-••-
benarkah kebahagian itu akan mereka capai kelak? benarkah bayi diperutnya ini akan membuat hubungannya dengan Sasuke mengalami perubahaan? kepalanya diusik pertanyaan yang sama semenjak punggungnya meninggalkan sandaran kursi dan kakinya melangkah keluar dari ruangan Dokter Suzy. Tidak hanya itu, jantungnya bahkan berdegub kencang seakan merespon pertanyaannya sendiri.
semula pikirannya bercabang, tetapi mendengar ucapan dari dokter berpengalaman seperti Dokter Suzy, masalah yang sebentar tadi memberatkan beban dipinggulnya sedikit berkurang. Tapi Sakura merasa agar tidak terlalu bersamangat, karena ini masih disudut pandangannya saja. Tidak dengan Sasuke, mungkin.
Tangannya masih gemetar untuk mencoba menyentuh perutnya, bagaimanapun Sakura masih tidak percaya diri. "Aku bahkan masih anak SMA..." Cicitnya lirih menatap pilu tatapan aneh dari resepsionis di depan.
Sakura memeluk tubuhnya, bukan Yahiko Pain yang dia temui didepan pintu masuk Rumah Sakit, tapi seseorang yang membanjiri kepalanya semenit yang lalu. Dia menelan ludah, Senpainya sampai beberapa detik kemudian, alis kakak kelasnya itu mengerut tampak tidak menyukai pemandangan didepan, setidaknya lelaki itu tidak berusaha menyembunyikannya.
"Sakura..." Sepatu dikenakan Sasuke entah kenapa lebih menarik dimata Sakura, sahabatnya itu berdiri sambil mengulurkan tangan kanannya. "Aku akan menghantarmu." Ujarnya jelas mengabaikan keberadaan Yahiko Pain di belakangnya.
"Aku datang bersama Senpai, jad-"
"Aku tidak mau mengulang perkataanku Sakura." Potong Sasuke datar dan mengambil inisiatif lebih dulu mengapai lengan Sakura dan membawanya mendekat kearahnya.
Yahiko mengepalkan tinjunya sejenak sebelum melemaskannya, "Sakura benar, aku yang menghantarnya dan aku juga yang wajib menghantarnya pulang." Ujarnya menarik perhatian Sasuke yang sudah terlihat jelas tidak mengacuhkan sosoknya.
Kedua alis Sasuke terangkat tinggi, matanya memandang sinis Yahiko Pain, fakta mengenai lelaki besar didepannya itu adalah kakak kelasnya dengan mudah diabaikannya. "Aku tidak melihat ada peraturan seperti itu ditulis disini." Sargahnya sarkastis. "Mungkin lebih baik senpai pulang, dan bersiap untuk studi turmu."
"Kita pulang Sakura." Perintahnya mutlak, namun sepatu gelap Sakura seakan melekat posisinya tidak sedikitpun bergeser atau mengikuti tarikan Sasuke yang mengeraskan rahangnya. "Sa-"
"Aku juga tidak melihat ada peraturan bahwa aku harus ikut denganmu. Sasuke." Sela putri pasangan Haruno itu menekan kalimat 'Harus' dengan sengaja. Onyx lelaki itu berubah, jelas Sasuke marah mendengar respon negatif darinya.
Genggaman sahabat Uchihanya itu mengerat, Sakura mengeluh namun tangan besar itu begitu lebar dan keras membungkus tangannya. "Apakah perlu ada peraturan diantara hubungan suami istri, Uchiha Sakura?" Desisnya sukses saja membelalakkan bola mata Sakura.
"Suami... istri...?" Gumam Yahiko lemah, meskipun sudah tahu kenyataan mengecewakan itu, dia tetap tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkejut. Ditambah perkataan tajam itu keluar dari mulut adik kelasnya yang terdengar pendiam di sekolah.
"Sasuke..." Desis Sakura dengan suara gemetar, dia terlalu takut melirik ekspresi Yahiko senpai-nya disamping ketakutan dan kemarahan menggelagar didadanya.
Senyum aneh melengkung dibibir tipis Sasuke, wajah itu seperti ingin mengejeknya namun juga terselip rasa bersalah dibaliknya. "Kenapa Sakura? Apa yang kau takutkan? Apa kau takut Yahiko senpai tidak lagi mau menengok wajahmu? Atau kau tak-"
"Sasuke!" Bentak Yahiko tajam, suara berat hampir mirip seperti suara Itachi ketika sedang serius itu menarik kembali kesadaran normal Sasuke. Matanya menyipit, menyadari bahwa keberadaannya disini tidak lagi menyamankan bagi Sakura. "Aku rasa kau harus berhenti sekarang juga. Aku akan mundur, kau boleh menghantar Sakura." Katanya sambil melangkah mundur dan menaiki motornya dalam sekali sentakan, Yahiko menghilang dibalik angin sempoi-sempoi pada sore menjelang malam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
RomanceSasusaku Fanfiction Bagaimana kalau seandainya waktu bisa diputar ulang? Bagaimana jika saat itu dia tidak menyerah? Bagaimana jika Sakura mengakui bahwa dia sangat menderita. Dan bagaimana jika dia jujur kepada lelaki itu bahwa dia mencintainya, ak...