Nggak semua penulis begitu, tapi saya salah satunya wkwk. :)
Selamat membaca!
*
"Menyerah atau mati!" ancam Nurna seraya menodongkan pistol itu ke arah Syifa.
"Syif!" Rangga berusaha bangkit membantu Syifa, tetapi Nurna lebih dulu menendang tubuh pria itu hingga tersungkur.
"Diam di tempat!" titah Nurna tegas. "Biar gua yang selesaikan masalah ini dengan Syifa. Lo jangan ikut campur." Gadis itu mendekati Syifa yang sedang merasakan perih akibat tanah-tanah mengenai matanya.
"Sebaiknya lo menyerahkan diri sebelum polisi datang ke sini dan menangkap lo secara paksa," usul Nurna seraya menyentuhkan pistol itu ke kepala Syifa.
Syifa tertawa keras. Sekali, dua kali. Tawanya itu semakin memancing amarah Nurna.
"Lo pikir gue becanda?!" Nurna menggeram kesal. Ia menarik pelatuk dan bersiap-siap menembak Syifa. Namun, alih-alih merasa takut, Syifa justru bangkit dan semakin menantang Nurna.
"Lo pikir gue takut sama polisi?" kata Syifa lantang, menyeringai lebar. "Polisi mudah dikibuli. Gue bukan anak bawang yang bisa lo ancam semau lo."
Syifa memposisikan pistol yang berada di genggaman Nurna itu tepat di jantungnya. "Ayo tembak! Gak ada yang gue takutin di dunia ini bahkan kematian sekali pun."
Tangan Nurna tampak bergetar.
Syifa mendorong Nurna beberapa kali sampai gadis itu mundur beberapa langkah. "Tembak! Tunggu apa lagi?!"
Nurna yang semakin tersulut dengan ucapan Syifa, menembakkan pistol itu beberapa kali. "Syifa, awas!" Namun, Rangga berusaha merebut pistol itu hingga peluru-peluru itu melayang ke sembarang arah. Aksi saling rebut itu berlangsung cukup lama dengan suara-suara tembakan menggema di sana.
"Minggir!" bentak Nurna pada Rangga.
"Nggak!" bantah Rangga.
Dor!
"Rangga!" teriak Syifa melihat Rangga terjatuh dan mengerang kesakitan saat bahunya tertembak.
Nurna melemparkan tatapan nyalangnya pada Rangga.
"Sorry, Ngga. Tapi kali ini gue nggak suka dibantah." Nurna berkata dingin.
Syifa mengepalkan tangannya. Gadis itu menerjang Nurna hingga keduanya berguling di tanah.
"Gue habisi lo, Nur!" amuk Syifa, menyerang Nurna dari berbagai arah.
Dor!
Dor!
Peluru itu kembali meluncur ke sembarang arah. Aksi saling rebut pistol itu kembali terjadi.
Dor!
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...