Bab 8- Future

1.6K 178 15
                                    



-○○-

Suhu dari penghawa dingin semakin keras membungkus tubuhnya. Setelah kepergian Hinata tigapuluh menit yang lalu, Sasuke masih betah berada dipijakannya saat ini, merenung dan mencari sebuah penyelesaian terhadap apa yang baru saja berlaku diantaranya dengan Sakura.

Mungkin lebih tepatnya, terhadap apa yang baru saja dia putuskan tanpa sepengetauan Sakura. Dia bertindak di luar akal sehatnya selama ini, dan Sakura menyadarinya. Sasuke juga menyadarinya hanya saja dia mengira bahwa semua itu akan terabaikan apabila Sakura mengiyakannya namun semuanya jauh berbeda dari apa yang dia perkirakan.

Iris gelap turunan ayahnya itu terangkat, pintu kamar Sakura terbuka siluet gadis itu muncul setelahnya, hanya menatapnya sekilas kemudian berjalan sambil menjinjit tas ungunya. Alis Sasuke mengerut menunjukkan ketidaksukaannya.

"Kau mau kemana?" Tanyanya memblokir langkah lebar Sakura hingga gadis itu terhenti sejenak dan menatapnya kosong. Sekitar rahang Sasuke mengeras, dia akui cukup terpukul melihat bola zamrud kosong itu tetapi Sakura tidak perlu sampai menatapnya seakan dia musuh.

"Aku mau ke rumah sakit." Jawab Sakura, terpaksa mengernyitkan alisnya ketika jari besar Sasuke menahan tas ungunya hingga terlihat mereka memperebutkan tas tersebut.

Kuku Sakura sedikit mengores telunjuk Sasuke, agak perih namun dia tidak bisa mengabaikan saja sikap Sakura satu ini. Karena mereka sahabat sejak kecil, makanya dia tidak bisa. "Kau boleh pergi ke rumah sakit. Tapi tinggalkan tas-mu disini." Pintanya dengan sekali sentakan tas ungu itu sudah berada ditangannya.

Atau Sakura melepaskannya? Gadis itu mengangkat wajah ke atas memandang langit-langit seakan hal tersebut lebih menarik dibanding menatap wajahnya. Sasuke melarikan pandangannya. "Aku tidak akan menikah dengan Hinata." Ujarnya sukses saja mengejutkan Sakura namun ekspresi gadis itu masih kosong.

"Kalau itu yang menganggu pikiranmu..." Lanjutnya masih belum ingin melirik Sakura atau menunjukkan seperti apa raut wajahnya saat ini.

Manik Sakura menyipit, kekecewaan menyelimuti tatapannya. "Kau yakin..." katanya singkat tanpa ada nada pertanyaan, karena mereka sahabat pikir mereka berdua, tiada gestur apapun untuk membuktikan artinya. Sasuke dan Sakura tahu itu.

Sasuke tidak menjawab, dan Sakura juga tidak terlihat membutuhkan jawaban atas ucapannya, punggungnya memungungi Sasuke jaraknya hanya sekitar satu meter, sehingga dari sudut pandang Sasuke dia menyadari sahabat pinknya sedang menyembunyikan sesuatu.

"Setidaknya bayi itu membutuhkanku kan...? Setidaknya lima tahun, enam tahun atau tujuh tahun." Ujar Sasuke lagi, dikeranakan tidak tahan dengan situasi mencekam diantaranya dengan Sakura.

Saling memungungi, saling mendiamkan diri, saling memalingkan wajah, tidak pernah terjadi di antara mereka sebelum ini. Jadi ini adalah pertama kalinya, Sasuke ingin memutar waktu dan berharap dengan itu Sakura berhenti bersikap menyakitkan seperti ini.

"Apa itu yang kau khawatirkan Sasuke...?" Sakura memutar kepalanya ke kiri, menatap Sasuke hanya seperlunya saja. "Kalau begitu, tiada yang perlu dikhawatirkan, anak ini aku akan merawatnya, membesarkannya dan menjaganya. Kau tidak semestinya ada diantara kami..." Katanya seraya meluruskan posisinya.

"Aku yang menginginkannya Sakura, bagaimanapun juga dia anakku." Desis Sasuke merasa terhina dengan penolakan Sakura.

"Tapi aku tidak menginginkannya, Sasuke. Jadi... berhentilah memaksa dirimu."

Sasuke merapatkan giginya, "Kenapa kau selalu menyimpulkan sesuatu yang tidak mendasar Sakura, kapan aku berkata aku terpaksa. Aku mengingin-"

"Dan gadis bernama Hinata itu bagaimana? Kau ingin mengantungnya? Atau kau tidak mencintainya lagi sama seperti Yagao senpai? kau menemukan pujaan hatimu yang baru?" Sarkastis Sakura terang-terangan mengejeknya.

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang