022

542 47 13
                                    

***DEATH REUNION***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***DEATH REUNION***

Matahari mengintip malu-malu dari ufuk timur. Cahayanya menyinari setiap benda dan makhluk bumi. Di dalam tenda itu, Nurna membuka matanya saat sayup-sayup kicauan burung mengusik pendengarannya. Ia mengucek matanya sekilas, lantas mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Syifa dan Selvi masih tertidur pulas. Begitupun dengan Rangga yang tidur di pojokan sambil menutup wajahnya dengan sikutnya. Laki-laki itu memang diminta untuk menjaga mereka semalam jika terjadi sesuatu tiba-tiba.

Merasa tenggorokannya kering, Nurna bergegas mencari persediaan minuman. Dengan tertatih-tatih, ia beranjak dari tenda itu melangkahkan kakinya menuju api unggun. Biasanya di sana ada semacam panci kecil yang digantung berisi air yang sudah direbus.

Nurna berdecak kesal saat tak mendapati sedikit air pun di dalam panci. Dengan setengah pasrah ia berjalan ke tepi danau, kemudian menciduk air dan meminumnya. Saat ini bukan waktunya untuk memikirkan air yang diminum steril atau mengandung bakteri dan segala tetek bengeknya.

Dirasa dahaganya hilang, Nurna membasuh mukanya beberapa kali. Netranya menyipit menatap benda yang mengambang di tengah danau.

Setelah memastikan bahwa yang dilihatnya bukan halusinasinya, gadis itu menegang.

"Shit!" umpat Nurna resah seketika.

Dengan terpincang, Nurna kembali ke tenda dan membangunkan teman-temannya.

Selvi yang masih mengantuk tampak protes. "Kenapa sih lo Nur? Ganggu Tuan Puteri Rapunzel lagi tidur aja," gerutunya.

"Ada mayat," beritahu Nurna resah.

Selvi bangun mendadak. "Lagi?" katanya ikut resah. "Siapa? Di mana lo liat mayatnya?"

Mendengar keributan kedua temannya, setengah sadar Syifa menatap Nurna dan Selvi dengan penasaran.

"Ada apa lagi?" tanyanya.

"Nurna bilang, dia nemuin mayat Syif," balas Selvi mewakili Nurna.

Syifa mendudukkan dirinya seraya mengangguk beberapa kali. "Dika, ya?" terkanya sudah menduga.

Siapa lagi kalau bukan laki-laki itu? Echa belum kembali dari semalam, sementara Rangga masih tertidur di sebelahnya.

Nurna dan Selvi memperhatikan Syifa yang bergerak menyibak tirai tenda. Gadis cantik itu celingukan, sebelum akhirnya memfokuskan atensinya pada sesuatu yang mengambang di tengah danau. Setelahnya, Syifa menatap kedua temannya sembari menghela berat.

"Gue rasa dia bunuh diri karena frustasi ditinggal Manda," ucap Syifa menyimpulkan.

"Dari mana lo tau? Kita belum cek kondisi dia," sahut Selvi heran.

"Kondisi mental dia sejak kematian Manda gak stabil. Gue juga yakin tuh anak bunuh diri karena gak bisa mengatasi kebucinannya." Bukan Syifa yang menyahut, melainkan Nurna. Ia setuju dengan pendapat Syifa yang mengatakan Dika bunuh diri.

Death ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang