"Seperti kehilangan separuh jiwa"

326 45 12
                                    

Kejadian menegangkan malam ini sudah berakhir,
Polisi berhasil menyelamatkan seluruh penghuni rumah sakit tanpa resiko apapun,
Tak ada yang hilang dan luka,
Semua baik-baik saja,

Tersisa kegaduhan dari beberapa pasien dengan gangguan trauma yang sudah mendapat penanganan dari beberapa dokter dan perawat jaga.

Meski aman, sayangnya tuan Kim berhasil lolos dan meninggalkan Suncheon tanpa jejak.

Tak terlalu buruk juga kondisi dokter oh hyemi yang sudah mulai pulih setelah di pasang alat oksigen karna sesak dan tremor yang ia alami tiba-tiba saat ikut menangani Yeaji yang dalam kondisi tak sadar serta perdarahan ringan.

Kondisi yeaji sendiri sudah terlihat baik,

Ia harus dirawat setelah mendapat penanganan khusus,

Perdarahan hal yang cukup menakutkan bagi wanita di kehamilan trimester kedua,

Untung saja tak ada hal-hal serius seperti placenta previa (plasenta yg berada di bwh rahim), solusio plasenta (plasenta yg terlepas dari dinding rahim) atau bahkan keguguran,

Ia masih selamat, bayinya masih berada di tempat yang semestinya di usia kandungan yang menginjak 4bulan itu,

Hanya saja  serviks (leher rahim nya) terlalu sensitif Sehingga mudah mendapat perdarahan jika terjadi koyakan yang lumayan kencang, dan mengalami kram di bagian otot vag*na nya,

Itu yang dokter obsgyn jelaskan pada gangtae sesaat setelah yeaji di periksa,

Dokter juga mengatakan jika yeaji harus benar-benar bedrest selama satu minggu ini, tak boleh bergerak terlalu cepat dan beraktivitas apapun,

Yeaji juga sudah di beri banyak resep vitamin serta penguat kandungan,
Sempat panik dan ketakutan,
Kini gangtae terlihat lebih tenang,

Di sebelah yeaji, menemani gadis yang masih tertidur pulas setelah sempat sadar di ruang penanganan dan menangis kesakitan.

"Gangtae oppa, kau baik-baik saja?" Yeaji yang baru bangun dari tidurnya langsung menanyakan keadaan gangtae yang terlihat sangat sehat tak seperti dirinya,

Gangtae yang sedang menunduk melamun sembari memegang tangannya langsung terkejut mendengar suara dan kalimat yang pertama wanita itu ucapkan,

"Yeaji, sayang kau sudah sadar?" Tanya nya linglung,
Jelas-jelas wanita itu sudah membuka mata dan mengucapkan kalimat padanya,

Yeaji hanya mengangguk memberi senyuman ketenangan yang membuat gangtae lega,

"Tadi apa yang kau katakan, haruskah kau khawatir padaku saat keadaanmu sendiri mengkhawatirkan?"

"Aku sudah lebih baik, syukurlah kalau kau baik-baik saja" jawab yeaji lirih,
Mereka hanya saling memandang, tak tau harus mengucapkan apa,
Gangtae masih sama dengan posisi awal,
Memegang tangan kanan yeaji yang tak terpasang infus, dan masih menciumi tangan mungil itu.

"Bagaimana dengannya, apa dia juga baik-baik saja?" Tanya yeaji tiba-tiba, terlihat panik sambil memegang perutnya, mencoba untuk duduk,

Gangtae langsung berdiri dan menghentikan gerakan yeaji, lalu menidurkannya lagi,

"Tenanglah, tetaplah berbaring, kau tak boleh banyak bergerak jika ingin anakku baik-baik saja, tenang ya, anak kita baik-baik saja di dalam sini"

Gangtae mengelus perut buncit yeaji lembut,

"Ia sehat dan sangat kuat, ia hanya sedang marah pada ibunya karna membahayakan dirinya dengan berlarian menaiki tangga"

Yeaji menunduk sedih,
Lalu menatap gangtae dan Menangkup kedua pipi pria itu,

i'm here for listen  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang