“ Baru satu hari Yuki, sabar kelakuan suami lo emang ajaib!!!”
_Yukina Arum P_Happy Reading
Hari sudah menjelang sore dan Yuki sudah selesai menata barang-barangnya dirumah suaminya ini. Yuki tidak terlalu membawa banyak pakaian karena ternyata ibu mertuanya dan Mas Pram sudah membelikan banyak baju baru untuknya, yang sebenarnya Yuki sudah menolak semua itu karena baju-baju yang ia miliki itu masih bagus dan layak dipakai.
“Masuk Mah, engga dikunci!” seru Yuki ketika mertuanya mengetuk pintu kamar suaminya yang sekarang sudah menjadi kamarnya juga.
“Sudah?” tanya Maryam melihat Yuki menata alat make-up dan skincare di meja rias.
“Tinggal ini doang ko Mah, yang lain udah,” jawab Yuki.
“Kalau udah turun kebawah yah, Mamah sudah siapkan makan untukmu dan Pram!” seru Maryam.
“Yuki makannya nanti aja Mah, nunggu Mas Pram pulang,” jawab Yuki merasa tidak enak, karena mereka pengantin baru masa iya dia makan dulu sebelum suaminya makan.
“Yaudah,” jawab Maryam lalu mengelus rambut Yuki sayang, dia sudah menganggap Yuki bukanlah menantunya melainkan anaknya sendiri.
Setelah kepergian mertuanya itu Yuki melanjutkan kegiatannya dan langsung menuju kearah kamar mandi untuk bersih-bersih karena jam sudah menunjukkan pukul lima dan setelah maghrib nanti mertuanya itu langsung kembali ke Jakarta karena urusan pekerjaan yang sudah tidak bisa menunggu lagi katanya.
Dan jadilah Yuki dan Mas Pram akan menjalani hari-harinya menjadi suami istri yang harus mendiri bukanlah sewaktu mereka masih lajang, tapi sudah ada prioritas yang harus mereka jalani, yaitu sebuah bahterai rumah tangga.
Adzan isya sudah berkumandang dan setengah jam lalu mertuanya itu sudah berpamitan untuk pergi, namun Mas Pram masih juga belum pulang, begitu pun dengan ponselnya yang tidak aktif semenjak sore hari. Info terakhir suaminya itu mengatakan kalau ia akan pulang sebelum orang tuanya akan kembali ke Jakarta, tapi apa buktinya?
Mau menghubungi Doni, asisten Mas Pram tapi Yuki belum mempunyai nomornya. Ah dari pada dibuat pusing sendiri Yuki lebih baik sholat isya dulu.
“Gini amat yah pengantin baru?” keluh Yuki setelah melaksanakan kewajibannya itu, sekarang dia sedang duduk diruang tv yang sengaja dinyalakan walau Yuki tidak melihatnya, biar tidak sepi saja.
Karena jujur sekarang Yuki hanya sendiri dirumah suaminya, dan ini adalah baru hari pertama ia akan tinggal disini, hanya ada Yuki sendiri dan hujan mulai turun membasahi desanya, Yuki sedikit takut. Dia tidak berani kembali ke kamarnya sekarang. Tapi untungnya Yuki sudah mengecek semua pintu dan jendela apakah sudah terkunci atau belum, dan lampu sudah dinyalakan semua.
Ditambah cacing-cacing diperutnya ini sedari tadi bersuara karena lapar, tapi Yuki tidak enak untuk makan terlebih dahulu, apalagi tadi mertuanya memasakkan menu kesukaan Mas Pram yaitu ayam rica-rica, semur jengkol, dan ikan goreng dengan sambal matah kesukaan suaminya.
“Hooamm …”
“Gila, Yuki ngantuk banget. Rebahan enak kayaknya,” rasanya punggungnya kini sangat adem karena sedari tadi duduk menatap HPnya membalas pesan dari teman-teman kampusnya yang mengucapkan selamat atas pernikahannya dan membalas pesan Yusuf yang katanya akan bebas melakukan apa pun dirumahnya itu karena kakaknya sudah tidak berada dirumah lagi.
“Kampret,” balas Yuki atas pesan adiknya yang benar-benar biadab yang sudah tak tertolong itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepala Desa Falling In Love
Romance"Yuki Ibu mau melihat kamu menikah nak!" Bagai sambaran petir di siang bolong Yuki menemukan Ibunya tergeletak tak sadarkan diri di dapur dan setelah sadar pun Ibunya kini mengatakan hal yang membuat Yuki seperti tersengat aliran listrik. Bagaimana...