-○○-
Udara sejuk dari penghawa dingin, membuat dua beda kelamin di dalam kamar luas dan sepi itu mengigil. Remaja lelaki yang sepertinya seusia dengan sang gadis itu berjalan ke arah lemari pakaiannya, dan menarik sehelai jaket memberikannya pada gadis bersurai seperti bunga Sakura itu.
Sang gadis mengulum bibirnya, dengan pandangan mengoda, "Jadi ini salah satu ekspremine-mu?" Celetuknya terkekeh, ketika remaja lelaki dengan potongan rambut emo melotot.
"Bukannya kau kedinginan, bodoh." Sungut Sasuke memutar bola matanya tatkala gadis bermarga Haruno itu menaik turunkan alisnya. "Oh sudahlah, kalau kau ti-"
"Sasuke bodoh, aku hanya bercanda." Seru Sakura menarik paksa jaket tebal berwarna hitam itu lalu mengenakannya. "Aah, hangat. Btw terima kasih."
Sasuke mendengkus seraya berjalan ke arah kasurnya dan duduk menyilang disana, matanya menatap punggung Sakura yang sedang sibuk pada beberapa kertas yakni PR sekolah mereka. Gadis itu lamban sekali, pikirnya menjatuhkan kepalanya ke bantal.
"Sakura kau masih lama?" Tanyanya menginterupsi kesunyian di dalam kamarnya di tingkat dua. Sakura tidak menjawab, gadis itu hanya berdehem. "Aku sudah selesai sepuluh menit yang lalu, kenapa kau lambat sekali. Kalau kau tidak tahu apa-apa tanyakan saja ke aku."
"Diam baka! Aku sedang konsentrasi." Seru Sakura membalikkan punggung melirik sahabatnya itu sinis, "Dan lagi, aku tidak butuh bantuan, paling-paling nanti kau mengejekku lagi."
Kekehan meluncur keras dibibir Sasuke, "Kau paranoid?" Godanya memangku kepalanya mengunakan tangan kirinya dan mengangkat alis, begitu Sakura menyipitkan mata tidak suka. "Oke, aku akui dulu pernah mengejekmu di depan Yahiko Pain, tapi Sakura, itu sudah sebulan yang lalu. Ayolah, kita berdamai ya?"
Tangan Sakura tidak lagi memegang penanya, gadis itu memutar tubuhnya cepat dan berdiri menghampiri Sasuke. "Berdamai katamu?" Ujarnya merebut paksa bantal dipelukan Sasuke dan memukul kepala lelaki remaja itu sekuat tenaga. "Kau tidak hanya mengejekku bodoh, tapi kau juga mempermalukanku didepan Yahiko senpai!"
"Aduu! Aduh aww! Sakura sakit bodoh! Lepas!" Teriak Sasuke terlihat menghindari pukulan agresi sahabatnya. "Oke! Oke! Aku menyerah! Jauhkan bantal itu sekarang! Sakura dengarkan aku, aku terpikirkan sesuatu yang menarik."
Alis Sakura mengerut, "Sesuatu yang menarik?" Gumamnya tidak sadar Sasuke telah merebut bantal ditangannya dan melemparnya asal ke luar jendela. Lelaki remaja itu berjalan lima meter dari posisinya yang sedang di atas kasur.
"Sa- apa-apaan matamu itu?" Manik hijau Sakura memicing, perasaannya tidak enak melihat senyuman ganjil Sasuke. Dia pernah melihatnya dulu waktu lelaki itu mengerjainya selama tiga jam, bulunya meremang. "A-apa hentikan senyum jelekmu Sasuke, aku tidak berca-"
"Sakura mari berciuman."
"Heh...?" Mulut Sakura membulat, udara yang tadinya sejuk memanas disekitarnya hingga dia merasa ada sebutir keringat hinggap diatas dahi lebarnya. "Mari ber- Sasuke aku mulai marah, kalau kau tidak hentikan lelucoanmu, aku bersumpah kau akan menyesal pernah dilahirkan didunia ini."
Sasuke bersiul mengoda, dengan senyum tertahan yang tampaknya disengajakan. "Calm down Sakura, ini tidak seperti kau akan hilang keperawanan." Godanya kemudian terdiam, ketika Sakura bangkit dari kasur dan berjalan cepat kearahnya.
"Apa katamu?"
"Kita hanya berciuman, Sakura."
Manik Sakura melotot, gadis itu marah. "Jangan bicara seakan benda itu senang Sasuke bodoh. Bodoh, bodoh, bod-"
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
RomanceSasusaku Fanfiction Bagaimana kalau seandainya waktu bisa diputar ulang? Bagaimana jika saat itu dia tidak menyerah? Bagaimana jika Sakura mengakui bahwa dia sangat menderita. Dan bagaimana jika dia jujur kepada lelaki itu bahwa dia mencintainya, ak...