"Gangtae yang menginspirasi"

324 46 8
                                    

Hari ini tepat 6 hari mereka di Boseong,

Hari terakhir yeaji dan gangtae menikmati liburan bersama sebelum memutuskan pulang ke Suncheon, untuk beraktivitas seperti sedia kala, serta menyiapkan pernikahannya,

Ibu yoora yang memaksa mereka
untuk disini saja pun menyerah karna mereka ingin hidup mandiri,
Untung saja yeaji menenangkannya dengan berjanji akan selalu menghubunginya.

Tak lupa tuan moon yang mengatakan pada yeaji untuk menghubunginya jika membutuhkan sesuatu atau menginginkan sesuatu,

Meski ia dan gangtae hidup miskin di Suncheon, mereka tetap memilih bekerja seperti biasa daripada hanya hidup enak dengan banyak uang tanpa bekerja,
Itu terlihat lebih memalukan daripada pengemis di luaran sana,

Tak lupa jihoon yang diam-diam memberi yeaji amplop berisi kartu atm dan tulisan kecil bertuliskan nominal atm yang akan di tambah setiap bulan serta pin nya,

Bertujuan untuk membantu persiapan pernikahan dan kebutuhan yeaji sehari-hari sebagai calon menantu keluarga Moon,

Karna semua yang keluarga mereka miliki juga ada hak gangtae sebagai anak bungsu.

"Kalian hati-hati ya di perjalanan,
Jika ada apa-apa, hubungi eomma, jika sudah sampai hubungi eomma, jika ada waktu senggang hubungi eomma, jika membutuhkan sesuatu hubungi eomma, apapun yang terjadi tetap hubungi eomma, dan satu lagi, kau yeaji, tidak boleh bekerja lagi, apapun itu, kau mengerti? Jika ibu mendengar kau masih bekerja, kau akan ku paksa menemaniku disini"

Kata ibu yoora memeluk keduanya sembari menangis tersedu-sedu,

"Tak usah berlebihan, mereka hanya pergi untuk bekerja, bukan berperang, mereka juga berjanji akan sering mengunjungi kita disini" sahut tuan moon pada istrinya,

"Apa maksudmu aku berlebihan?, apa kau lupa semalam kau juga menangis karna mereka akan segera pergi"

Meski lumayan mengejutkan dan membuat pendengar lain ingin tersenyum mengejek, tapi urung karna suasana sedang mengharukan,

"Yeaji, jangan tinggalkan anakku ya"
Pesan ibu yoora di akhir kalimat,

"Aku tak akan pergi kecuali dia tak menyayangiku lagi eomma" yeaji terkekeh dengan perkataan ya sendiri, membuat gangtae ikut tersenyum dan berbisik padanya,

"Aku tak mungkin berhenti menyayangimu"

***

Mereka dalam perjalanan pulang menuju Suncheon, menggunakan bus, karna Yeaji yang keras kepala ingin menaiki bus seperti saat mereka datang,
Sepanjang perjalanan, mata yeaji selalu tertuju pada pemandangan indah di sebelahnya, Gangtae,

Membuat gangtae yang hanya bermain ponsel pun tersadar jika di pandang,

"Ada apa? Kau terlalu terpesona padaku nona sampai tak berkedip melihatku, hahah"

"Ya, kau benar, aku benar-benar terpesona padamu" di iringi senyuman manis nya yang menjadi favorite gangtae,

"Apa yang kau pikirkan sekarang? Kau terlihat lelah, sebaiknya kau istirahat sebelum sampai, kemarilah, bahu ku kosong, dia hanya berfungsi untuk menopang kepalamu"  tangan gangtae meraih kepala kecil kekasihnya dan menyandarkan di bahunya seperti biasa.

"Jika saja hari itu aku benar-benar mati di bunuh, aku tak akan bisa bersamamu lagi" ujar yeaji pelan, sedikit menarik perhatian gangtae untuk menanggapinya,

"Kau tak akan mati secepat itu sayang,  jika kau mati saat itu, akan kubunuh mereka semua, setelah itu aku akan menyusulmu"

Yeaji tersenyum tenang,

i'm here for listen  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang