BAB 21: Lucunya Istri ku

2K 150 21
                                    

“Kenapa? Kamu cemburu?”
_Pram Asyari_

Happy Reading





“Loh kalian mau kemana?” tanya Maryam melihat anak dan menantunya sudah berpakaian rapih disiang hari ini.

“Mau ngajak Yuki ketemu klien Mah, sekalian mau beli kebutuhan Yuki yang belum sempat kebeli.” jelas Pram kepada Maryam.

Yuki yang mendengarnya pun mengangguk tak enak kepada mertuanya.

“Wah padahal Mamah mau mengajak Yuki ke tempat arisan bersama ibu-ibu komplek nanti jam dua!” seru Maryam, Yuki yang melihat mertuanya itu menunjukan wajah lesu dan sedihnya buat dirinya tak enak.

Yuki melirik kearah suaminya dan membisikkan sesuatu sampai Pram mendesah pelan.

“Yaudah Mah Yuki mau kok nemenin Mamah,” ucap Yuki akhirnya, lebih baik dia mengalah dari pada dia mengecewakan mertuanya itu.

“Beneran?” tanya Maryam antusias.

Yuki menganggukan kepala, “Iyah Mah, Yuki mau kok,”

“Tapi keperluan kamu gimana sayang?” tanya Maryam yang kini tak enak.

“Gapapa Mah, lain waktu aja kok.” Senyum Yuki seolah meyakinkan Maryam. Pram yang melihat istrinya itu tersenyum kecil.

“Yaudah kalau begitu Mas berangkat dulu yah,”

Setelah berpamitan Pram langsung mengemudikan mobilnya menuju salah satu perusahannya yang berada di daerah jatinegara.

Sedangkan Yuki juga menunggu mertuanya bersiap-siap karena jam sudah menunjukkan pukul setengah dua lebih, menurut mertuanya itu mereka akan pergi ke rumah ibu RT tuan rumah arisan yang kali ini digelar.

Yuki dan Maryam berjalan kaki menuju rumah ibu RT yang letaknya tidak jauh dengan rumah mereka, hanya memisahkan enam rumah dan berada persis di belokkan.

Memang hanya enam rumah sihh tapi satu rumah di komplek elit ini berukuran sangat luas sekali. Rasanya hari ini dirinya juga sedikit lemas, entah kenapa. Padahal dia sejak pagi hanya membantu mertuanya di dapur dan mengobrol dengan Maryam atau rebahan.

Mungkin efek kemarin habis perjalanan jauh, pikirnya.

“Assalamualaikum,” salam mereka masuk kedalam rumah dan sudah disambut heboh dengan ibu-ibu yang lain.

“Waalaikumusalam,” jawab mereka.

“Wah yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga yah,” sahut ibu-ibu yang bergaya nyentrik pikir Yuki, karena walau sudah keriputan dia tetap menggunakan celana jens dan rambut berwarna merah terang. Tak ketinggalan dengan make up tebal.

“Iya nih jeng, kita semua udah nunggu loh karena tinggal jeng Maryam aja yang belum kumpul dari tadi.” Ucap ibu-ibu yang memakai baju serba kuning, dari baju, rok, bandana, anting, model jaman kapan sih ibu-ibu satu ini.

Mata Yuki lalu melirik penampilan beberapa ibu-ibu lagi hanya bisa tersenyum sopan, namun dalam hati rasanya dia ingin tertawa terbahak-bahak melihat ibu-ibu seperti ini.

“Oh iya maaf banget yah ibu-ibu semuanya, tadi telat karena ada kendala sedikit di rumah,” cengir Maryam.

“Ini menantunya yah jeng Maryam?” tanya ibu RT melihat wanita muda yang berada disebelah Maryam.

“Oh iya, kenalin semua ini Yukina Arum, menantu saya, istrinya Pram,” ucap Maryam bangga mengenalkan menantunya.

“Masya Allah cantik banget, Pram ternyata jago juga yah cari istri,”

Kepala Desa Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang