Mendengar pengakuan wanita yang pernah sangat ia cintai itu,
Gangtae tak lagi mempertahankan kedinginannya,Ia yang tadinya sempat mengambil jarak dengan eunbin perlahan mendekati gadis itu, menatapnya dalam,
Saling berdiam dan menatap, seperti tak ingin saling kehilangan untuk kedua kali,
Gangtae memegang kedua pundak eunbin dengan erat,
Menatap gangtae dengan senyuman mengembang, ingin sekali ia memeluk lelaki yang sangat ia rindukan ini,
Tapi remasan tangan gangtae di pundaknya terasa semakin kencang, hingga bukan kehangatan lagi yang tersalur melainkan rasa sakit,
"Aku tak peduli lagi dengan perasaanmu" ujar gangtae pelan, tegas dan dingin,
Ia melepas cengkeraman tangannya dengan kasar hingga eunbin hampir terhuyung,
"Aaaw, sakit" sahut eunbin memegang pundaknya kesakitan,
Melihat gangtae yang tak peduli dan jalan menjauh darinya,
Ia segera mengejar dan memeluk gangtae dari belakang,
Mulai menangis,"Gangtae, maafkan aku, kau tau aku tak mungkin bersamamu saat itu, tapi jika sekarang kau membawaku pergi seperti keinginanmu waktu itu, aku akan ikut denganmu, aku sudah tak peduli dengan apapun, keluargamu sangat menyakitiku, aku tak mau hidup dengan mereka lagi, tolong bawa aku pergi" ujar eunbin panjang lebar, mencoba mengingatkan gangtae akan tawarannya yang dulu ia abaikan,
"Bahkan kau mati sekalipun aku sungguh tak peduli lagi"
Sahut gangtae ketus dan melepas dengan kasar tangan eunbin yang melingkari perutnya,
Ia langsung pergi dengan cepat saat tangan eunbin terlepas.Eunbin dengan airmata nya masih berdiam diri ditempat itu,
Tak sanggup lagi bergerak bahkan sesak untuk bernafas,Ternyata patah hati karna di tolak sejahat ini melukai jiwa nya.
Saat itu, ketika tau dirinya hamil, gangtae tetap ingin memilikinya dan mengajaknya pergi jauh untuk hidup bersama,
Tapi eunbin tak mau, ia lebih memilih meminta di nikahi kakaknya yang memiliki masa depan lebih baik darinya yang hanya berpendidikan perawat seperti gangtae dan dirinya.
***
"Kau masih mencintai nya?" Tanya yeaji tiba-tiba, tepat di belakang gangtae, saat gangtae akan masuk kamarnya,
Gangtae yang sedari tadi memasang wajah marah dan dingin langsung berubah lebih lembut dan hangat
"Kau, kau belum tidur?" Tanya nya mengalihkan pembahasan yeaji, mengelus rambut yeaji penuh sayang, memberi senyuman menenangkan,
"Kau terlihat sangat marah padanya, bukankah berarti kau belum bisa melupakannya, kau terlihat masih mencintainya, meski aku lebih cantik darinya, tetap saja hanya dia yang di hatimu, saat dia memelukmu dari belakang, kau memberi jeda untuk membuatnya nyaman berbicara, tak langsung melepasnya" gerutu yeaji
Sembari masuk ke kamar nya, kamar sebelah gangtae yang sangat jelas gangtae dengar,
Gangtae segera menyusulnya,"Sayang, dengarkan aku dulu" gangtae langsung menutup pintu kamar yeaji dan memeluk yeaji dari belakang seperti yang eunbin lakukan padanya tadi,
"Dengarkan aku, maafkan aku untuk semua yang tak kau sukai dari caraku memperlakukannya tadi, aku hanya sedang menahan emosi ku, aku tak ingin terlalu marah hingga menimbulkan kegaduhan, dan kesimpulanmu tentang perasaanku padanya sangat salah, seseorang yang marah dengan masa lalu nya bukan berarti masih mengingat cinta nya, bisa jadi karna yang tertinggal hanya rasa sakitnya, dan rasa sakit jauh lebih lama dihilangkan daripada rasa cinta, aku sama sekali tak mencintainya lagi, lagipula kau memang lebih cantik darinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here for listen (SELESAI)
FantasiSeperti lantunan lagu dalam bahasa lain, Jika terlalu rumit dan sulit Terkadang hidup tidak perlu di mengerti, hanya cukup di nikmati. -SYJ- Seperti sebuah luka lebam atau berdarah, hanya yang mengalami lah yang tahu rasa sakitnya. -...- Maaf ka...