Assalamualaikum wr wb hai gue kembali lagi tapi versi yang berbeda.
Gue nulis ini karena bahagia sih gak tau deh
Pokoknya baca aja deh
Selamat membaca .
—————————-
Gadis yang sedang menatap senja di pantai, tatapannya yang mengundang makna menatap lama senja yang sedari dia tatap. gadis yang masih berdiri merentangkan tangannya di pinggir laut. pandangannya terhadap senja terhenti dan beralih mengambil ponselnya, ia melihat jam berapa tertera disana, ternaya sudah jam setengah enam sore.
Gadis itu buru buru dan menaiki sepedanya Untuk kembali kerumahnya. lalu ia menggoes sepedanya masih menatap matahari yang akan terbenam di ujung pantai.
Dan kemudian pandangannya menatap pagar rumhanya lalu memasukkan sepedanya memasuki pekarangan rumah yang besar dan menaruh sepedanya di gudang yang tak terpakai.
"MANA ANAK ITU!!"
Gadis yang dipanggil tiba tiba bernama Evelyn atau nama lengkapnya Evelyn Gracia Anatasya, gadis sederhana yang tinggal di rumah bak istana di kawasan elit. Evelyn itu ibaratkan senja adalah hal ketenangannya dan makanan manis adalah kesukaannya.
Gadis yang sering tersenyum jika ada luka yang ia dapatkan, gadis manis dan sabar jika ada yang membencinya. Dia tidak melawan balik atau dia tidak bisa apa apa karena beasiswa yang dia dapatkan.
Evelyn melangkah segera dan buru buru menutup pintu lalu berlari memasuki rumahnya, tangannya yang sudah membuka pintu bercorak warna putih itu dengan cepat tapi...
"Plak!!"
Bunyi tamparan terdengar nyaring dikediaman keluarga Adams atau keluarga dari Evelyn. Mama Maia menampar pipi Evelyn yang tercetak jelas di pipi kanannya.
Papanya bernama Adams sudah menikah lagi dengan wanita janda anak satu bernama Maia Natalie dan Anaknya bernama Anya Natalie Adams atau saudara tiri Evelyn gracia Anatasya.
"Ma- aku kenapa Ma?" Evelyn yang kaget dan menoleh ke arah mama tirinya.
"APA YANG KAMU PERBUAT KEPADA ANAKKU HAH!!"Mama Maia berteriak dan menampar lagi pipi kiri Evelyn sampai sampai pipinya memerah keduanya.
"Ma- aku gak tau salah aku apa Ma." Evelyn memegang pipi nya yang terkena tamparan mamanya, bibirnya bergetar dan netranya yang sudah berkaca kaca. Ia lalu menatap mamanya kembali tamparan dari mamanya itu tidak main main.
"SINI KAMU!!" Maia menarik paksa tangan Evelyn sampai terseok seok lalu naik ke lantai dua untuk pergi ke kamar Anaknya yang bernama Anya.
Maia membuka pintu Anya lalu melihat Anya menangis sesegukan, ia lalu menarik tangan evelyn secara paksa dan mendorong evelyn sampai ia terbentur sudut lemari rias punya anaknya.
DUGH
Evelyn meringis kecil dan memegang dahinya yang mengeluarkan darah, ia kemudian bangkit berdiri dan memegang ujung meja rias anya agar evelyn tak terjatuh. Sungguh kepalanya sakit terbentur sudut meja lancip apalagi kepalanya yang sudah mengeluarkan darah sedikit. dan kemudian evelyn mendongak menatap takut Mama tirinya.
Pandangan Evelyn beralih menatap Anya yang menangis sesegukan diatas ranjangnya. Air matanya yang sudah luruh begitu saja, ia tak tahu salah apa dirinya sampai-sampai mamanya menuduhnya seperti itu.
Anya bangkit dan berjalan memeluk mamanya ,"Hiks -hiks.. Ma, Evelyn masih dekat Ama Devano Ma.." Lirihnya Yang masih sesegukan.
"LIHAT KAN!!, KAMU LUKAIN ANAK SAYA! ANAK SAYA SUKA SAMA DEVANO!!!" Maia mendekat ke arah Evelyn, dan kemudian menunjuk muka Evelyn.
"Tapi Ma—"
"DAN KAMU! CUMAN BEBAN BUAT DEVANO!!" Potong Maia dengan geramnya dan menunjuk muka Evelyn.
Evelyn menatap Mama tirinya takut lalu beralih menatap Anya yang sudah tersenyum puas kearahnya.
