Bagian 20

459 68 4
                                    

Aram temaram Digantara malam ini begitu membuat hati pemuda tampan itu gundah-gulana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aram temaram Digantara malam ini begitu membuat hati pemuda tampan itu gundah-gulana.Sekarang ini Tama sedang berada di Apartemen yang di belinya beberapa Minggu lalu. Tama memang ingin segera pergi dari rumah Bumantara, akan tetapi Tama tidak mengatakan nya langsung lagi pula Ayah nya masih tinggal di sana.

Kamar bernuansa putih Coklat ini sunyi hanya detik dari jarum jam yang mengisi kekosongan yang dua jam lalu, tercipta saat pertama kali Tama masuk ke sini.

Kedua  Tangan nya saling meremas memanjatkan doa kepada yang maha kuasa,agar mahluk kecil di depan nya itu segera membuka mata,“Juan,Ayo bangun.”Tama sedikit menguyur rambut Juan ke belakang dengan gestur yang amat lembut.

Sepulang nya dari kantor tadi, Tama berniat ingin mengajak Juan bermain. Memanjakan anak itu dengan segala yang Tama punya, mejalin ikatan lebih yang bisa membuat Juan nyaman.

Kabar bahwa Drupadi masuk ke rumah sakit membuat hati Tama senang. Dengan begitu Reyhan akan sibuk mengurusi Oma nya itu dan benar saja Reyhan mengirimkan pesan pada Tama untuk menjemput Juan.

Tapi semua itu kini hanya tinggal angan.Setelah menunggu hampir dua jam. Anak manis yang di nantikan kedatangan tidak kunjung keluar dari bangunan tempat nya menimba ilmu, sudah hampir sore perasaan Tama tidak enak Tama harus memastikan keadaan Juan ke dalam.

Kaki nya sudah melangkah ke semua sudut ruangan tapi Tama belum juga menemukan Malaikat kecil nya. sungguh,Tama sangat khawatir.

Lama mencari keringat pun mulai bercucuran. Kemeja yang Tama kenakan sudah basah kuyup dengan keringat.

Di ambang keputusasaan Tama menemukan Juan yang terbaring lemas di sebuah gudang dengan wajah yang pucat.

Juan dinyatakan mengidap Nyctophobia. Tama tahu phobia ini bisa di sebabkan oleh Trauma masa lampau.

“Juan...Mas mohon ayo bangun.”Tirta kini membasahi wajah tampan itu, hatinya seperti di cabik-cabik saat melihat Juan terbaring tak berdaya seperti ini.

Tama belum memberi tahu Reyhan perihal keadaan Juan.Tama ingin saat Juan membuka matanya nanti yang pertama kali Juan lihat adalah dirinya bukan orang lain bukan Reyhan ataupun siapapun itu.

Tangan nya Tama tautkan dengan tangan mungil yang terbaring lemah di atas ranjang .Rapalan doa berulang kali Tama panjatkan dalam hati dan seperti nya Tuhan menjawab doa-doa itu.

Juan melihat ke sekeliling ini bukan kamar nya dimana sebenarnya Juan berada?

kepalanya Kembali di landa pusing sebentar beberapa hari yang lalu Juan sudah pindah ke rumah Oma dan ruangan bernuansa Coklat ini bukan kamar yang ada di rumah Oma nya.

Manik indah Juan mengerjap sekali lagi, ternyata tangan nya di genggam oleh seseorang,“mas Tama.”Ucap Juan ragu-ragu. Takut salah mengucapkan Nama pemuda di depan nya itu.

Ethereal✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang