[ Jika berkenan dan juga suka dengan FMV nya silahkan like dan Komen, Maaf jelek masih amatir :) ]
Baca pelan-pelan sampai akhir
••••••
Januari itu katanya awal, bunga-bunga bermekaran. Hujan bulan Desember yang akan mulai terlupakan bukan bukan seperti itu maksud nya, hanya saja bulan-bulan setelah Desember adalah periode baru dalam kehidupan.
Kita terus belajar, mengikhlaskan, menerima, menangis. Hingga ada di titik hampir menyerah dan putus asa.
Dalam hidup Juan tidak pernah merasakan di peluk oleh orang yang telah melahirkan nya, hanya pigura usang yang akan menemani di kala rindu melanda.
Tanah yang Juan pijak langkah yang Juan ambil serasa berat, timbul tanya dalam benak nya. Kenapa dulu saat ibu menjemput Juan, ia tak ikut. Kenapa? Mungkin saat ini Juan sedang ada di pangkuan ibu nya bukan berada di tempat ini.
Mimpi itu, ajakan itu bait kalimat yang ibu nya sampai kan."Juan ikut ibu yu nak, kamu berhak bahagia."
Juan berhak untuk bahagia, bahagia yang Juan cari selama ini adalah pengakuan, sebuah pengakuan.
Pengakuan yang hingga sampai kapan pun tak kunjung Juan dapatkan.
Hampir satu minggu lamanya Juan tinggal di jalanan, tidur di emperan toko sekedar untuk mencari tempat tidur dan berteduh.
Pernah satu waktu Juan sedang berjalan tak tentu arah di trotoar dengan tas hitam di punggung nya. Dia menahan lapar dan haus, jika Juan lapar tidak ada pilihan lain selain mencari makan di tong sampah dia memakan makanan bekas orang lain.
Mobil BMW hitam melintas di dekat nya pemuda yang ada di dalam mobil melemparkan bekas cup kopi ke muka nya. Juan tahu mobil siapa itu, mobil itu adalah Reyhan kakak nya.
Tidak adakah kesempatan untuk nya? Sehina itu kan dirinya di mata orang-orang? Juan tak kuas lagi menahan ini semua Juan ingin menyerah pada semesta.
Di bawah sana aliran air begitu deras, mata nya menatap kosong ke bawah sana, Juan naik ke pembatas jembatan hingga akhir nya tubuh nya seakan melayang.
•••••
Warn ;Mengandung kata-kata
kasar dan vulgarSuara Tulus dengan lagu hati-hati di jalan mengalun di cafe Harmonie, cafe ini tidak begitu ramai, hanya ada satu dua orang yang datang.
Perempuan itu mengaduk-aduk jus Lemon kesukaan nya, dia menyedot jus itu tanpa beban seakan tak ada orang yang dia buat terluka.
Jeni mengusap perut nya yang sudah mulai buncit dia benci saat melihat tubuh nya yang gendut seperti ini dia terlihat seperti kudanil, usia nya baru memasuki angka 16 tapi pergaulan nya begitu bebas, hingar-bingar dunia malam sudah tak asing lagi untuk seorang Jeni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal✓
RandomSeharusnya Juan menyerah pada semesta tapi sisi lain pada dirinya menolak dia juga berhak untuk dilihat untuk diakui. Juan Devano Harchie adik kandung dari Reyhan Danu Adiwangsa. Dari lahir Juan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan Ay...