"Ma- tapi aku sama devano udah tunangan—" Lirihnya dan mendongak menatap mamanya dengan perasaan terluka, apakah Evelyn tak pantas buat devano. bibirnya kelu tak sanggup berkata kata. lalu menangis sesegukan menatap Mama tirinya.
Maia yang marah lalu membenturkan kepala Evelyn berkali kali di dinding kamar Anya sampai sampai dahinya terdapat memar kebiruan dan ada darah yang mengalir.
"JANGAN DEKAT SAMA DEVANO LAGI!!" Ia menendang kaki Evelyn dan berlalu meninggalkan Evelyn yang merintih kesakitan.
Evelyn menatap Anya yang tersenyum smirk Kearahnya. Anya mendekat ke arah evelyn dan berbisik, "Makanya jangan macam macam sama gue."
Anya menghapus Air mata palsunya . Lalu ia menarik kuat rambut evelyn. "Pergi dari kamar gue," Usirnya.
Lalu menghempaskan kepala Evelyn dan mengibaskan tangannya karena Evelyn Adalah Virus yang harus disingkirkan.
"Sshhh—"
Evelyn merintih kesakitan, ia berusaha berdiri tapi kakinya sangat sakit. Lalu kemudian ia berusaha jalan keluar dari kamar Anya dan turun tangga kamarnya terdapat disamping gudang. Evelyn berjalan pelan agar kakinya tak menimbulkan Sakit begitu parah.
Evelyn berjalan dengan terseok seok dan menuju kamarnya, kamar kecil dengan kasur dan bantal. Ia duduk diranjang dan mengambil kotak obat yang dia taruh untuk berjaga jaga.
Evelyn mengambil kapas dan cairan untuk mengobati luka di dahinya.
"Sshhhh—"
ia merintih kecil bibirnya bergetar menahan sakit pada dahinya. Lalu mengusap darah di dahinya dengan kapas. Ia tidak memperban karena dapat menimbulkan kekacauan jika papanya melihatnya.
Selanjutnya ia berjalan ke kamar mandi kecil dan mengganti pakaiannya dengan baju piyamanya yang sudah kecil dan masih ia simpan. Tubuhnya yang mungil sehingga baju piyama itu masih pas di badannya.
Evelyn berjalan keluar dan menyimpan kembali kotak obat ke lemarinya, lalu berbaring diranjangnya bersiap untuk tidur karena besok ia harus pergi ke sekolah.
Ia menutup matanya, kekehan miris dan air mata jatuh tiba tiba ia masih mengingat siksaan yang ia alami beberapa tahun ia hidup dikeluarga ini.
"Hhiks.. Ia menangis Lalu tertawa Miris mengingat perlakuan keluarganya.
"Salah evelyn apa sama kalian," lirihnya kecil.
Evelyn tertidur sambil menangis, jam sudah menunjukkan jam enam pas.
Setelah mendapatkan siksaan semalam, ia menatap alarmnya, Kemudian ia terbangun saat mendengar bunyi Alarm yang terpasang di handphonenya.
Pipinya memar dibagian kiri dan kanannya tercetak jelas, ia sedikit meringis kala merasakan sakit di pipi dan dahinya.
"Sshh...."
"sakit lagi lagi Mama siksa Eve," Gumamnya lirih, setelah itu ia beranjak dari tempat tidurnya untuk mandi.
Jam sekarang menunjukkan pukul 06.40 Sekarang ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dengan menggunakan cardigan creame kesayangannya.
Saat sedang menuruni anak tangga dia mendengar tawaan bahagia di bawah, Mama, papa dan juga saudara tirinya yang terlihat bahagia. Oh iya papanya udah pulang semalam habis dari meeting di luar kota.
"Eve juga mau menjadi bagian dari kalian," Kekehan miris Evelyn.
"Kill?" Sambungnya sangat pelan, lalu kembali tersenyum manis
——————-
Itu aja dulu ya guys kepala gue rasanya mau pecah liat kelakuan mereka .
Gue pertama kali bikin cerita yang kek gini .
Semoga aja kalian suka ya :)Jangan lupa vote , Like , comment and follow gue dan temen gue kalo kalian mau .
Jasa banting keluarganya disini
Next spam kalo kalian mau.
Sampai jumpa di part berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA YA) angst berkedok dark. Evelyn Gracia Anatasya Bercerita tentang gadis berhati baik dan dibully oleh orang orang tapi sejujurnya dia adalah gadis yang pandai memanipulasi keadaan atau manipulatif. Gadis yang sangat menyukai...