BAB 9: Yuki minta restu

1.7K 146 5
                                    

"Jika dari sekian banyak jutaan orang hidup di dunia, apa akan sebanding dengan orang yang berguna bagi hidupnya atau sekitarnya. Pasti tidak karena jika tidak ada yang berulah, hidup terasa mulus dan begitu seterusnya. Terkadang manusia butuh adrenalin yang nyata"

_Yukina Arum P_

****
Maaf banget semuanya, aku baru update sekarang🙏
Aku sibuk bgt, krn nyiapin pernikahan teteh dan sekarang alhamdulillah teteh udh nikah, doakan yah semoga pernikahannya samawa:) dn leptopnya eror guys😪 aku g bisa ngetik part ini padahal udh mau publish doang🙏 aku g bisa ngapa-ngapain kalo leptopnya eror😭

Minal aidzin wal faidzin buat semuanya, mohon maaf lahir dan batin yah🙏
Maaf aku baru ngucapinnya sekarang🙏💕

Absen yu kalian dari kota mana aja nih?

Happy Reading

******

Kemarin malam lamaran resmi telah digelar dikediaman Yuki dan untungnya Arumi sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit pas kemarin pagi. Yuki sangat bersyukur keluarga Pak Pram sangat terbuka dan baik dengan Yuki dan keluarganya tentunya.

Beruntungnya Yuki mempunyai calon mertua yang sangat baik dengannya itu, buktinya sekarang calon mertuanya itu sedang berkunjung lagi dirumahnya dan membawa banyak sekali oleh-oleh dari Jakarta untuk keluarganya. Walau semalam pun mereka juga membawa bingkisan yang bisa terbilang banyak, sangat banyak malah.

Dan betapa kagetnya Yuki mendengar cerita dari Ayah Pak Pram, Idris, kalau Ayah Yuki adalah sahabat semasa kuliahnya di Jakarta dulu, katanya Ayah Yuki dulu sering membantunya ketika ia mengalami kesulitan bahkan rela menampungnya di kos-kosannya yang sempit itu untuk tidur.

Dulu Ayah mertuanya bilang, dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan beruntungnya dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya, sedangkan dia masih mempunyai dua orang adik yang baru memasuki SMA dan SMP. Dan untuk membiayai adik-adiknya sekolah dia bekerja sangat keras, karena hanya seorang Ibu yang dia punya dulu sebelum Ayahnya meninggal. Pada saat itu sang Ibu sering sakit-sakitan sehingga tidak bisa bekerja terlalu keras.

Dan pada saat dia sangat kelaparan dan tidur di masjid karena dia sudah tidak sanggup membayar kos-kosannya lagi, bertemulah ia dengan Ayah Yuki yang menampungnya. Begitulah cerita awal persahabatan mereka. Sebuah kebetulan yang seperti dirancang. Fikir Yuki.

"Kamu mau berangkat nduk?" tanya Maryam, Mama Pak Pram yang sedang mengupas buah mangga muda dengan Ibunya di halaman rumah, katanya mereka ingin membuat asaman untuk siang nanti dibawa ke ladang untuk suaminya dan para petani disana.

"Iya Mah, Yuki mau berangkat keburu siang soalnya," jawab Yuki. Lalu menyalami mereka.

"Enggak dijemput Pram?" tanya Maryam lagi. Dan disambut gelengan pelan oleh Yuki diselingi senyum kecil yang terbit di bibir pinknya.

"Pak Pram engga bisa-"

Tin Tin

"Tuh Pram!!!"

Dada Yuki bergetar melihat penampakan calon suaminya.
Yuki geli Ya Allah nyebut sawo matang jadi calon suami.

Kaya ada manis-manisnya gitu.

"Aku enggak telat kan?" tanya Pak Pram berdiri didepan Yuki setelah mengucap salam dan menyalami Mamah dan Arumi.

"Engga ko Pak," jawab Yuki.

Kepala Desa Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang