Post : Part 019, tanggal 19, pukul 09.19 wib.
*
Saya gak ada meme yang bikin kalian ketawa, tapi kalau kalian mau ketawa, yuk ketawain saya aja yang ngira makan daging ternyata oh lengkuas:)
Note : Part ini mengandung bombai. Tolong sediain segepok tisu untuk persiapan.
Dan segepok lembar merah buat saya hehe:)
Kita ke angst dulu, thrillernya di part selanjutnya.
Selamat membaca!
***DEATH REUNION****
Sudah hari kedua Nurna diikat. Tak ada korban jiwa lagi dan itu semakin meyakinkan Dika bahwa Nurna memang pelakunya. Apalagi setelah Echa berhasil memecahkan kedua clue itu.
Clue pertama:
Aku adalah hujan yang tak pernah surut, wajah yang tak pernah nampak, merah yang selalu berkobar. Aku tak akan ada, jika bumi tak terenggut. Memiliki arti kenangan sedih yang masih ada sampai sekarang, dia tidak dihargai kehadirannya, dia menyimpan dendam laksana api yang berkobar, dan dendamnya tak pernah ada jika kehidupannya tak terampas.
Clue kedua:
Aku akan terus hidup di dalam kertas, menyatu padu di dalam tubuh dan melebur pada cahaya. Jika bianglala memikat, ia kupekat. Memiliki arti sebuah kisah yang terus hidup, dia ibarat bayangan yang siap mengikuti kemanapun tubuhnya pergi. Namun jika si pemilik tubuh mendapat kebahagiaan, ia akan mengubah kebahagiaan itu menjadi sesuatu berupa kemuraman dan ketidakbahagiaan.
Siapapun itu, Echa mengatakan orang ini memiliki maksud buruk pada mereka. Entah kesalahan apa yang pernah mereka lakukan sehingga orang ini memiliki dendam yang besar pada mereka. Dan itu sudah pasti salah satu dari mereka sendiri mengutip bahwa dia ibarat bayangan yang berarti memiliki hubungan sangat dengan mereka.
Namun, Echa tak setuju dengan pendapat Dika yang menuduh Nurna pelakunya.
Mereka --Dika, Rangga, dan Syifa menatap Nurna yang masih berusaha melepaskan diri dari kejauhan.
"Gue gak akan lepasin dia kalau terbukti dia pelakunya. Dia harus bayar nyawa temen-temen kita," katanya menggebu-gebu.
"Dik," tegur Syifa.
"Kita udah bahas ini dari kemarin Syif. Lo terlalu memihak dia," balas Dika seraya menoleh.
"Gue memihak orang gak bersalah! Nurna itu juga korban. Sama kayak kita. Dia cuma mau mastiin ucapannya, gak lebih!" Syifa masih kukuh membela Nurna.
"Mancing, mancing, mancing. Lo selalu bilang itu. Tapi apa sekarang? Gak ada lagi yang terbunuh di antara kita. Lo yakin dia cuma mancing?" Dika tampak sinis.
Syifa mulai terbawa emosi.
Rangga buru-buru melerainya sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Laki-laki itu menyuruh Syifa menenangkan diri.
Namun, baru saja gadis itu bangkit, langkah mereka tertahan saat Selvi mendatanginya. Ia memperlihatkan sesuatu yang dirinya bawa.
"Gue nemuin ini dari dalam tas Shera." Selvi menyodorkan sebuah buku agenda, sapu tangan merah, dan sebuah botol berukuran mini yang berisi cairan bening.
Dika yang menerima benda-benda itu membuka buku agenda tersebut. Ia membalik per-halaman dan terkejut. Begitupun saat ia membaca tulisan kecil yang melingkari botol dengan saksama.
Kemudian, dengan perasaan yang dikuasai emosi, Dika melangkahkan kakinya menuju Nurna. Ia melempar barang-barang itu tepat di hadapan Nurna.
"Maksud lo apa? Lo nyimpen ini di tas Shera supaya lo terbebas dari tuduhan?!" sentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...