***DEATH REUNION***
Alex menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya. Ia menatap Rangga yang sedari tadi memperhatikannya menelepon dengan jengah.
Alex geleng-geleng kepala melihat sahabatnya itu.
"Lu kenapa sih Ngga? Masih marah lu sama dia? Ayolah Bro, jangan segitunya. Dia juga punya perasaan," nasehati Alex.
Rangga hanya mengerjap beberapa kali. Laki-laki itu berjalan melewati Alex, lantas melangkahkan kakinya keluar dari bengkel itu.
Alex buru-buru menyusulnya.
"Ngga, tunggu bentar," panggil Alex membuat langkah Rangga terhenti.
Rangga menoleh dengan raut datar seperti biasa. "Apa?" katanya malas.
"Mau sampai kapan lu giniin, Syifa?Lu tau gak, dia bela-belain ikut karena denger lu diajak yang lain. Dia mau minta maaf sama lu," beritahu Alex.
Rangga menaikkan sebelah alisnya. "Terus?"
"Teras-terus, teras-terus. Terus nabrak." Alex menggerutu kesal. "Lu bukannya ikut karena gue bilang ada Syifa, kan? Tapi kenapa sekarang lu kayak gini?" Alex bertanya heran.
Rangga berdeham sejenak. Ia melihat ke arah lain. Setelahnya menjawab pertanyaan Alex.
"Gue ikut bukan karena dia," balasnya. "Gue ikut karena ingin."
"Lu-" Alex tersulut emosi. Ia mengepalkan tangan. Menatap Rangga dengan gigi gemeletuk. Rahangnya mulai mengeras.
Rangga berbicara dengan nada santai. "Gue gak pernah bilang mau ikut karena ada dia. Lo salah paham, Lex," tambahnya membuat emosi Alex semakin tersulut.
"Anj*ng lu Ngga." Alex mencengkeram kerah Rangga dan mendorongnya sampai punggung laki-laki itu terbentur keras ke tiang bengkel itu.
Beberapa warga yang ada di tempat kejadian, para pengendara motor dan pejalan kaki yang melintas melirik mereka penasaran.
Merasa akan ada keributan besar, salah satu warga datang dan menegur mereka.
"Mas, kalau mau berantem jangan di sini. Noh di lapangan desa. Nanti saya siapin parang sekalian panggil warga buat nobar," tegur laki-laki yang beberapa tahun di atasnya.
Alex dan Rangga menoleh. Alex melepaskan cengkeramannya dan meminta maaf pada laki-laki itu.
"Maaf Mas kita bukan berantem. Kita lagi debat kecil," ucap Alex seraya tersenyum canggung.
"Oh, kirain lagi maen gundu," celetuk laki-laki itu sebelum akhirnya berlalu dari hadapan mereka.
Alex beralih pada Rangga kembali yang kali ini sedang membenarkan kerah dan bajunya dengan cuek. Alex berbicara dengan nada tegas.
"Minta maaf ke Syifa, dan bilang lu udah maafin dia," perintahnya.
Rangga menatap Alex cukup lama. Sedetik, dua detik. Ia lalu menepuk bahu Alex sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke tepi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Reunion
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Sekelompok muda-mudi merencanakan muncak di hari reuni mereka. Dari atas gunung yang seharusnya menjadi hari bahagia, berubah menjadi jerit tangis dan berdarah-darah saat satu per satu dari mereka mati dengan cara tak wajar. Racun...