Bab 5 - Conflict

2.1K 165 4
                                    



-○○-



Suasana di dalam perpustakaan memang tidak selalu mengecewakan, di sekolah, biarpun sudah ada peraturan dilarang berbuat bising, teman sekelasnya tetap membawa segala omong kosong mereka ke dalam perpus dan itu cukup menganggu bagi Sakura.

Makanya dia meluangkan setengah hari di hari libur seperti ini untuk datang sendiri ke perpustakaan. Bila di rumah, Sasuke yang sering menjadi guru les dadakannya, namun mengingat remaja itu sedang berkencan dengan gadis tidak dia kenali entah dari mana asalnya, Sakura sekalian belajar disini.

Mata hijaunya melirik kiri dan kanan beberapa kali, mana tahu dia menemukan siluet senpai-nya. "Belajar Sakura." Gerutunya pada diri sendiri dan mulai fokus mencari buku tentang sejarah.

Bicara tentang sejarah, Guru Kabuto ada memberikan PR yang sebenarnya belum dia kerjakan karena alasan Sasuke tidur awal semalam hingga dia tidak memiliki kesempatan untuk meminta lelaki itu mengajarinya. Tidak hanya itu sekitar duapuluh menit yang lalu Sakura ada memberikan pesan pada Sasuke, sekadar sapaan basa basi, tapi remaja Uchiha itu hanya membacanya dan tidak mengendakannya, dengan kata lain Sasuke mengabaikannya. Fix, Sakura merasa kesal.

Lelaki itu mengabaikannya?! "Sasuke ayam, Sasuke ayam. Awas kau nanti." Makinya pelan.

Sakura mendengkus, dengan langkah cepat mendekti meja terdekat yang bisa dia gapai tanpa harus mencari dan memerlukan waktu yang tidak dibutuhkan disamping kekesalannya saat ini. "Ish." Desisnya mengadu pelan karena kakinya mengenai kaki meja. "Sial." Makinya kemudian bernapas teratur.

Rambut panjangnya semakin memanjang dari bulan ke bulan, Sakura membawanya ke belakang, selama ini dia tidak berminat mengecek dirinya di depan kaca riasnya, atau posisi hidungnya apa cantik atau tidak. Ino dan lainnya juga tidak terlalu suka mengomentari penampilannya.

Sebenarnya, selama ini Sakura tidak pernah bertanya pada sahabat-sahabatnya apakah wajahnya cukup cantik? Atau cukup jelek? Tidak bahkan sama Sasuke, "Aduuh, kenapa aku jadi tidak percaya diri." Gumamnya sembari membuka buku tentang sejarah yang berada di atas meja menatapnya tidak fokus.

"Tidak percaya diri? Kau...?" Tanya sebuah suara sukses nyaris membuat jantung Sakura copot di tempat asalnya. "Sakura, kau cantik... dan manis." Lanjut Yahiko menopang dagu ditangan kirinya, tapi dengan tatapan terfokus kearah Sakura yang membeku.

Bunyi air ludah yang Sakura telan paksa menjadi suara menjijikkan ditelinganya, dia harap Yahiko senpai-nya tidak menyadari kalau dia baru saja menelan air muntahannya sendiri, karena air liur itu berasal dari perutnya dan kemudian keluar dari kerongkongannya, secara spesific itu air muntah.

"S...Senpai, sejak kapan senpai di sini?" Tanyanya merapihkan anak rambutnya yang terjatuh dari telinganya.

Mata Yahiko Pain menyipit terhibur mendengar pertanyaan adik kelasnya, "Sebenarnya Sakura, aku sudah disini satu jam tigapuluh menit yang lalu, dan kau datang sambil mengerutu menyebut 'Sasuke ayam, Sasuke ayam.' Begitu, jadi aku ragu menegurmu. Tapi ketika mendengar kau berkata tidak percaya diri, aku tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulutmu, mengingat aku cukup mengenalmu di sekolah." Jelasnya panjang lebar.

"Oh, ohohoh." Sakura tertawa garing, lalu tersenyum malu. "Aku minta maaf, apa aku menganggu senpai?" Tanyanya sambil mengemas buku-buku sejarah yang dia ambil dari rak buku tadi.

"Tidak Sakura, kau tidak menganggu. Lagipula aku berencana akan pulang." Sargah Yahiko bangkit dari kursi perpustakaan dan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas hitamnya.

Senyum malu Sakura luntur, "Senpai akan pulang?" Tanyanya dengan nada sedih yang ketara di telinga Yahiko.

"Kenapa kau mau menemaniku?" Usik Yahiko mengoda adik kelasnya sengaja.

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang