Kicauan burung serta sejuknya udara pagi menyambut penglihatan Juan. Hari ini ada kegiatan Jumsih atau Jumat bersih semua anak kini berada di luar ruangan ada yang berada di lapang ada juga yang di belakang sekolah membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
Di sekolah ini sudah di sediakan fasilitas kantin yang cukup memadai sangat cukup malah tapi ada saja satu dua anak yang lebih suka makan di luar kantin atau di belakang sekolah bekas sampah plastik yang mereka bawa tidak pernah mereka buang ke tempat nya alhasil semua sampah itu menumpuk.
Tangan mungil Juan mencabut rumput yang tumbuh bebas di dekat dinding musholla, kelas nya kebagian untuk membersihkan sekitar tempat ibadan umat muslim ini para murid perempuan membawa mukena dan juga sarung untuk di cuci di kamar mandi.
Rumput yang ada di tangan nya di buang ke tempat sampah yang di bawa Ajun dari gudang yang lumayan jauh dari tempat ibadan ini tapi Ajun tidak mengeluh dia malah membawa sapu dan menyapu dedaunan yang berjatuhan dari pohon nya seolah dia sudah terbiasa melakukan semua itu.
“Sini aku bantu, gantian kamu pasti cape.”Juan coba membujuk Ajun untuk menyerahkan sapu itu ketangan Juan agar dia bisa beristirahat barang sejenak.
Tapi Ajun menolak,“gak papa biar aku aja, kamu kerjain yang lain biar cepet beres bersih-bersih nya.”
Juan kembali mencabut rumput-rumput yang ada di dekat dinding Musholla dengan tangan putih nan mungil nya.Teman-teman kelas lain menggunakan alat seperti parang dan arit tapi Juan tadi tidak kebagian.
“Sini biar aku yang bersihin, kamu mundur dulu.”Riki dengan parang di tangan nya menebas semua rumput yang Juan cabuti tadi Juan Sampai bertepuk tangan heboh saat melihat apa yang barusan Riki lalukan.
“Wahhh keren keren.”Ucap Juan takjub.anak berlesung pipi itu mengacungkan kedua jempol nya ke depan Riki.
Halaman Musholla sudah bersih tinggal bagain dalam nya saja yang belum selesai di bersihkan.Juan belum melihat Sean dari tadi kemana anak itu Netra indah nya menjelajahi setiap sudut tempat yang ada di sini tatapan nya terkunci hingga dahinya menggerutu samar saat melihat Sean kesusahan membawa sebuah ember berisi air yang di bawa nya kedepan Musholla.
“Terimakasih Sean.”Ucap nona manis yang Juan ketahui bernama Sandra itu. Dia teman sekelas nya,“Ihhhh bau keringet kamuuuu.Sana pergi.”Kata Nona manis itu tidak tahu diri.
Pengusiran itu menjadi penutup penderita Sean anak manis bermata rubah itu menghampiri Juan, Riki dan Ajun yang sedang bersantai di tidak jauh dari nya setelah sampai dengan tidak tahu malunya Sean mengambil minum yang akan masuk ke tenggorokan Riki dengan sekali tarikan meminum nya hingga tandas,“ahhhh seger.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal✓
RandomSeharusnya Juan menyerah pada semesta tapi sisi lain pada dirinya menolak dia juga berhak untuk dilihat untuk diakui. Juan Devano Harchie adik kandung dari Reyhan Danu Adiwangsa. Dari lahir Juan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan Ay...