5

243 38 13
                                    

Jonathan melemparkan badannya ke atas kasur. Bajunya masih melekat di badannya, enggan ia ganti dengan kaos lengan pendek yang sudah disiapkan oleh maidnya. Ia terlalu lelah untuk mengganti baju.

Ia menatap langit-langit kamarnya, melamun memikirkan banyak hal.

Ketukan halus menyadarkannya. Nathan menjawab pelan ketukan di pintu dan mendapati Dolian si pelaku pengganggu lamunannya.

"Lebih baik your highness mengganti baju terlebih dahulu," ujarnya sambil melangkah memasuki kamar mewah milik Putra Mahkota itu. Nathan yang mendengarnya membalas dengan berkata 'malas' sebelum meraih remote pendingin udara yang terletak di meja tidurnya. Menurunkan suhunya menjadi suhu terendah. Lalu ia menarik selimutnya, menutupi seluruh badan.

Dolian dibuat heran dengan kelakuan Tuannya itu. Jika pada akhirnya ia akan memakai selimut, untuk apa menurunkan suhu pendingin ruangan? Memang, tidak tahu hemat listrik.

"There are some news and informatin-"

"Report." Lian memutar bola matanya kesal. "Alright."

"Rumor tentang mendiang selir Rosie menyebar di masyarakat-" kalimat Lian terhenti kala melihat tangan Nathan terangkat. Memerintahkannya untuk berhenti.

"Rumor tentang?"

"Bahwa mendiang selir Rosie memiliki seorang anak setelah Pangeran Michael."

Nathan memijit keningnya yang mendadak pusing. Entah siapa yang menyebarkan rumor itu, yang pasti mereka menginginkan sesuatu. "Lakukan seperti apa yang sering kamu lakukan kak," titahnya dibalas anggukan paham Lian.

"Selanjutnya, tentang bros yang kamu suruh untuk periksa. Hasilnya sudah keluar." Nathan langsung merubah posisinya menjadi duduk. Tangannya meraih dokumen yang ada di tangan Lian.

"Dari data itu, bisa dipastikan bahwa emas yang ada merupakan emas murni. Berliannya juga merupakan berlian termahal di negara ini."

"And then?"

Dolian menarik nafas pelan, mencoba menyiapkan hatinya untuk mengatakan hal ini pada pemuda di depannya. "Ditemukan DNA mendiang selir Rosie di sela-sela ukirannya. Dan dari buku laporan harta kepemilikan anggota keluarga kerajaan, mendiang selir Rosie tidak pernah mengenakan bros ini lagi sejak 17 tahun yang lalu. Bros ini adalah bros turun temurun dari nenek buyut selir Rosie dan hanya ada satu di dunia."

Nathan membolak-balikan dokumen ditangannya. Isinya sama persis seperti apa yang dikatakan oleh Lian.

"Dan satu lagi. Ditemukan DNA seorang maid disana." Nathan mendongak, menatap mata Lian memintanya untuk melanjutkan ucapannya. "Siapa?"

Nathan bisa melihat keraguan di mata Lian, seperti enggan memberikan fakta itu padanya.

"Kak, I'm not a kid anymore," ucapnya meyakinkan Lian. Mendorong lelaki yang lebih tua untuk mengatakan hal yang ragu ia katakan.

"It is Miss Noya's DNA. She used to her majesty, the queen's maid, and the closest one with her majesty the queen."

**

Panas terik matahari di bulan Juli. Sungguh, rasanya Keythan ingin segera menceburkan badannya ke kolam renang dirumahnya. Keringatnya bercucuran membasahi dahi dan baju yang ia kenakan. Ia sangat merasa lengket.

"San, main lagi?" Keythan menggeleng cepat sambil melambaikan tangannya di depan dada. "Gak, Ta. Lo aja, gue capek." Asta menggeleng lalu menghampiri pemuda yang seumuran dengannya itu, ikut duduk di sampingnya. Dengan rakus ia meminum air mineral di botol tumblrnya, lalu mendesah lega saat rasa dahaganya hilang.

Prince on HidingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang