END [BOOK I] BL (Terjemahan) True Star

chapter 43 : Adegan Pertama (Bag.3)

          Tidak ada satupun  bagian dialog Tang Feng hari ini yang mengucapkan kalimat, jadi dia hanya harus berpura-pura memainkan guqin dan berbagi pandangan ilegal dengan pemeran utama wanita. Alat peraga telah disiapkan, dan direktur meneriakkan perintah untuk memulai.

Meskipun perintah Inggris yang biasa, "Action!", Sekarang telah menjadi "Kaishi!", Tang Feng tetap merasa bergairah ketika dia mendengar suara perintah direktur. Perasaan yang telah lama hilang menguasai hatinya.

Di luar kamera, Tang Feng adalah dirinya sendiri. Namun, begitu dia melangkah ke mata kamera, Tang Feng menjadi  karakter dari cerita itu.

Angin sepoi-sepoi perlahan menyapu helai rambutnya yang hitam ke wajahnya. Pada saat ini, dia tidak lebih dari seorang musisi istana yang terikat ke istana kekaisaran oleh rantai yang tak terlihat. Seluruh pikiran dan perasaan hidupnya, kata-kata yang tidak bisa diucapkan, kesepian tanpa akhir, hanya bisa diungkapkan melalui akord di ujung jarinya.

Di sekelilingnya ada obrolan gembira dari perjamuan anggur kaisar, tetapi ia hanya mendengar suara guqin.

Tanpa deskripsi, dan tanpa bidikan close-up, hanya dengan duduk di sana, dia seperti lukisan.

Berdiri di pinggir, Xiao Yu menganga dengan mata terbuka lebar. Dia punya firasat sejak pertama kali dia melihat Tang Feng, bahwa aktor itu akan menciptakan hasil yang bagus di masa depan. Bahkan saat itu, ketika dia melihat penampilannya di depan kamera, dia masih sangat terkejut.

Itulah yang disebut akting, bukan? Tidak perlu ada dialog atau ekspresi wajah yang berlebihan. Mata Tang Feng yang sedih membawa kesedihan di dalamnya, dan sudut bibirnya memegang seutas kesunyian. Sederhana dan jelas.

Seribu kata tidak bisa memenangkan sedikit kemurungan yang tersangkut di antara alisnya.

Adegan itu masih merupakan bidikan yang jauh dari seluruh perayaan, tetapi lingkungan yang bising dan ramai hanya berfungsi sebagai layar belakang bagi sosok berpakaian putih.

Fokus dari adegan ini tidak pernah dianggap sebagai musisi yang tersembunyi di dalam kerumunan, namun musisi itu justru menjadi sorotan utama dari adegan tersebut.

Xiao Yu menyeringai. Dia menyeringai dan menyeringai, dan tiba-tiba, dia merasakan dorongan untuk menangis. Mutiara sejati memang bersinar.

Bertindak sebagai pembantu pengadilan di tempat kejadian, pemimpin wanita itu berkelok-kelok melewati kerumunan sampai, tiba-tiba, musisi itu mendongak dan menatap matanya, yang membawa kesepian yang sama seperti miliknya di dalam manik mata mereka. Musisi itu melihat kebingungan dan ketidakberdayaan seorang gadis muda terhadap masa depannya. Dia melihat diri masa lalunya melalui  gadis muda, dan dalam kesamaan mereka atau mungkin karena kasihan, musisi tersenyum samar padanya.

Seperti mata air jernih di samping danau api yang membakar, dia membersihkan hati gadis itu yang telah jatuh ke dalam jurang yang gelap.

Suatu hari, dia akan menyerahkan hidupnya untuknya.

Suatu hari, dia akan menjadi pemilik harem kekaisaran. Melihat pada orang yang tak terhitung jumlahnya yang melintas di depan matanya selama jamuan makan, apakah dia masih ingat pada seorang pria yang memberinya senyuman damai?

Mungkin dia akan melakukannya, dan karena dia akan mengingat, dia akan menjadi lebih sarat dengan kesedihan. Dia akan hidup terus, membawa harapan dan kebahagiaannya untuknya.

"Cut! Baiklah, sudah selesai!” Perintah sang direktur. Adegan itu selesai dalam satu tembakan.

Aktor harus memasuki peran mereka dengan cepat, tetapi mereka harus keluar secepatnya pula. Kehidupan orang-orang dalam cerita itu, pada akhirnya, hanya ditulis oleh seseorang. Namun, hidup seseorang dalam kenyataan harus terus berjalan.

Tang Feng berdiri dari kursinya dan dengan santai menyisir rambut dari wajahnya. Seorang wanita yang lembut dan cantik berjalan menghampirinya. Itu adalah orang yang telah dia bertukar kontak mata dengannya sebelumnya, pemeran utama wanita yang sangat dipuji oleh produser seri ini.

"Aku Tang Tian Tian, ​​kebetulan nama belakang yang sama dengan milikmu. Mungkin kita memiliki nenek moyang yang sama." Gadis itu tertawa terbahak-bahak saat dia mengulurkan tangannya, "Aktingmu sebelumnya sangat bagus. Ini membuatku langsung tertarik.”

"Tang Tian Tian. Tang secara alami manis, tapi kupikir kau lebih dari itu. Bahkan kata-katamu manis." Tang Feng tersenyum dan membuka tangannya, "Jika kita berbagi leluhur, maka kamu mungkin menjadi saudara perempuanku yang jauh. Adik perempuan, datang memeluk kakakmu.”

Tang Tian Tian tersenyum  dan pergi memeluk Tang Feng.