-○○-
Sakura merasa aneh, seolah-olah seseorang menghukumnya agar tetap merekam jelas adegan yang terjadi di bangku panjang semalam. Sentuhan tangan kasar itu, aroma napas mint bercampur keringat di setiap inci tubuhnya hingga pagi ini masih terasa baru dan...
Bola emelardnya terbuka, berkabut dan diwarnai kesedihan yang mendalam. Ini bukan hal yang dia inginkan, begitu juga Sasuke. Kejadian semalam hanyalah kesalahan biasa. Lagipula mereka mabuk dan dalam keadaan tidak sadar.
Napasnya terhembus kasar, Sakura ingin mengatakan demikian, menolak bahwa dia tidak sedikitpun mengingat di mana saja tangan Sasuke menyentuhnya. Nyatanya dia tidak terlelap sejak jam dua dini hari hingga beberapa menit sebelum dia terbangun dan sekali lagi teringat kesalahan yang dia dan Sasuke lakukan.
Ini gila, Sakura tahu. Riasan diwajahnya luntur saat dia menatap penampilannya di kaca kamar mandi, pipinya pucat begitu juga bibirnya, matanya layu nyaris tiada cahaya. Kissmark dilehernya terlalu mencolok dibanding kulit pucatnya.
"Fuck." Makinya mencoba mengabaikan segala kekacauan didalam dirinya dan membiarkan shower membasahi pakaiannya.
Tubuhnya gemetaran, dia baru menyadarinya setelah kakinya kebas dan matanya pedih. Sakura membungkus dirinya dengan tuala dan keluar dari kamar mandi. Tak lama kemudian ada ketukan di kamarnya, kepalanya miring ke belakang mencari jam nakas di atas meja samping kasurnya.
Tanpa memakai bra terlebih dulu, Sakura mengenakan sweater panjang dan membuka pintu untuk Sasuke. Ya, hanya ada mereka berdua di apartement ini memang siapa lagi. "Hm?" Gumamnya mengangkat dua alisnya menunggu.
Sasuke masih acak-acakan, dan remaja itu tidak mengenakan pakaian intinya Sasuke polos kecuali inti pentingnya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi semalam. Tapi... apa kau muntah pagi ini?" Tanyanya melirik sekilas kamar Sakura.
"Muntah?" Gumam Sakura, kemudian terkejut dia baru sadar pagi ini dia terlihat baik-baik saja dan tidak terlihat mabuk atau ingin muntah. Dia berdehem, "Ya, aku muntah... sedikit. Mengapa?" Bohongnya mengerjab polos.
"Oh." Gumam Sasuke ambigu sebelum memutar punggungnya. "Ya sudah, aku mau mandi dulu." Dia melambai dan menghilang begitu saja.
Sakura mengernyitkan alisnya, "Aneh." Gumamnya seraya menutup pintu kamarnya dan segera berbenah diri. Perutnya berbunyi karena ingin diminta isi.
Di kamar sebelah, Sasuke belum beranjak dari pintunya, kepalanya masih berusaha mengingat apa yang terjadi setelah dia dan Sakura mabuk karena sampenye, mereka duduk di bangku panjang, lalu setelah itu nol, Sasuke sama sekali tidak mengingatnya.
"Masa bodoh." Bisiknya melirik jarum jam dan tersenyum tipis kemudian.
.
Pukul tujuh tepat, Sakura dan Sasuke keluar berbarengan dari kamar masing-masing dan sama-sama melangkah ke mini dapur yang berada di kanan. "Yo." Sapa Sakura melirik roti dan selai coklat. "Btw, aku tidak punya waktu untuk masak sarapan enak. Jadi... kita makan roti saja?" Katanya menunjukkan bungkusan roti serta selainya.
"Kenapa, bukannya sekolah masih libur?" Tanya Sasuke yang sedang membancuh kopi hitam. "Kau mau kopi? Atau coklat?"
"Kopi."
"Oke."
"Aku mau keluar bentar." Jawab Sakura mengigit rotinya sambil menghantar pesan ke seseorang di seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
RomanceSasusaku Fanfiction Bagaimana kalau seandainya waktu bisa diputar ulang? Bagaimana jika saat itu dia tidak menyerah? Bagaimana jika Sakura mengakui bahwa dia sangat menderita. Dan bagaimana jika dia jujur kepada lelaki itu bahwa dia mencintainya, ak...