"1, 2, 3, ayo teriak untuk kelulusan kitaaaa" Teriak Via mengomando.
"Jermannn tunggu kamiiiiii" Teriak mereka berbarangan, setelahnya mereka tertawa merasa lega karena akhirnya masa putih abu itu telah usai, sekarang tidak ada lagi seragam atau peraturan sepatu hitam WAJIB!
Itulah sepenggal moment Nara bersama teman-temannya satu minggu lalu, ketika mereka merayakan kelulusan mereka dilengkapi dengan buket di pelukan mereka.
Nara yang tengah terduduk di atas kasur tersenyum melihat Vidio di ponselnya yang sempat mereka rekam waktu itu. Karena itu tentu adalah moment yang sangat berkesan bagi setiap siswa yang telah lulus dari masa sekolahnya.
Kemudian mata Nara beralih pada sebuah buket bunga indah dengan warna ungu kesukaannya itu, buket yang di berikan Revan-kekasihnya satu minggu lalu di hari kelulusannya kini masih bertengger di atas nakas samping tempat tidurnya. Perlahan kedua sudut bibir Nara terangkat melihat bunga itu dan mengingat moment Revan ketika memberikan bunga itu. Nara sangat mencintaimu laki-laki itu, merek berpacaran sejak kelas sepuluh semester dua dan masih sampai sekarang.
Namun lamunannya terbuyarkan oleh sebuah ketukan pintu dari luar kamarnya. Nara mengalihkan pandangan ke pintu itu. "Masuk saja, tidak aku kunci" Ucapnya sedikit keras agar terdengar ke luar.
Di pintu sana ternyata menampilkan Bi Yanti salah satu pelayan di rumahnya yang merupakan pelayan paling lama di rumah ini. Bahkan Nara sudah menganggap Bi Yanti ibu keduanya karena dia yang merawatnya setelah ibunya meninggal.
"Ada apa bi?" Tanya Nara disertai senyum tipis.
Yanti mendekat menghampiri Nara "Non di panggil tuan dan di tunggu di taman belakang" Katanya.
"Ayah? Mau apa ya" Beonya seperti bertanya pada diri sendiri.
"Sebaiknya nona temui cepat sebelum tuan merajuk lagi" Iya ayahnya itu memang hampir sama sifatnya dengan dirinya yang jika ada sesuatu harus segera dituruti. Eh kebalik gak sih, seharusnya sifat dirinya yang seperti ayahnya maksudnya.
"Baiklah" Nara beranjak keluar, menuruni tangga dan menemui ayahnya di taman belakang rumah. Hamparan tanah luas seperti lapar hijau yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanaman hias yang ditanam ibunya dulu. Ya ibunya itu memang sangat menyukai segala macam tanaman.
"Ayah" Sapanya ketika sudah berada di samping Ardan.
"Kemari sayang" Ucap Ardan dengan suara beratnya dengan syal bertengger di lehernya, juga jangan lupakan baju hangat berbahan rajut yang juga membalut tubuhnya.
"Ada apa yah?"
"Ada yang ingin ayah bicarakan, sini" Ucapnya seraya menepuk bangku kayu sampingnya.
Setelah mendapat anggukan dari Nara dan putrinya itu sudah ikut mendudukkan diri, kemudian Ardan melanjutkan ucapannya "Ayah, ingin memberitahu bahwa kamu harus segera menikah" Tungkasnya dengan pandangan lurus ke depan.
"Apa? Nikah? Kenapa? Kenapa tiba-tiba? Aku gak hamil yah!" Kaget Nara sekaligus heran. Ia berpikir begitu karena biasanya kebanyakan perempuan yang disuruh cepet-cepet nikah atau di paksa nikah karena hamil, tapi kan dirinya tidak dan jangan sampai malah.
Ardan menoleh "Ya memang siapa yang bilang kamu hamil?" Kata Ardan ikut heran menoleh pada Nara.
"Ya abisnya ayah tiba-tiba bahas nikah, biasanya kan kalo gitu karena hamil, maybe" Gumamnya. "Oh iya lah terus kenapa ayah nyuruh aku nikah?!" Lanjutnya.
Ardan kemudian mengalihkan lagi pandangannya ke depan "Kamu tahu sendiri kan, keadaan ayah sekarang sudah tak sesehat dulu lagi, setelah ibumu tidak ada ayah tidak percaya siapapun untuk menjaga kamu, ayah sangat menyayangimu Naradira. Ayah selalu khawatir bagaimana keadaan kamu kalo ayah sudah tiada. Siapa yang menjaga kamu, siapa yang melindungi kamu. Dan....dan ayah pikir Rain adalah orang yang tepat untuk menggantikan ayah untuk kamu" Tuturnya dengan mata sedikit berkaca-kaca di balik kacamata umurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR (Completed)
Ficção Geral[21+] Naradira, dia sangatlah ingin membunuh laki-laki di hadapannya, yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Kecewa? Sudah pasti. Marah? Tentu saja. Nara sama sekali tidak mentolerir pengkhianatan. Lulus SMA Nara diharuskan menikah dengan Ilham Ra...