BAB 16: Akhirnya Sah

2.2K 151 16
                                    

"Biarkan aku jatuh, sejatuh-jatuhnya dalam dirimu Yukina, yang dari sebuah ikatan ini kita akan terikat dalam apa pun nanti dan selamanya"
_Pram Asyari_

Happy Reading


"Sah para saksi?"

"SAH!!!"

"Alhamdulillah," semua orang pun mengucap hamdalah setelah ketua desanya yang baru itu mengucapkan ijab qabul dengan satu tarikan nafas dengan lantang dan tegas.

Yuki yang berada dalam kamarnya pun menitikkan air mata dengan menangkupkan tangan seraya mengucap hamdalah ketika Pak Pram yang sudah resmi menjadi suaminya itu telah menghalalkannya. Tidak, ia tidak boleh menangis karena akan merusak make upnya yang sudah ia perjuangkan setelah sholat subuh tadi.

"Selamat Yuki, lo udah menjadi seorang istri dari Pram Asyari," ucap Caca dengan berlinang air mata haru.

"Huah sahabat gue nikah sekarang," ucap Puteri heboh buat Yuki yang semula sedih malah kini jengah dengan kehebohan oleh sahabatnya itu yang langsung memeluknya.

"Lo cepat nyusul oke." Ujar Yuki seraya membalas pelukannya.

"Gue aja belum ada calon, jangankan calon pacar aja gue gak punya," jawab Putri seraya memukul pundak Yuki.

"Yaudah gue doain lo dan Yusuf, adik gue berjodoh. Gue setuju benget deh lo jadi adik ipar hahaha ..." tawa Yuki dan Caca berbarengan.

Sebelum membalas guyonan Yuki, pintu kamar pun terbuka dan masuklah Arumi dengan kebaya muslimah yang dipakainya dengan cantik lalu menatap anaknya yang kini sudah bukan hak penuh miliknya lagi, melainkan haknya sudah dimiliki juga oleh pria lain yang notabene menjadi suaminya.

Sungguh cantik dan anggunnya Yuki memakai kebaya putih dengan rambut yang disanggul rapih dengan hiasan dan bunga melati yang menjuntai indahnya.
Anaknya kini sudah menjadi seorang istri.

"Yuki," panggil Arumi pelan dengan senyuman bahagia nan sendu.

"Ayok, suamimu menunggu!" seru Arumi dan menuntun Yuki ketengah acara.

Akad dilaksanakan dihalaman rumah Yuki yang lumayan besar, dengan banyaknya hiasan bunga-bunga yang berwarna pink dan putih. Yusuf yang melihat rumahnya dengan banyaknya bunga sedari malam berfikir rumahnya itu bisa-bisa menjadi taman bunga dadakan atau bahkan dia nanti bisa beralih profesi menjadi penjual bunga, lumayan juga pikirnya.

"Silahkan untuk kedua pasangan saling bertukar cincin terlebih dahulu dilanjutkan sang istri mencium tangan suaminya sebagai tanda taat dan kehormatan kepada sang sang suami, dan kepada suami dilanjut untuk mencium kening istrinya, sebagai tanda bahwa kasih sayang yang tulus akan diberikan sepenuhnya oleh suami ," ujar sang moderator ketika Yuki dan Pak Pram sudah duduk bersama di meja pelaminan.

Pak Pram rasanya tidak bisa berpaling wajah dari wajah Yuki yang menurutnya sangat cantik dan anggun itu, sedangkan Yuki tidak berani menatap sang suami saat ini, entahlah rasanya Yuki tidak kuat ditambah jantungnya yang berdetak serandom-randomnya ditambah tangannya yang sudah dingin.

"Tangan mu Yukina," ujar Pak Pram lirih dengan lembutnya.

Yuki pun memberikan tangannya untuk dipasangkan cincin oleh Pak Pram dengan gugup dan menoleh kearah suaminya ini yang tengah menatapnya intens.

"Ya Allah gantengnya suami Yuki!"seru Yuki lirih namun masih bisa di dengar oleh telinga Pram karena jarak mereka cukup dekat.

Pram yang mendengarnya pun tersenyum lembut.

Setelah jari manis Yuki dan Pram sudah terisi oleh cincin yang menjadi simbol sebuah pernikahan yang saling terhubung itu, Yuki pun mencium tangan suaminya untuk pertama kali dalam hidupnya dan Pak Pram pun menaruh tangannya diatas kepala Yuki seraya berdoa.

Kepala Desa Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang