***DEATH REUNION***
Syifa dan Rangga memandangi pemandangan teman-temannya yang tampak becanda dan bernyanyi mengelilingi api unggun dari kejauhan. Keduanya memang memilih memisahkan diri sejak sampai di Ranu Kumbolo itu.
"Gue minta maaf," ujar Rangga membuka percakapan.
"Maaf untuk?" tanya Syifa seraya menoleh. Memiringkan kepalanya, membiarkan rambut panjangnya tergerai ke samping. Netranya memandangi wajah tampan Rangga dalam diam.
"Karena sebelumnya belum bisa maafin lo," jawab Rangga ikut menoleh.
Mereka bertatapan selama beberapa detik. Kemudian, keduanya sama-sama membuang muka karena gugup.
Syifa tersenyum tipis. "Yang lalu biarlah berlalu. Masa lalu bukan untuk diungkit, tapi sebagai pembelajaran. Toh, lo mau bicara sama gue lagi aja udah cukup," katanya bijak.
Rangga memanggut-anggut. Tiba-tiba, senyuman jahil di wajahnya terbit.
"Jadi, gimana rasanya beberapa taun ini gue hindarin?" Laki-laki itu berusaha menggoda Syifa.
"Biasa aja, tuh. Hidup gue tetep berjalan dengan normal," balas Syifa berusaha bersikap santai, membuat Rangga terkekeh.
"Oh, ya? Wah, sayang banget. Berarti cuma gue doang yang ngarep di sini." Rangga pura-pura sedih.
"Heem." Syifa mengangguk membenarkan.
Mereka terkekeh dengan candaan itu.
Keduanya sama-sama diam dan hanya saling tatap. Karena Syifa tak bersuara, Rangga mengalihkan topik"Gue cuma mau ngasih tau. Kemaren Alex yang nyuruh gue maafin lo, terlepas terpaksa atau enggak. Tapi sekarang, gue udah ikhlas sama apa yang udah terjadi," ungkap Rangga seraya meluruskan kakinya yang pegal.
Syifa memicing cukup lama, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Alex. Di sana, laki-laki itu tampak heboh menceritakan aib Fadil yang pernah menjadi pemimpin upacara dan berpura-pura pingsan karena malu salah gerakan.
Saat ini terbesit sebuah pertanyaan dalam benak Syifa. Alex yang membujuk Rangga agar memaafkannya? Masa, sih? Syifa tak percaya mengingat betapa freak-nya laki-laki itu.
"Gue selama ini terlalu egois. Merasa paling tersakiti. Padahal kalau dipikir-pikir, lo juga sama sakitnya karena perpisahan kita. Gue malah nambah rasa sakit lo dengan selalu hindarin lo," sesal Rangga.
Syifa mengusap bahu laki-laki itu lembut. "Udah Ngga, jangan dibahas lagi. Gue ngerti kondisi lo,"
"Lo nggak nganggap gue buruk karena itu, kan?" tanya Rangga hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...