebisanya ∆Don't Copy My Story∆ Kimaya tak percaya lagi dengan cinta sejak bercerai dengan suaminya. Perekonomiannya amburadul dan terpaksa menyewakan lantai satu dan dua rumah peninggalan orang tuanya kepada seorang pengusaha kuliner...