20 oktober,
Hari dimana pernikahan mereka seharusnya di laksanakan,
Meski belum menyebar undangan pernikahan, tetap saja semua akan tau tentang pernikahan mereka, terlihat dari vendor yang menata semua persiapan pernikahan di taman belakang rumah sakit H-1 pernikahan,Gangtae yang berminggu-minggu sibuk mencari keberadaan yeaji melupakan segala hal, bahkan saking yakinnya jika perempuan itu akan kembali, membuatnya tak membatalkan apapun.
"Gangtae, apa kau sudah makan? Ayo turun kebawah, kita makan dulu, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu" teriak ny.mikyung dari luar kamar yeaji,
Ya, gangtae memutuskan untuk menempati kamar tersebut tanpa memindahkan barang nya dari kamar asal, agar barang-barang yeaji tak tersingkir oleh apapun,
Ia membuka pintu kamar, tersenyum dan mengangguk pada ny.mikyung yang akhir-akhir ini selalu berusaha menghiburnya,
Meski gangtae sempat kesal dengan wanita tua itu,
Ia bukan pendendam,
Ia memilih untuk berdamai dengan sekitar, dan menganggap semuanya adalah kecelakaan, dan kesialan,Bahkan direktur oh juga sudah mendapat maaf darinya,
Meski tak sedekat dulu, tapi dia tetap menjaga hubungan baik dengan pria tua yang terlihat sangat menyesali perbuatannya.
Tak hanya ny.mikyung,
Semua penghuni rumah selalu berusaha mengajaknya berbicara, bercanda dan melakukan sesuatu yang membuatnya melupakan kesedihannya,
Meski kesedihan itu selalu kembali ketika ia sendiri."Hyung nim, dimana nami? Kemarin ia meminta di belikan cookies, aku sudah membawakannya" ujar gangtae di tengah makan malam yang terlihat ramai oleh suara jaesoo,
"Oh dia sudah tidur"
"Secepat ini? Bukankah ia baru akan tidur pukul 9"
"Hari ini dia sangat kelelahan setelah latihan dance, berikan padaku, akan kuberikan padanya nanti, eh maksudku besok pagi saat bangun, dia pasti senang, memakan cookies favorite nya di hari libur, terimakasih gangtae"
Ucap tuan yeon, gangtae hanya mengangguk terdiam,
Meski berbagai cara mereka lakukan untuk mencairkan suasana, tetap saja gangtae tak melakukan respon yang berarti,
Gangtae berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kaos setelah mandi,
Terdengar isakan kecil dari kamar sebelah,
Itu suara nami, gadis kecil itu tidak tidur, ia menangis,Gangtae mendekat ke kamarnya sebelum tuan yeon datang dan menyapa gangtae lalu menutup pintu kamarnya,
Meski pelan, gangtae mencoba mendengar percakapan ayah dan anak itu karna khawatir mereka bertengkar lagi seperti yang dulu pernah terjadi,
"Bukankah appa sudah memberimu waktu menangis sangat lama, kenapa kau belum berhenti hingga sekarang"
kata tuan yeon lembut pada anak perempuannya,
"Appa, aku, aku tak bisa membatasi air mata yang keluar, mereka terus saja mengalir, mereka ikut bersedih karna ku"
Sahut nami polos dan masih sesenggukan,
"Sayangnya appa, sudah ya, kau boleh menangis lagi setelah bangun tidur, sekarang tidurlah, kau tau tadi oppa mu melihatmu menangis, apa kau tak kasihan padanya jika melihatmu seperti ini?"
"Maaf appa, aku hanya sangat bersedih, harusnya besok hari pernikahan eonni dan oppa, dan aku bertugas membawakan bunga, tapi eonni belum juga kembali, huaaaa"
Bukannya menahan, nami semakin keras menangis,
Gangtae yang kembali bersedih langsung masuk kamarnya,
Terserah jika harus dikatakan kekanan-kanakan, dia ingin menangis seperti nami,

KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here for listen (SELESAI)
FantasíaSeperti lantunan lagu dalam bahasa lain, Jika terlalu rumit dan sulit Terkadang hidup tidak perlu di mengerti, hanya cukup di nikmati. -SYJ- Seperti sebuah luka lebam atau berdarah, hanya yang mengalami lah yang tahu rasa sakitnya. -...- Maaf ka...