***DEATH REUNION***
"Siapa yang belum dateng?" tanya wanita berambut ikal berwajah khas timur itu pada para pria dan wanita yang tengah duduk melingkar di salah satu meja di cafe.
Mereka yang sedang mengobrol, sebagian bermain ponselnya itu menoleh ke sumber suara. Sebelum akhirnya saling pandang satu sama lain.
"Nurna, Nugrah, Echa mana?" tanyanya lagi seraya menarik kursi kosong dan mendudukkan dirinya di sana, Selvi.
"Nugrah gue suruh beli rokok di indomerit perempatan sekaligus ngisi saldo gopaynya," jawab lelaki ber-hoodie kuning tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Dika, lelaki itu tengah bermain game mobil legend dan sudah meraih tingkat tak main-main.
Tingkat warrior.
"Nurna masih otw. Echa belum ada kabar sama sekali," sahut lelaki lain sambil mengotak-atik ponselnya dan beberapa kali menaruhnya di daun telinga, Fadil.
Fadil berdecak kesal karena lagi-lagi Echa tak mengangkat teleponnya.
"Seriusan coy Echa gak ada kabar sama sekali?" Alex menatap Fadil dengan mimik heran. "Tuh anak kenapa dah? Perasaan susah amat dihubungin. Apa dia ganti nomer lagi, yak?"
"Gak. Dia gak ganti nomer. Gue liat semalem dia online," sahut Selvi.
Fadil mengangguk membenarkan.
Alex mengusap dagunya sekejap.
"Apa mungkin dia lagi punya masalah?" tanyanya pada siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya.
Satu-satunya gadis berjilbab di sana mendesah berat. Ia menyudahi aktivitas membaca wattpadnya, kemudian menimpal dengan nada ketus.
"Gak usah sok lupa, deh. Kita dulu pernah ngejek dia gara-gara nilai kelulusannya turun drastis padahal sebelumnya nilai-nilai dia jauh di atas kita. Siapa tau dia sakit hati karena itu," ucap Shera mengingat kejadian tiga tahun silam.
Wanita itu mendesah berat kembali. Ada penyesalan dalam dirinya dan karena itu, hubungannya dengan salah satu temannya agak renggang.
"Ah elah. Masa karena gitu doang dia sampe gak mau angkat telepon kita?" komentar Alex tak percaya.
"Urusan hati siapa yang tau kecuali Tuhan sama pemilik hati itu sendiri," timpal gadis yang sedari tadi menggigit-gigit gantungan ponselnya.
Namanya Manda. Gadis itu buru-buru melepaskannya setelah mendapat pelototan dari Selvi.
"Hehehe, sorry Beb. Kebiasaan gigit gue kambuh," tambahnya sambil terkekeh.
Alex terdiam.
Semua mata sekarang tertuju pada Syifa yang hanya diam dengan wajah gelisah. Gadis itu menarik napasnya dan menghembuskannya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...