Tiga pemuda itu duduk diam di sofa yang terletak di pojok ruangan. Keythan duduk di hadapan Relian dan Eden. Ia menarik nafasnya dalam, mengatur rasa gugup di dalam dadanya.
"Sebelum gue ngomong, gue mau tau apa yang udah lo berdua tau," ucap Keythan sambil menatap dua orang di depannya itu bergantian. "Apa yang kalian temuin?"
Relian menatap Eden sebentar, meminta ijin pada pemuda itu. Setelah melihat Eden mengangguk mengijinkan, Relian memulai ceritanya.
"Gue akan jelasin apa yang gue dan Eden temuin. Sebelumnya, kenalin gue Relian Kim," Relian mengulurkan tangannya ke depan, berharap Keythan akan menyambut jabatan tangannya. Relian tersenyum kala pemuda di hadapannya menjabat tangannya sambil menggumamkan namanya pelan. Setidaknya mereka sudah saling kenal sekarang.
"Beberapa bulan lalu, Eden gak sengaja mergok gue lagi retas website MSA. Terus dia iseng nyuruh gue retas bank Nasional Negion buat nyari informasi tentang orang yang selalu ngirim uang ke Yoziel. Dan, saat gue berhasil masuk, kita nemuin fakta kalo Yoziel ada sangkut pautnya sama militer."
Eden menatap Keythan yang diam selama Relian menjelaskan, "Lo tau tentang hal itu?"
"Gue gak tau," balas Keythan sambil menghela nafas, "sampe setahun lalu Kakek ngasih info itu ke gue."
"Jadi lo tau?!" Eden meninggikan suaranya saat mendengar ucapan Keythan. ia merasa yang paling bodoh diantara ketiganya. Dirinya yang dibiarkan tidak tahu.
"Kenapa lo gak ngasih tua gue, San? Gue berhak tau-"
"Lo gak berhak tau, Ed. Semua itu pilihannya Yoyo. Dia yang berhak ngasih tau lo atau engga. Dan buktinya lo gak tau, artinya lo gak berhak tau hal itu." Eden meremat celana kain yang ia gunakan. Ia kesal saat mengetahui bahwa apa yang di katakan Keythan adalah benar.
"Terus, lo? Apa yang lo sembunyiin dari gue?"
Keythan memalingkan wajahnya ke samping, tak ingin melihat wajah kecewa Eden saat ia mengatakan rahasianya.
"I have a mission," Keythan menarik nafasnya, "and that mission is to protect Yoziel Arthur."
Eden terkejut bukan main. Ia menatap Keythan yang masih memalingkan wajahnya dengan wajah bingung. Jadi, selama ini Keythan mempunyai misi? Lalu, bagaimana dengan persahabatan ketiganya? Apa itu hanya kedok untuk lebih mudah menjalankan misinya?
Yang lebih membuatnya bingung adalaha dari siapa Yoziel harus di lindungi?
"Jadi, pertemanan kita cuman kedok-"
"NO!"
Relian terkesiap saat mendengar balasan cepat Keythan. Pemuda mungil itu memilih diam dan mendengarkan karena pembahasan mereka saat ini belum menyentuh apa yang ingin ia bahas. Untuk sekarang, Relian akan mendengarkan dan memperhatikan dua sahabat itu.
"No. My mission is my mission. It has nothing to do with our friendship. Gue beneran sayang sama lo berdua, gak ada akting-aktingan. Lo berdua sahabat terbaik gue."
Eden berdecih, "Jadi, alasan lo ngelindungin Yoziel ketimbang Nathan tadi itu karena misi lo?"
Keythan mau tak mau harus mengangguk. Meskipun ia sangat merasa bersalah pada Nathan, tapi misinya adalah Yoziel, bukan Nathan.
"Thanks, I guess?"
Keythan mendongak, menatap bingung Eden yang tersenyum kecil padanya.
"Sebenernya gue agak ngerasa aneh sama lo yang kadang terlalu overprotektif ke Yoziel. Lebih over dari gue. Ternyata itu alasan lo."
Menggeleng, Keythan menyanggah. "Lo gak ngerasa gue kayak gitu ke lo juga, Ed?"
Senyum Eden perlahan turun saat empunya berpikir keras. Memikirkan ucapan Keythan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince on Hiding
General FictionSaat Putra Mahkota memilih kabur dari kastilnya. Dan ada Yoziel yang harus tersiksa karena melindungi Putra Mahkota yang terlalu polos untuk dunia yang kejam. 'Siapa yang bersembunyi' adalah pertanyaan yang harus terjawab. . . . . . chenle and jisu...