Boomvotenya sambil baca ya, jangan cuma di boomvote. Karena jujur itu rada nyesek 🙁🙏🏻
***DEATH REUNION***
Mereka menatap kepergian dokter itu dalam diam. Setelah dokter itu memberi kabar bahwa Echa boleh dipulangkan besok, ke depalapannya saling pandang seolah bertanya satu sama lain.
"Kalian ngerasa janggal gak sih sama dokter itu? Atau cuma perasaan gue?" tanya Selvi membuka topik pembicaraan.
"Echa boleh pulang besok?" Dika mengulangi pertanyaan dokter. Keningnya berkernyit. "Gue yang salah denger atau kalian juga?" Ia heran. Setaunya, kondisi Echa cukup parah.
"Bukannya itu berita bagus?" sela Nugrah. "Muncak kita tetep jadi dong. Kita bisa ninggalin dia dengan tenang. Iya gak?" tambahnya seraya mengulum senyum, meminta persetujuan dari yang lain.
Manda mengangguk membenarkan.
"Kalian pikir semudah itu?" ujar Nurna sinis membuat Nugrah menoleh. "Selain Echa belum sembuh total, penginapan udah kita sewa. Kita bisa rugi besar,"
"Gue juga gak setuju." Shera menyuarakan keberatannya. "Kenapa dipikiran kalian cuma muncak, muncak, muncak? Maksud gue, temen kita lagi bedress di dalem. Bayangin itu ada di posisi kalian, gimana perasaan kalian?" lontar Shera sambil menatap teman-temannya kesal, terutama Nugrah dan Manda.
"Masalahnya Echa bukan anak kecil lagi, Sher. Ayolah, kapan lagi kita bisa kumpul kayak gini? Kita cukup sibuk sama kegiatan masing-masing," kata Nugrah.
"Ck," decak Shera sinis.
Syifa segera menenangkan Shera. Ia mengalihkan pandangan ke arah Fadil.
"Dil? Menurut lo gimana?" kata Syifa meminta pendapat.
Fadil yang sedari tadi diam menonton perdebatan kecil sambil menyandar di tembok itu, menegakkan tubuhnya. Ia yang hendak membuka suaranya, urung saat dentingan notifikasi saling bersahutan terdengar.
Mereka segera mengecek ponsel masing-masing. Pesan dari Rangga yang men-shareloc penginapan.
"Kita gak punya banyak waktu. Besok kita muncak atau enggak sama sekali." Pernyataan mendadak Fadil membuat mereka spontan menatapnya.
Shera tersulut emosi. "Dil, lo juga?" Ia agak kaget karena sebelumnya Fadil berada di pihak yang sama dengannya. Tapi laki-laki itu dengan cepat berubah pikiran.
Dengan wajah cukup santai, Fadil memasukkan ponselnya. Ia berbicara tanpa beban.
"Gak ada pilihan lain, Sher. Gue baru inget minggu nanti ada janji ketemuan sama temen smp. Kita mau ngobrolin beberapa hal tentang bisnis. Dan mungkin, gue akan sibuk selama beberapa bulan ke depan. Kecuali kalau kalian sabar nunggu gue sampai akhir tahun nanti, baru kita muncak."
"Nah. Lagian, dokter bilang Echa baik-baik aja. Nggak perlu ada yang dikhawatirin." Nugrah masih ikut ke dalam percakapan.
"Lo bisa diem gak, Nug? Lo tau apasih? Gue curiga ada yang disembunyiin dokter itu. Gimana bisa dia buat keputusan kayak gitu? Kalaupun kondisi Echa gak parah, minimal dia dirawat untuk pemulihannya selama beberapa hari. Jelas ini aneh," kesal Shera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...