END [BOOK I] BL (Terjemahan) True Star

Chapter 56 : Mengobati (Bag.2)

             “Aku hanya dipukul beberapa kali dengan tongkat kayu. Tidak ada masalah yang besar. Ketika aku masih muda, aku bertengkar dengan seseorang di sebuah bar dan bahkan memukul kepalaku dengan botol. Aku akan baik-baik saja setelah dua hari istirahat." Tang Feng telah tidur sepanjang sore. Setelah makan, dia sekarang sepenuhnya puas dan berpikir jernih. Dia berbaring di tempat tidur dan menarik jubah mandinya ke pinggangnya. Di bawah cahaya kuning yang hangat, tubuhnya yang muda dan sehat bersinar seperti sutra mengilap. Bekas memar di punggungnya membawa serta rasa keindahan tirani yang tak terduga.

Lu Tian Chen menyipitkan matanya sedikit. Dia berjalan ke tempat tidur dan duduk. Sambil membuka laci meja samping tempat tidur, dia mengeluarkan sebotol salep.

"Ketika kamu kecil?"

"Ya.“ Dia tidak sengaja berbicara tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sebelumnya. Tapi ketika Tang Feng memperhatikan, dia tidak sedikit pun panik. Dia meletakkan kepalanya di lengannya dan tersenyum ketika berkata, "Siapa yang tidak punya masa lalu? Masa lalu yang bodoh, berdarah panas, gila, dan memanjakan.”

Tidak ada undang-undang yang melarang pasien penyakit jantung minum, merokok, dan bepergian ke mana-mana. Ketika dia muda, dia pasti telah melakukan beberapa hal bodoh. Dia akhirnya berkelahi. Suatu kali, ia hampir bersuka ria dengan beberapa orang. Setiap saat, dia diseret oleh manajernya dan dimarahi dengan kejam. Beberapa kali, hatinya bertingkah dan dia hampir mati. Setelah berjalan-jalan di luar gerbang neraka, dia akhirnya diam.

Orang-orang selalu mengatakan bahwa seseorang yang menawan memancarkan pesona, tetapi dari mana datangnya pesona itu?

Akan sulit bagi orang untuk menjadi dewasa tanpa mengalami pasang surut kehidupan. Rasa sakit dan penderitaan bisa hancur, tetapi juga memberi seseorang pengalaman. Itulah alasan mengapa orang berusia empat puluh tahun akan memiliki pandangan yang berbeda dari ketika ia berusia dua puluh tahun.

Mata sebagian orang seperti mata air jernih. Hanya dengan menatap mata mereka, orang akan tahu bahwa orang itu penuh dengan cerita dan pengalaman. Semua aktor yang baik memiliki mata penuh dengan cerita. Seseorang hanya perlu foto hitam putih dari mereka untuk menonton dan mengalami film yang tak terlupakan.

Tubuh berusia dua puluh tahun dan pengalaman hampir empat puluh tahun. Itu adalah asetnya.

“Kata-katamu terdengar seperti sesuatu yang akan dikatakan pamanku." Lu Tian Chen meremas sedikit salep ke tangannya, menghangatkannya. Dia kemudian menggosoknya di antara tangannya dan mengoleskannya ke bekas memar di punggung Tang Feng. Yang terakhir dengan ringan berseru, “Presiden Lu, lebih lembut. Itu menyakitkan.”

"Jadi, kamu tahu apa itu rasa sakit?" Lu Tian Chen melirik gigitan cinta pada tengkuk dan punggung Tang Feng. Tangannya menjadi lebih kuat.

"Presiden Lu, apakah kamu ingin membunuhku?" Tang Feng sedikit mengerutkan kening dan menoleh untuk menatap pria itu. Matanya ditutupi dengan genangan air mata, seolah-olah dia akan menangis. Tapi itu hanya karena memarnya yang menyakitkan.

Sudut mulut Lu Tian Chen meringkuk sambil tersenyum. “Bahkan jika kamu mati, kamu tidak akan mati di rumahku.”

“Terima kasih banyak atas rahmat Presiden Lu.'' Tang Feng segera membalas dengan ucapan sarkastik.

“Baiklah, kamu bisa menarik jubahmu.'' Lu Tian Chen menampar pantat Tang Feng, yang lembut dan kenyal. Dia tersenyum kecil dan meletakkan tabung salep kembali ke laci. “Salep ada di sini. Gunakan kapan pun kamu perlu.”

Tang Feng duduk dan dengan tergesa-gesa menarik jubahnya. Dia tidak repot-repot menarik jubahnya erat-erat dan akhirnya memperlihatkan sepetak dada.

"Apakah ini dihitung saat kamu mencoba merayuku?" Lu Tian Chen berdiri di samping tempat tidur dengan tangan di sakunya. Dia menatap pria dengan pakaian acak-acakan yang duduk di tempat tidur.

“Tidak, aku tidak percaya aku memiliki aset yang mampu merayu Presiden Lu. Atau apakah kamu benar-benar tergoda olehku sekarang?" Tang Feng sengaja menarik kerah jubahnya, ada ekspresi bercanda di wajahnya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap yang lain. "Jika itu benar, maka aku harus mengucapkan selamat padamu. Presiden Lu, seleramu meningkat.”

“Seleraku selalu bagus.'' Lu Tian Chen menunjuk tanda ciuman di dada Tang Feng. "Apakah menyenangkan tinggal bersama Charles?"

"Dia seorang kekasih yang cukup baik," kata Tang Feng tanpa basa-basi, tanpa ingin tahu lebih lanjut pertanyaan Lu Tian Chen. Adapun nada suara aneh Lu Tian Chen, ia secara otomatis menyaringnya.

Lu Tian Chen menatapnya. “Aku pikir kamu akan membenciku.”

“Aku membuat pilihan sendiri. Aku tidak akan pernah menyalahkan orang lain.'' Tang Feng menundukkan kepalanya dan tersenyum ringan. Matanya yang dalam memiliki pandangan yang elegan dan terbuka tentang mereka.

“Jika penampilanmu tidak tetap sama, aku akan berpikir kamu adalah orang lain.'' Lu Tian Chen mengangkat bibirnya sambil tersenyum. "Tapi tidak peduli siapa kamu, saat ini kamu adalah Tang Feng, karyawanku.”

"Lalu apakah bos bersedia untuk mempertahankan karyawan ini dan membantunya menjadi sukses?"

“Itu tergantung pada penampilanmu.'' Lu Tian Chen berbalik untuk pergi. Sebelum dia menutup pintu, dia mengangkat tangannya sebagai salam perpisahan. "Selamat beristirahat.”

Tang Feng memutar matanya ke arahnya. Untungnya, dia bisa pergi besok. Jika dia harus berurusan dengan Lu Tian Chen setiap hari, dia takut dia tidak akan bisa menolak meninju pria itu.