"Hello, humble people! Keythan Oreon has arrived at your humble abode!" Keythan berucap lantang dengan Asta di belakangnya mengikuti langkahnya. "Hi, Yo," sapanya pelan pada Yoziel yang duduk nyaman di sebuah beanbag. Yoziel membalas sapaan kakak kelasnya itu, lalu kembali fokus pada game di ponselnya.
Saat ini mereka sedang berada di rumah Eden. Tepatnya dikamar pemuda Elweis itu. Sejak kejadian penembakan di lapangan basket seminggu lalu, hubungan mereka semakin akrab saja. Terutama Eden dan Asta. Dua pemuda seumuran itu awalnya hanya saling sapa sebagai formalitas, tapi kini mereka bahkan sudah mengunjungi rumah masing-masing. Memang, melewati kejadian antara hidup dan mati membuat mereka merasa senasib.
"Mana Ed?" Keythan bertanya saat melihat tak ada Eden diruangan itu. "Ngambil kue," jawab Yoziel pelan. Mata pemuda itu masih fokus menembak musuh-musuh dalam layar ponselnya itu.
"Dari jam berapa lo disini, Yo?"
"Dari jam 7? Gue gak liat jam tadi. Si Eden minta ditemenin sarapan, yaudah gue kesini. Lumayan, menghemat bahan makanan di rumah," balas Yoziel. Asta yang mendengar ucapan Yoziel mengangguk paham, lalu memilih duduk di atas lantai. Tangannya dengan cepat meriah puzzle yang tergeletak begitu saja, memasangkan puzzle agar sesuai dengan gambar.
Tak beberapa lama berselang, Eden sampai dengan tangan memegang dua kantung berisi kue-kue kering. Keythan yang paling semangat menghampiri Eden. Dengan cepat, ia merampas salah satu kantung, membuat Eden berteriak layaknya anak gadis yang dijambret.
Asta tertawa kencang sambil memukul pahanya, puzzle yang sudah ia pasang seketika berantakan. Tak sengaja ia tendang. Disampingnya, Yoziel sibuk memanas-manasi pergumulan kucing dan anjing itu. Ia berkomentar layaknya seorang komentator di pertarungan tinju. Satu waktu, Asta pernah bertanya kenapa ia tak pernah memisahkan Keythan dan Eden saat mereka berdua bertengkar? Dan Yoziel dengan santai membalas: "Mereka tuh hiburan di hidupku yang flat. Biarin aja, entar juga berhenti sendiri."
"Kak, gue pulang." Pergumulan diatas kasur itu lantas berhenti saat Yoziel bersuara. Dua pasang mata itu kompak menatap Yoziel tak terima.
"Kok lo pulang sih? Kita belum ngapa-ngapain."
"Iya. Lo belum melaksanakan rencana 'mari-menghancurkan-kamar-estetik-Eden-Elweis' yang udah kita rencanain jauh-jauh hari!" Memang pada dasarnya Keythan Oreon itu menyebalkan. Sejak kapan Yoziel setuju dengan rencana apalah itu?
Tapi, memang benar kalau kamar Eden itu sangatlah estetik. Didominasi warna coklat lembut dan ditambah aksen kayu, yang katanya Eden tebang dan buat menjadi rak sendiri. Sudut-sudut kamar ditambah tanaman hias dalam ruang, membuat kamar yang sebenarnya sempit terlihat lebih luas. Oh, ayolah, Eden tidak sekaya Keythan ataupun Asta. Punya rumah saja ia sudah bahagia.
Yoziel berdiri, meraih kantung kue yang dilempar Eden tadi lalu meraih satu bungkus. "Ikan belum makan, kasian kelaperan. Nanti yang ada malah makanin marmelej."
Eden yang mendengar nama 'Ikan' lantas duduk tegak, "Lo belum ngasik dia makan?" tanyanya yang dibalas gelengan. "Kasian banget Ikan punya bapak kayak lo," ucapnya lagi yang malah mendapatkan lemparan guling oleh Yoziel karena tak terima.
"Ikan? Lo punya ikan apaan, Yo?"
"Ikan itu anjing." Keythan tertawa sambil menujuk wajah Asta yang kini nampak seperti orang bodoh. Asta yang ditertawakan malah semakin kebingungan. Memangnya dia salah apa?
"Ikan itu anjing yang ditemuin sama Yoyo di Black lake pas lagi mancing. Terus, ikannya di curi sama ikan. Dikejerlah sama Yoyo sambil teriak 'Woi, ikan gue! Ikan! Ikan!' gitu. Makanya anjingnya dia panggil ikan." Keythan menceritakan dengan semangat kejadian sebulan lalu saat ia dan Yoziel pergi memancing berdua saja di Black lake. Tak lupa memperagakan bagaimana ekspresi Yoziel saat mengejar Ikan yang mencuri ikannya kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince on Hiding
General FictionSaat Putra Mahkota memilih kabur dari kastilnya. Dan ada Yoziel yang harus tersiksa karena melindungi Putra Mahkota yang terlalu polos untuk dunia yang kejam. 'Siapa yang bersembunyi' adalah pertanyaan yang harus terjawab. . . . . . chenle and jisu...