Bagian 21

410 72 12
                                    

Setetes Embun pagi jatuh membasahi tanah, setelah singgah nya yang cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setetes Embun pagi jatuh membasahi tanah, setelah singgah nya yang cukup lama.Hawa dingin di pagi hari menjadi favorit Abimanyu untuk berolahraga di akhir pekan ini,tentu dengan mengajak anak semata wayangnya.

Nayanika hitam nya melihat ke arah dua insan yang tak muda lagi, mereka bejalan dengan amat pelan,sambil melempar tawa satu sama lain.

Ikatan yang di idam-idamkan oleh banyak orang. Hidup dan menua bersama orang yang kita sayang, siapa yang tidak mau?

Tapi tidak semua pernikahan berakhir bahagia dan mulus seperti yang di gadang-gadang kan.Dalam ikatan pernikahan pasti ada saja ombak kehidupan yang menerjang, entah itu seputar ekonomi ataupun perbedaan pendapat.Tapi itu semua wajar.

Dengan nafas terengah Abimanyu mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada Taman,tangan kanan nya mengelap keringat yang menetes di bagian dahi bahu hingga tangan.Ini sudah putaran ke Sepuluh, tapi anak nya itu belum kunjung datang.

Pergerakan lain terasa di sebelah nya seseorang itu mencoba membuka botol Air mineral yang masih tersegel,Nenek itu terlihat kesusahan tangan nya sampai memerah.“Biar saya bantu, bukakan.”Abimanyu mengambil alih botol mineral itu dan membukanya dengan satu kali putaran Kuat.

“Terima kasih,Nak.”Nenek itu tersenyum ke arah Abimanyu.ia pikir nenek itu akan langsung pergi ternyata tidak dia memilih menetap di sana sebari melempar pertanyaan kepada Abimanyu,“sendirian aja?”

Seharusnya dari dua jam yang lalu Abimanyu tidak sendiri di sini “Enggak,saya lagi nunggu anak saya.”

“Ouh seperti itu.”

Nenek itu kembali fokus ke depan dimana orang-orang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, taman ini memang sangat ramai di kunjungi bukan hanya untuk joging tapi juga bersepeda.

“itu suami saya.”Tunjuk sang nenek.objek yang di tunjuk seperti peka ada seseorang yang memperhatikan nya dia pun melambai kan tangan sambil tersenyum hangat.

Abimanyu melihat ke objek yang di tunjuk oleh nenek itu,binar mata kedua nya sudah cukup menjelaskan bahwa mereka bedua saling mencintai.ia iri,mungkin.

“Tapi dia bukan cinta pertama dan bukan suami pertama saya.”

Abimanyu terhenyak mendengar pernyataan itu.Binar mata yang begitu memuja seakan mereka berdua di satukan dengan cara paling sempurna oleh semesta.Nyatanya di luar dugaan.

“Saya bertemu dia saat Dunia saya hancur, mungkin bukan hanya hancur tapi juga porak-poranda, dengan masa lalu dan kekurangan dia tetap mau menerima saya.”

Belum ada sautan dari Abimanyu seakan kisah itu membuka lebar-lebar kenangan yang Abimanyu berusaha kubur dalam-dalam.“Bukan nya Cinta sejati hanya datang satu kali?”

“Jadi menurut kamu, cinta sejati adalah ketika kita bertemu dengan satu orang dalam hidup, lalu menjalin ikatan pernikahan?”

Menang seperti itu bukan? seperti hidup yang kita jalani sudah berada paling tinggi di atas Piramida kehidupan,“Iya,dan menjadikan seseorang itu sebagai pusat Dunia kita.”Abimanyu tersenyum masam.

Ethereal✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang