BAB 20 : Kekesalan Yukina

2.1K 142 23
                                    

“Jangan dadakan begini dong Mas!”
_Yukina Arum P_

Happy Reading

Satu bulan kemudian.

“Mas ini beneran?” tanya Yuki masih dengan aksi terkejutnya karena suaminya itu mengambil cuti dadakan dari pekerjaan sebagai pegawai pemerintahan ketika Yuki tengah libur di tahun ajaran baru yang akan dimulai.

Bagaimana tidak terkejut, tiba-tiba saja Mas Pram mengajaknya ke ibu kota untuk mengurusi bisnisnya yang berada disana sekaligus menemui kedua orangtuanya.

“Ini masih pagi dan Mas bilang kita pergi nanti siang, Yuki belum packing apa-apa Mas. Ditambah Mas ambil cuti empat hari, pasti banyak perlengkapan yang harus Yuki siapin,” oceh Yuki menatap malas kearah sosok yang tengah mencukur brewok yang mulai tumbuh itu agar terlihat bersih.

“Yaudah enggak usah packing apa-apa,” ucapnya gampang lalu mencuci krim pencukur itu.

Yuki yang mendengarnya pun melotot gemas menatap suaminya dari pantulan kaca wastafel yang berada di kamar mandinya sekarang.

“Apa Mas bilang?” Yuki menaikan satu oktaf pita suaranya. Sungguh menghadapi seorang Pram Asyari menjadi sebuah tantangan terbesar bagi seorang Yuki.

“Kamu enggak usah packing apa-apa, perlengkapan Mas masih ada beberapa di rumah Mamah dan untuk perlengkapan kamu nanti kita beli saja, oke,” ucapnya dengan enteng.

Dasar sok kaya, tapi emang kaya sih suaminya itu.

“Bukan masalah itu Mas, aku ini istrimu sekarang kalau orang lain melihat kita pergi ke sana tanpa membawa perlengkapan mu, aku dianggap sebagai istri yang enggak becus mengurusi suami Mas,” keluh Yuki gusar.

Pram yang mendengar hal tersebut memegang pundak Yuki dan satu tangannya lagi memegang pipi Yuki yang semakin menggembul lucu setelah mereka menikah.

“Kamu istriku, kamu sudah melayaniku banyak hal, dari aku bangun tidur sampai aku tertidur juga, baik dalam rumah tangga atau ranjang, jasmani atau rohani, semua itu kamu yang melayani ku,” Yuki yang mendengar kata ambigu yang terlontar buat dirinya gugup dan merona seketika. Aish sungguh mesum suaminya ini.

“Jangan hiraukan perkataan orang, mereka hanya iri kepada kita,” ucap Pram lagi.

“Tapi, hehhh baiklah Yuki akan secepat kilat mempersiapkan perlengkapan kita berdua seperlunya saja dan barang-barang urgent, selebihnya kalau kurang mungkin nanti kita beli saja Mas.”

****

“Kalau capek tidur saja, perjalanan mungkin lebih dari 4-5 jam karena hari ini juga hari minggu, pasti macet.”

Yuki melirik suaminya itu masih dengan perasaan gemas, suruh siapa berangkat dihari minggu disaat matahari sedang terik-teriknya lagi.

Sudah satu jam perjalanan mereka tempuh dan Yuki mulai merasakan kantuk tapi dia juga tidak tega meninggalkan suaminya yang sedang menyetir ini sendirian, tidak ada teman mengobrol, jika suaminya ini mengantuk bagaimana? Yuki tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi.

“Aku bilang tidur Yukina!” seru Pram melihat istrinya itu tengah menahan kantuk.

“Yuki enggak meng—”

“Apa kamu mau mengelak?” tanya Pram yang kini memegang tangan istrinya dengan lembut lalu menciumnya.

Sungguh suaminya itu sering melakukan skinship yang tiba-tiba begini buat hati Yuki rasanya dag-dig-dug ser rasanya.

Kepala Desa Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang