025

586 44 14
                                    

Wwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wwkwk.

***DEATH REUNION****

"Lari!" titah Rangga lantang, membuat teman-temannya panik bukan main.

"Lari sejauh mungkin, biar gue yang handle Syifa!" sambungnya seraya bangkit dan menahan Syifa agar tidak menembaki mereka.

Suara tembakan demi tembakan menggema di udara. Rangga dan Syifa berebut pistol itu. Echa yang dilema meninggalkan Rangga itu segera diseret oleh Nurna, sementara Selvi dan Hana sudah kalang-kabut mendahului mereka.

"Lo bisa mati kalo di sini terus, Cha! Ayo ikut gue!" ajak Nurna paksa.

"T-tapi Nur—"

"Cepetan!!!" potong Nurna tak sabaran, membuat Echa mau tak mau mengikutinya.

Tembakan demi tembakan masih menggema di udara. Meski merasakan sakit di perutnya, Rangga berhasil melempar pistol itu menjauh. Lantas, laki-laki itu menahan kaki Syifa setelah tumbang menahan sakit yang tertahan di perutnya.

"Sadar, Syif! Mereka teman-teman kita! Ke mana lo yang gue kenal?!" kata Rangga sembari mengencangkan pegangannya pada kaki Syifa.

Syifa berusaha melepaskan pegangan tangan Rangga. "Lo yang seharusnya sadar Ngga! Mereka yang udah membangkitkan sisi lain dari diri gue! Mereka harus tanggung jawab dengan apa yang mereka perbuat!"

"Tapi gak dengan membunuh mereka, Syif. Perbuatan lo salah!"

Syifa menggeleng cepat. "Maaf Ngga, kali ini gue gak bisa dengerin lo. Minggir!" sentaknya seraya mendorong Rangga hingga tersungkur dan membuatnya mengerang kesakitan.

Syifa memungut pistol yang tergeletak di tanah, lantas mengambil jas hujan yang ia kubur semalam di belakang toilet, sebelum akhirnya bergegas mengejar Nurna dan teman-temannya yang lain.

Rangga yang melihat kepergian Syifa memasang tampang kecewa.

"Syif, jangan bunuh mereka!"

"Tahan emosi lo!"

"Arghhh bangsatt!" umpatnya saat kembali merasakan sakit akibat koyakan di perutnya.

*

Bruk.

"N-nur, t-tunggu aku ...." panggil Echa dengan suara bergetar. Gadis itu meringis merasakan sakit yang teramat di kakinya.

Nurna, Selvi, dan Hana menoleh kaget. Ketiganya beringsut mendekati Echa yang sudah terduduk di tanah sambil memegangi kakinya yang terkilir.

"Sel, bantu gue bawa Echa. Na, lo duluan," titah Nurna pada keduanya yang langsung dibuahi anggukan oleh mereka.

Nurna dan Selvi memapah Echa yang berjalan dengan terseok-seok.

"Ayo Cha, lo pasti bisa," kata Nurna menyemangati.

Mereka mulai resah saat tembakan-tembakan di udara terdengar, lantas teriakan Syifa terdengar nyaring.

Death ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang