Bagian 22

402 65 5
                                    

Suara para siswa mulai membahana memenuhi lapangan out door yang Juan pijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara para siswa mulai membahana memenuhi lapangan out door yang Juan pijak. Pakaian Taekwondo yang dikenakannya mulai basah oleh keringat yang beberapa waktu lalu bercucuran ditubuh nya.

Hari Kamis Jadwal semua Eskul dilaksanakan bukan hanya eskul Taekwondo tapi juga seluruh eskul yang ada di SMP ini,semua nya dilakukan dalam satu hari jadi Wajar saja hari ini lapangan out door maupun indoor penuh.

Rupanya bukan hanya lapangan tapi juga kantin pun penuh dengan Manusia-manusia yang lambung nya minta untuk diisi.

Hanya Juan yang diam termenung di kursi yang ia duduki, perut nya lapar tapi uang nya hanya cukup untuk ongkos nanti pulang ,jika uang ini Juan gunakan untuk membeli makanan.Nanti di harus membawa tubuh ringkih nya bejalan kaki berkilo-kilo meter jauh nya.

Selepas kejadian itu Reyhan benar-benar mendiamkan nya,Juan sudah berusaha meminta maaf berulangkali malah.

Belum jua dirinya mendekat Reyhan sudah membawa langka besar nya ke dalam kamar.Sekecwa itu kan kakak nya kepada Juan?

Hidup Juan berubah sembilan puluh derajat dalam hitungan malam, ini mungkin hanya perasaan Juan saja atau memang benar adanya. Belakangan ini Riki seakan menjauhi nya bukan hanya Riki Sean pun sama.

Tidak,tidak mereka berdua memiliki kesibukan masing-masing,Riki sedang sibuk mempersiapkan turnamen yang akan diadakan di sekolah sebelah dengan tim futsal nya.lalu Sean, anak itu sedang sibuk menghafal naskah berhubung dia mengikuti eskul Drama yang diidam-idamkan sejak dulu.

"Mereka bukan menjauh,mereka hanya sibuk."

Wangi mie ayam menyapa Indra penciuman nya, bukan hanya mie Ayam yang ada di depan nya tapi juga es teh jeruk dingin utuh.

"kenapa dilihat terus?ayo makan."

"buat aku?"

"ya iya, masa buat aku lagi, kan kamu liat tadi aku udah makan."

Ajun Chandra Kusuma menggeser mie ayam dan es jeruk itu ke depan Juan.Wajah Juan sangat pucat bukan hanya pucat tapi juga memerah,Ajun sudah memperingatinya tadi untuk tidak ikut eskul dahulu.

Tapi anak itu sangat keras kepala dia malah melempar senyum jumawa yang mampu membuat Ajun berhenti memarahinya.

"enggak usah, aku nanti makan di rumah aja."

Kebohongan itu sangat ketar terucap dari ranum nya, jangan kan makan ingin minum segelas air putih saja Juan seakan sungkan untung masih ada Bi Inah yang sangat menyayangi nya seperti anak sendiri.

Ethereal✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang