END [BOOK I] BL (Terjemahan) True Star

Chapter 68 : Dia dan Dia di Studio Dance (Bag.1)

             Meskipun telah diumumkan di surat kabar bahwa Ge Chen akan bergabung dengan kelas pelatihan, saat ini, dia sedang sibuk syuting untuk film dan belum punya waktu untuk menghadiri kelas. Film yang dipermasalahkan adalah di mana insiden antara Ge Chen dan Tang Feng terjadi.

Film ini secara khusus dibuat dan ditulis untuk Ge Chen, sebagai upaya Su Qi Cheng untuk meningkatkan popularitas aktor. Tang Feng hanya diberi peran kecil dalam film. Beberapa hari yang lalu, dia meminta naskah dari Xiao Yu dan membacanya. Film ini berlatar dunia kriminal dan berfokus pada dua anak yatim yang telah diadopsi dan dibesarkan oleh bos mafia. Akhirnya, kedua anak yatim itu berjalan menyusuri dua jalan yang sangat berbeda.

Dari dua anak yatim piatu, Ge Chen memainkan yang malaikat, anak yang telah meninggalkan pendidikan kriminalnya dan kembali ke jalan cahaya. Tang Feng memainkan anak yatim lain, yang buruk sampai ke tulang. Meskipun sinopsis mengklaim bahwa plot berputar di sekitar mereka berdua, Ge Chen memiliki lebih banyak adegan dalam film jika dibandingkan dengan Tang Feng. Peran gelap yang terakhir hanya membuat lebih banyak penampilan menjelang akhir film ketika ia dan Ge Chen memiliki showdown terakhir mereka di kapal pesiar. Akhirnya, Ge Chen menarik pelatuknya, menembakkan peluru yang fatal dan mengirim Tang Feng ke laut.

Tang Feng tidak tahu apakah mereka harus mensyuting ulang endingnya. Pada akhirnya, keputusan itu bukan keputusannya, tetapi keputusan Lu Tian Chen.

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada program Chen Ming Xu, ia akan segera melapor ke stasiun TV lagi untuk syuting  Dream Lover. Sebuah pertunjukan tentang pria mengejar pria lain. Dia harus memuji produsen karena memikirkan ide seperti itu. Keduanya berani dan menantang. Selain menimbulkan sensasi di kalangan masyarakat, acara ini juga harus membawa peringkat yang baik. Dia telah mendengar dari Xiao Yu bahwa hak cipta pertunjukan telah terjual di luar negeri. Salah satu pembeli adalah stasiun TV dari Eropa Barat. Eropa Barat yang berpikiran terbuka mungkin tidak percaya bahwa kesan China kuno dapat menghasilkan pertunjukan yang sedemikian progresif dan tetap berpikir positif.

Dream Lover tentu terdengar menarik. Tang Feng hanya berharap dia tidak akan tersingkir setelah satu putaran. Itu akan memalukan!

Biasanya, Tang Feng menghadiri kelas pelatihan di siang hari dan pulang untuk beristirahat di malam hari. Namun, hari itu Tang Feng bertahan sepanjang malam untuk membantu Tang Tian Tian meningkatkan tariannya yang mengerikan. Menjadi wanita muda yang suka bergosip dan berbincang, Tang Tian Tian tidak membuang waktu sebelum bertanya kepada Tang Feng tentang hubungannya dengan Gino. Yang membuatnya kecewa, Tang Feng menepis pertanyaan-pertanyaannya dengan beberapa kata dan kemudian menariknya ke dalam tarian, tidak memberinya waktu atau tenaga untuk mengajukan pertanyaan lebih lanjut.

Sekitar pukul delapan malam, Tang Tian Tian sangat lelah sehingga dia meminta istirahat.

“Aku tidak peduli lagi. Kita bisa melanjutkan besok. Aku… aku sangat lelah sampai aku akan pingsan!” Setelah kehabisan kalimat, Tang Tian Tian melambaikan tangannya dengan tergesa-gesa dan pergi. Hanya Tang Feng yang tertinggal di studio tari besar dan kosong.

Kelas pelatihan menggunakan ruangan di mansion sebagai tempat kelasnya. Setelah pelajaran dansa selesai, orang bisa beristirahat di lounge atau mandi di kamar mandi. Ada kamera yang dipasang di sekitar lounge, hanya kamar mandi yang dikecualikan dari pengawasan konstan.

Tang Feng berkeringat dari semua tarian. Musik tango yang merdu masih mengalir di studio yang berbau keringat. Dia melepas sepatunya dan berjalan tanpa alas kaki ke jendela. Menariknya terbuka, dia membiarkan angin sepoi-sepoi menyapuinya. Rasanya luar biasa di kulitnya. Dia menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam. Dia kemudian merentangkan tangannya seperti sepasang sayap, seolah-olah dia melayang bebas melalui langit malam yang tak berujung.

Luar biasa bisa bernafas. Rasanya seperti hidup.

Cahaya bulan yang lembut menembus jendela dan menyinari lantai, mengubahnya menjadi karpet putih keperakan. Ketika Lu Tian Chen berjalan ke studio, dia bertemu dengan pemandangan Tang Feng dengan wajahnya menengadah ke bulan saat dia menyambut angin malam dengan tangan terbuka. Pemandangan itu agak kabur, seperti adegan romantis dalam film atau lukisan cat minyak, tetapi itu membuat gambar yang indah dan tenang. Meskipun sudah malam, dia bisa melihat energi cerah dan harapan yang hidup di dalam tubuh Tang Feng.

"Kamu sangat pandai tango. Aku pikir mungkin tidak ada yang tersisa bagi Pacino untuk mengajarimu," kata Lu Tian Chen ketika dia berjalan ke studio.

Tang Feng tidak berbalik. Dia hanya membuka matanya dan meletakkan telapak tangannya di ambang jendela. “Aku lebih suka menari. Aku suka mengekspresikan emosi dengan mengikuti musik dan menggerakkan tubuhku. Itu membuat ku merasa seolah-olah hati dan jiwaku telah dibebaskan. Aku bisa melupakan banyak hal saat menari, bahkan masalahku.”