You and I~
-°°-
Suasana mencekam, pengap, panas dan kurang pencahayaan juga debu yang mengelitik hidung semakin membuat dada Sakura sesak. Tenggorokannya menjerit karena butuh air untuk memuaskan dahaga-nya yang semakin tidak tertahankan. Manik emelard-nya sedikit terbuka mengintip kamar gelap itu dibalik poni menutupi sekitar dahinya sambil bangun dan menyandar lemah ke dinding kotor di belakangnya. Sontak saja Sakura menutupi mulut dan hidungnya ketika bau tidak enak terhidu semakin tajam dari semenjak dia di kurung di sini.
Sakura meremas perutnya yang sakit, dia menyangka dengan memilih tidur sambil mengabaikan segala bau-bau tidak mengenakkan di sekelilingnya cukup menghilangkan sakit yang mengaduk-aduk perutnya tetapi justru semakin sakit dan tidak bisa ditahan lebih lama lagi. Dengan belah bibir gementar, dia membuka mulut hendak bersuara ingin memanggil seseorang, meski dia tahu tiada seorang pun berada di ruangan itu selain dirinya.
"To..to-" Belum sempat mengeluarkan kalimat, Sakura dipaksa membekap bibirnya akibat batuk keras yang seketika menyedut segala tenaga tersisa di dalam tubuhnya, Sakura kembali merosot ke lantai berdebu di bawahnya seraya memejamkan matanya menahan sakit di sendi-sendi dan tulangnya.
Sakura hampir menyerah terhadap semua siksaan yang di beri wanita itu, dia tidak kuat lagi menahan segala haus, lapar dan sakit mendera seluruh tubuhnya lebih lama dari lima bulan lagi. Tapi sebelum kesadarannya sempat menghilang di bawa alam mimpi, bunyi pintu bertemu permukaan lantai di buka paksa sontak mengejutkannya hingga rasa pening di kepalanya menghilang sementara. Dia bangkit memandang lemah kepada sosok yang baru muncul dari balik dua pintu tersebut diapit dua sosok lelaki bertubuh besar.
Cahaya segera menerobos manik hijaunya, Sakura mengangkat tangan mengusir sinar dari balik lorong di belakang yang Sakura perkirakan koridor panjang terlihat seperti hotel? Atau gedung? Wanita itu berdiri membuat pemandangan di belakang tertutupi oleh tubuhnya, sambil memberi lirikan mata agar pintu ditutup dan hanya membiarkan cahaya masuk supaya mereka dapat berbicara empat mata tanpa atensi-nya teralihkan ke belakang.
Menelan ludah kasar, Sakura memberi tatapan marah. "Sam...pai ka...pan kau m...mau menguru...ngku di sini Hinata?" Ujarnya serak dan terbata-bata, lalu batuk sambil mengernyitkan dahinya saat dirasa perutnya sekali lagi menjerit, bedanya kali ini lebih sakit dari sebelumnya.
Kedua alis Hinata menyatu, kedua giginya merapat. "Sialan! Aku tidak pernah menyuruh kalian menyiksa-nya sampai begini bodoh!" Teriaknya berdiri dan menghampiri kedua anak buahnya yang berada tepat di sisi pintu masing-masing menunduk. "Kapan terakhir kali dia makan? Jawab aku!"
"Hm, lima hari yang lal-"
Belum sempat bicara, lelaki dengan perwatakan garang sepertinya adalah ketua memegang pipinya yang sedikit perih akibat tamparan dari boss-nya yakni Hinata Hyuuga. "Maaf Nona." Ujarnya menunduk lebih dalam. Wajah garang menyiut melihat kemarahan boss mereka, bagaimanapun mereka perlu duit, dan wanita di hadapan mereka ini mampu memberi ribuan uang hanya untuk menyekap seorang wanita lemah seperti Haruno Sakura.
"Aku memang menyuruh kalian menyiksanya, tapi bukan membiarkan dia mati kelaparan!" Desis Hinata berbalik berjalan ke arah Sakura berada, high heels-nya beradu dengan lantai menyentak Sakura dari kasadarannya yang tersisa sedikit.
"Bangun! Belum makan selama lima hari tidak akan membuatmu mati cepat!" Bentaknya menendang kaki Sakura membuat wanita berambut pink itu meringis dan memegang sekitar lututnya yang berdenyut. Hinata tertawa. "Aku puas melihatmu menderita Sakura, tapi... Membuatmu mati kelaparan tidak cukup menarik buatku." Kepalanya berputar memandang anak buahnya yang segera patuh menghampiri. "Bawa wanita ini ke rumah sakit paling kumuh yang bisa kalian temukan. Kalau bisa bayar dokter untuk menutup mulutnya. Setelah itu bawa wanita ini kembali dan sekap."
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
RomanceSasusaku Fanfiction Bagaimana kalau seandainya waktu bisa diputar ulang? Bagaimana jika saat itu dia tidak menyerah? Bagaimana jika Sakura mengakui bahwa dia sangat menderita. Dan bagaimana jika dia jujur kepada lelaki itu bahwa dia mencintainya, ak...