Prologue

1.1K 59 2
                                    

Prologue

Sebuah hari di bulan Juni. Hari pertama kembali ke sekolah.

Pemuda berambut hitam legam itu menguap pelan dengan langkah terseret malas mengikuti kerumunan orang di sekitarnya. Kedua tangannya bersembunyi di balik kantung celananya, seperti enggan berkontak dengan hangatnya sinar matahari pagi ini. Matanya menatap sekitar dengan raut datar, memperhatikan remaja seumurannya yang nampak bahagia dan senang karena sekolah di mulai hari ini. Tak seperti dirinya, yang malah mengomel dalam hati karena merasa liburannya terlalu cepat. Tapi sepertinya bukan hanya dirinya yang berpikiran begitu. Ada sosok lain yang membenci hari pertama sekolah sama sepertinya.

"Katakan bahwa ini hanyalah mimpi," pemuda bertanda pengenal bertuliskan 'Keythan Oreon' berucap malas saat sampai di sebelah pemuda itu.

"Ini hanyalah mimpi," Keythan yang mendengarnya mendengus pelan, kemudian merangkul bahu pemuda yang sedari tadi menatap ke arah depan dengan datar. "Terima kasih, aku sangat terharu karena ini hanyalah mimpi. Thanks a lot, Yoziel."

Pemuda berambut hitam legam itu terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu. "You're welcome, young master," Yoziel menekankan ucapannya pada kalimat terakhir yang berhasil membuat Keythan tertekuk lalu memukul kepala yang lebih muda.

"Taruhan, Eden masih bergelung dengan selimut tebalnya saat ini." Keythan berujar dengan tangan masih melingkar pada bahu Yoziel. Perkataan Keythan dibalas anggukan Yoziel, "Typical Eden, what do you expect from him?" lalu mereka tertawa kencang setelahnya. Menertawai teman mereka yang masih belum muncul batang hidunngnya.

Seketika tawa mereka digantikan oleh ringisan sakit saat tangan kurus memukul kepala mereka dengan kencang.

Berdiri di depan mereka saat ini, Eden Elweis, dengan kedua tangan di pinggang. Menatap dua temannya dengan kesal.

"Pagi-pagi itu jangan bergosip." Eden berucap menyindir Keythan dan Yoziel yang masih mengelus kepala mereka. Eden lalu berbalik, melanjutkan langkahnya mendekati gedung megah yang sudah terlihat di depan mata. Meninggalkan Keythan dan Yoziel yang berjalan cepat mengikutinya.

"Pagi-pagi, tuh, jangan melakukan tindak kekerasan!" kali ini Keythan menyindir balik Eden, dan berakhir dengan dirinya yang dikejar oleh Ed yang nampaknya sudah sangat kesal tingkat maksimal pagi ini. Sesekali mereka akan mendapatkan umpatan karena menabrak siswa lain, tapi mereka tak peduli sama sekali.

Yoziel menggeleng pelan melihat tingkah anjing dan kucing yang satu itu. Terkadang Yoziel heran, bagaimana bisa dua orang itu bersahabat dengannya?

Yoziel tertawa kencang saat Keythan berakhir di aspal dengan Ed diatasnya. Keythan menutupi wajahnya dari amukan Ed dengan tas hitamnya. Meskipun tak berhasil, karena Ed malah membenamkan tas itu ke wajahnya, membuatnya kesulitan bernafas. Sepertinya, kejar-kejaran hari ini di menangkan oleh Ed.

Keythan dan Ed terkesiap saat klakson mobil bergaung kencang.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam metalik berada tak jauh di dekat mereka. Sekali lagi mobil itu bergaung, membuat Yoziel segera menarik dua kawannya dari sana.

Hanya ada satu orang yang menaikki mobil semewah itu, dan semua siswa yang melihat kejadian tadi paham bila mungkin saja hari ini adalah hari terakhir dari tiga sekawan itu.

Yoziel membungkuk sembilan puluh derajat, lalu meraih dua bahu temannya untuk ikut menunduk. Bisik-bisik siswa di sekelilingnya ia abaikan.

Baru setelah mobil itu pergi, Yoziel berdiri tegak. Matanya menatap lekat mobil itu menghilang di balik gerbang mewah sekolahnya. Pandangannya terputus saat Keythan menarik tangannya untuk segera berjalan.

Prince on HidingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang