Bab 11 - Frustrated

2.2K 222 28
                                    


-°°-


Kedua alis tebal Sasuke mengerut , sambil melirik jarum jam dipergelangannya, dia menghampiri sahabat-sahabat lelakinya yang memintanya agar datang ke gudang belakang sekolah. Dari jauh Naruto menatapnya sinis dan tajam, dia menghembuskan napas panjang, "Ada apa?" Tanyanya datar.

Dengkusan terdengar dari Naruto, tampak sekali remaja bersurai kuning nyetrik itu tidak berusaha menyembunyikan kejengkelannya. "Oh... Aku salut Sasuke, meskipun sudah menyakiti Sakura, kau masih tetap memasang wajah datarmu..." Sinisnya melipat tangan didada.

"Menyakiti... Sakura?" Gumam Sasuke aneh, dia kemudian memandang Shikamaru lalu Neji yang terlihat sedang tidak berpuas hati juga. "Aku tidak tahu ada urusan apa hingga kalian menyuruhku datang kemari... Tapi aku si-"

"Sibuk!" Bentak Sai menyela kasar, remaja berkulit pucat itu tersenyum palsu seraya menghampiri Sasuke dan mencengkeram kerah seragam sekolah putra Fugaku Uchiha itu. "Sibuk berpacaran maksudmu, huh?" Sindirnya membuat Sasuke mengernyitkan alis tidak suka.

"Itu bukan urusan kalian." Desisnya menepis jari Sai dari bajunya. "Ada apa-apa lagi...?" Tanyanya tajam.

"Sasuke dengar..." Suara Neji terdengar pelan tapi tajam, "Sakura ada menemui kami..." Jelasnya menyipitkan matanya saat melihat perubahan diwajah Sasuke. "Apa kau tahu apa yang kami lihat Sasuke...? Kau sadar apa yang kau lakukan, hm?"

Gigi Sasuke beradu, "Ck, jangan basa basi Neji, apa sebenarnya yang ingin kalian tanyakan?" Desisnya melirik sekilas ke arah lain karena merasa terganggu dengan apa yang dikatakan Neji.

Sakura datang menemui mereka...? Kapan? Pikir Sasuke berpikir keras, Sakura berada di apartament mereka sejak kemarin, dia yakin akan hal tersebut. Sakura berada dikamarnya dari semalaman, Sasuke percaya. Tapi apa maksudnya Sakura menemui mereka? Dan apa yang dia lepaskan? Alis Sasuke mengerut, karena terlalu lama berpikir dia jadi tidak mendengar penjelasan Neji.

"...Apa katamu...?" Desisnya pelan memiringkan kepalanya memokuskan pikirannya akan ucapan Neji yang sebelumnya terlepas dari indera pendengarnya.

"Sakura hamil... Dan itu putrimu bukan...?"

"Tidak sebelumnya, Neji..." Desis Sasuke menghapus jaraknya dengan sahabat Hyuuga-nya itu. "Sebelumnya!" Lanjutnya membentak.

Naruto menendang bangku kayu yang tidak jauh darinya, dia jengkel dengan sikap sok terkejut Sasuke. Dengan perasaan marah dan kesal, dia menarik bahu lelaki berambut emo itu dan mendorongnya ke dinding datar di sana. "Woi, berhenti bersikap menjijikkan Sasuke... Bukannya kau tahu alasan kenapa Sakura pergi! Arg!" Teriaknya menonjok wajah datar Sasuke yang tidak menunjukkan ekspresi lain selain kaget.

"Sial...!" Desis Sai memilih diam dan menonton Naruto menonjok wajah Sasuke.

"Alasan Sakura pergi...?" Sasuke mengusap bibirnya, tonjokan Naruto bukan sekadar candaan, si playboy itu benar-benar menonjoknya. "Memangnya siapa?" Tanyanya tajam.

"Oh diamlah Sasuke..." Ujar Shikamaru, ikutan masuk ke dalam obrolan panas mereka. "Pergi, dan kejar Sakura bawa dia kembali... Bajingan bodoh."

Sasuke bergeming, "Bawa dia kembali...? Bukannya Sakura ada di apartment...? Aku baru sa-" Dia berhenti, kalau dipikir ulang, dia memang belum melihat Sakura setelah pertengkaran kecil mereka di kamar gadis itu. "Tidak mungkin..." Bisiknya refleks meremas rambutnya dan mengertakkan giginya setelah memproses semuanya. "Sial!" Dia mendorong Naruto dan berlari sekuat tenaga menuju apartment mereka.

"Sial! Sakura!" Desisnya, mengingat kembali ekspresi gadis itu. "Sial!" Sasuke frustasi. Ya, dia mengakuinya sekarang.

Mengingat bahwa dia tidak membawa motornya, kepalanya semakin berdenyut sakit dan kakinya sakit ingin segera sampai ke apartement mereka. "Sial... Sakura..." Desisnya naik ke atas bus yang berhenti di halte, tangannya terkepal kuat. "Sial..." Umpatnya lagi. "Pak, bisa tambah kecepatannya!"

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang