024

553 51 28
                                    

Siap dispill pembunuhnya?

Jangan kaget!

Maaf kalau ada typo. Repisi setelah tamat.

Hepi riding guyes.

***DEATH REUNION***

"Kalian semua gak waras!" teriak Selvi melampiaskan semua emosinya. "Syif, rencana apalagi yang lo rancang agar gue yang tersudutkan?! Kurang puas lo bikin kita semua terpecah belah?" geramnya, menatap Syifa yang tampak kebingungan.

"Lo, dan lo!" Selvi menunjuk Nurna dan Rangga dengan tegas. "Kalian mungkin gak akan percaya apa yang gue bilang karena gue gak pernah bilang ini ...,"

"..., Syifa itu psikopat. Gue liat dengan mata kepala gue sendiri dia bunuh Misilia hari itu, di kebakaran villa saat kelulusan. Semua dilakukan semata-mata dia cemburu karena Rangga lebih care ke Misilia. Dan untuk menghilangkan jejaknya, dia bakar villa dengan sengaja bukan karena konsleting listrik seperti yang pihak kepolisian analisa. Gak menutup kemungkinan dia berusaha bunuh kita karena kita bikin percintaannya denga Rangga—"

"Bohong! Itu gak bener!" potong Syifa cepat. Syifa beringsut mendekati Selvi dengan ekspresi terluka. "Sel, kita udah sepakat untuk gak bahas Misilia setelah kejadian itu. Dia mati karena kelalaian kita yang gak gercep nolong dia di kebakaran. Kenapa lo nuduh gue sekarang?"

"Karena emang lo pelakunya!" bentak Selvi dengan dada bergemuruh. "Gue emang gak punya bukti kuat semacam rekaman dan sebagainya, tapi—"

"Sel." Syifa hendak menyentuh Selvi, tetapi gadis itu mundur kembali saat Selvi mengeluarkan pisau dari saku belakangnya dan menyodorkannya tepat di depan wajah Syifa.

"Jangan deket-deket gue!" kata Selvi memperingati.

"Sel, jangan main-main! Turunin pisaunya!" tegur Nurna panik.

Selvi melirik sekilas. "Lo gak usah ikut campur Nur, ini urusan gue dan Syifa." Ia semakin menodongkan pisau itu pada Syifa. "Sekarang akuin kalau lo dalang di balik pembunuhan Misilia dan kita!"

Syifa menggeleng cepat.

"Justru lo yang harus mengaku Sel!" balas Syifa tak kalah kerasnya. "Kalo gue inget-inget, lo orang yang paling gak berduka setiap temen-temen kita mati. Anehnya lo mendadak menjadi orang yang paling berduka saat kematian Fadil. Bukan cuma itu, lo yang nemuin obat bius dan buku ranjau di tas Nugrah secara mendadak, lo yang gak dibunuh setelah dikejar pembunuhnya. Bukannya itu terlalu janggal?"

Selvi terdiam.

"Gue juga denger Rangga dan Nurna berhasil pecahin clue terakhir dan itu mengarah ke lo. Masih mau ngelak, hm?"

"Tapi itu gak bener! Omong kosong apalagi ini, Syif?" Selvi tampak frustasi.

"Sel, lo harus minta maaf di depan mayat temen-temen kita. Lo harus minta maaf ke Echa karena sbikin dia selalu tersudut. Lo juga harus minta maaf ke gue, Rangga, dan Nurna yang karena udah bikin kami kehilangan orang-orang berharga di hidup kami. Lo harus minta maaf Sel atas semua perbuatan yang lo lakuin Sel," ujar Syifa mengingatkan.

"Tunggu sampai gue menghabisi nyawa lo Syif!" raung Selvi mengayunkan pisau itu pada Syifa.

"Syif, awas!" Rangga mendorong Syifa dengan keras. Laki-laki meringis kesakitan merasakan sesuatu mengoyak perut kanannya dengan dalam, lalu darah merembasi pakaiannya.

Kejadian yang begitu cepat. Suasana panik seketika.

*

Echa terseok-seok mendekati Hana. Ia menepuk-tepuk pipi gadis itu  membangunkannya sambil berusaha melepaskan ikatan tangannya yang tergantung di pohon itu.

Death ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang