Bagian 24

510 62 8
                                    

Semua orang di kantor ini sibuk mencari nafkah untuk keluarga, hilir mudik yang mengantar berkas ke ruang atasan, mengprint dokumen, atau bahkan hanya menyeduh kopi sekedar menenangkan pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang di kantor ini sibuk mencari nafkah untuk keluarga, hilir mudik yang mengantar berkas ke ruang atasan, mengprint dokumen, atau bahkan hanya menyeduh kopi sekedar menenangkan pikiran.

Tama mengayuh tungkai nya ke ruangan Bumantara untuk memastikan satu hal, sebetulnya bukan memastikan tapi untuk mengajak bernegosiasi.

Kebetulan di ruangan ini juga ada Drupadi yang sedang terawat, lepas sangat lepas sampai mata nya hilang, menyipit.

“Permisi, Saya boleh masuk?” Tama menyembulkan kepalanya di balik pintu, meminta izin untuk masuk ruangan.

Bumantara melihat anak dari adik nya itu, bagian dari dirinya sedikit tersentil saat melihat senyum nya,“Silahkan masuk.”

Komunikasi diantara mereka bisa dibilang buruk sebagian keluarga, jarang berbincang, bertegur sapa pun jarang. Fakta bahwa Tama membeli apartemen sudah di ketahui Bumantara, alasannya pula sudah adik nya beritahukan. Tama hanya ingin mandiri.

Tuan Bumantara mempersilahkan Tama untuk duduk tidak jauh dari Drupadi. Atmosfer di ruangan ini terasa canggung, Tama berdedem untuk menetralkan suaranya agar tidak terdengar serak.

“Saya tidak akan basa-basi.” ucap Tama memulai obrolan,”apa benar, insiden penculikan Juan waktu kecil itu rencana kalian? Oh bukan, tapi tepat nya rencana anda nyonya Drupadi?”

Manusia mana yang tidak akan kaget rahasia yang sudah lama disimpan nya terbongkar? Kejadian itu sudah lama sekali, tapi Drupadi masih ingat betul suara rintihan Juan meminta tolong memanggil Reyhan, hampir saja ia melenyapkan nyawa anak itu tapi Reyhan keburu datang, rencananya berakhir gagal.

“Dan untuk insiden tabrak lari yang menyebabkan Juan tidak sadarkan diri selama dua hari, itu rencana busuk anda bukan, Tuan Bumantara?”

Ternyata Tama belum selesai membongkar kebusukan-kebusukan dua orang ini,“bukan cuma itu, Reyhan di culik dan di sekap di hutan. Itu juga bagian dari rencana kalian.”

Skakmat. Drupadi dan Bumantara tidak bisa berkutik,  untuk mengambil nafas saja rasanya sulit.

Pertanyaan yang sama berputar di otak keduanya, dari mana Tama tahu semua itu? Kedatangan Tama ke Indonesia belum cukup lama tapi kenapa semua rahasia mereka bisa terbongkar habis-habisan?

Jikalau Reyhan—cucunya tahu semua ini, bisa hancur semua rencana mereka untuk menjauhi Juan dari jangkauan Reyhan, tidak bisa itu tidak bisa terjadi.

Drupadi tadi bercerita bahwasanya Reyhan mulai menjauh Juan tandanya sedikit lagi rencana mereka berhasil,“Jangan asal tuduh kamu Tama! Anak kurang ajar!” Bumantara tidak ingin mengaku, selagi tidak ada bukti fisik mereka bedua masih aman.

Tua Bangka! Tama mengeluarkan rekaman CCTV yang memperlihatkan mobil Bumantara masuk ke dalam Vila tempat dimana Reyhan di sekap.“Bukti sudah jelas, itu mobil anda dan anda juga bisa lihat sendiri bagaimana kelanjutan dari rekaman itu.”

Ethereal✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang